Habibie Nekat Copot Prabowo, Bagaimana Kondisi di Istana dan  Ini yang Diucapkan Mantan Menantu Soeharto Apa Itu?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Dlantiknya Prof BJ Habiebie menjadi presiden ketiga Indonesia pasca mundurnya penguasa Oerde Baru (Orba) Soeharto , 21 Mei 1998. Peristiwa ini menandai peralihan kekuasaan yang damai dan menjanjikan di negara ini. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi awal-awal kepemimpinan Habiebie sebagai presiden dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia termasuk peristiwa lainnya seperti pemberhentian  Letjen Prabowo sebagai panglima Kostrad .

Dalam pidato pelantikannya, Habiebie menekankan komitmen kuatnya untuk membawa perubahan positif di Indonesia. Ia berjanji akan fokus pada pemberantasan korupsi, pemulihan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, dan pembangunan infrastruktur yang inklusif. Janji-janji ini mencerminkan aspirasi rakyat Indonesia yang telah lama menginginkan pemimpin yang jujur, berintegritas, dan mampu mengatasi tantangan yang dihadapi negara.

Satu dari langkah pertama yang diambil oleh Presiden Habiebie adalah membentuk kabinet yang kompeten dan beragam. Ia memilih para profesional yang memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang mereka masing-masing. Kabinet ini mencerminkan semangat inklusivitas dan merangkul berbagai latar belakang sosial, budaya, dan politik. Dengan demikian, pemerintahannya menggambarkan keinginannya untuk membangun persatuan dan menjaga harmoni di antara beragam komunitas di Indonesia.

Salah satu fokus utama Habiebie dalam awal-awal kepemimpinannya adalah pemberantasan korupsi. Ia memperkenalkan kebijakan yang ketat untuk memerangi praktik korupsi yang merajalela di berbagai sektor pemerintahan. Melalui langkah-langkah ini, Presiden Habiebie bertujuan untuk membangun tata kelola yang bersih, transparan, dan akuntabel di dalam lembaga-lembaga pemerintah. Langkah-langkah ini tidak hanya berdampak pada tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah, tetapi juga memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas internasional.

Dalam upaya pemulihan ekonomi, Habiebie menerapkan kebijakan yang berfokus pada pengembangan sektor-sektor strategis. Ia mendorong pertumbuhan industri manufaktur, teknologi, dan pariwisata. Investasi dalam infrastruktur juga menjadi prioritasnya, dengan pembangunan jaringan transportasi yang modern dan efisien. Dalam hal ini, Habiebie berusaha membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 

Selain itu, Presiden Habiebie juga memberikan perhatian besar terhadap sektor pendidikan. Ia menyadari bahwa pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk menciptakan generasi yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Habiebie mengalokasikan dana yang lebih besar untuk pendidikan dan meningkatkan akses pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.

Selama awal-awal kepemimpinannya, Habiebie juga berusaha menjalin kerjasama yang erat dengan negara-negara lain. Ia mengedepankan diplomasi yang aktif dan berperan dalam berbagai forum internasional. Melalui kolaborasi ini, Indonesia mampu memperluas pasar ekspor, menarik investasi asing, dan mendapatkan dukungan dalam berbagai isu global seperti perubahan iklim dan perdamaian dunia. Presiden Habiebie memperjuangkan posisi Indonesia sebagai negara yang berpengaruh dan berperan dalam mengatasi tantangan global.

Namun, seperti setiap kepemimpinan, tantangan dan kritik tidak dapat dihindari. Presiden Habiebie dihadapkan pada tantangan yang kompleks, seperti menangani kemiskinan, kesenjangan sosial, dan isu-isu keamanan. Selain itu, implementasi kebijakan yang ambisius juga memerlukan waktu dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak. Habiebie terus berupaya menjalin dialog dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

Meskipun masih terlalu dini untuk menilai sepenuhnya dampak kepemimpinan Habiebie, namun langkah-langkah awal yang diambilnya menunjukkan komitmen dan niat yang kuat untuk membawa perubahan positif di Indonesia. Harapannya adalah bahwa Habiebie dan pemerintahannya dapat melanjutkan perjalanan ini dengan kesabaran, kebijaksanaan, dan integritas yang tinggi. Dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia dapat menghadapi masa depan dengan percaya diri dan mewujudkan potensi yang luar biasa sebagai negara yang maju dan sejahtera.

Istana Mencekam

Dikutip dari intisarionline.com, seperti diketahui pada tanggal 23 Mei 1998, Presiden BJ Habibie mengambil keputusan yang mengejutkan banyak pihak.

Ia mencopot Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Pencopotan itu terjadi hanya satu hari setelah Habibie dilantik menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mundur akibat tekanan reformasi.

Apa alasan Habibie mencopot Prabowo? Bagaimana reaksi Prabowo dan apa dampaknya bagi karier militernya?

Artikel ini akan mengulas kisah di balik peristiwa yang terjadi seperempat abad silam itu berdasarkan sumber-sumber kredibel.

Latar Belakang

Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan presiden setelah menghadapi tekanan besar dari gerakan reformasi yang dipimpin oleh mahasiswa dan rakyat.

 

Sesuai dengan konstitusi, Wakil Presiden BJ Habibie kemudian dilantik menjadi Presiden RI ke-3 tanpa Sidang Umum MPR dan tanpa ucapan selamat dari Soeharto.

Salah satu tantangan terberat yang dihadapi oleh Habibie adalah membentuk kabinet baru, termasuk menentukan jabatan Menhankam/Panglima ABRI (Pangab).

Habibie memutuskan untuk mempertahankan Jenderal Wiranto sebagai Menhankam/Pangab dalam Kabinet Reformasi Pembangunan.

Pencopotan Prabowo

Jabatan Prabowo sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dicopot pada 23 Mei 1998.

Pencopotan itu persis satu hari setelah Habibie dilantik menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Habibie sendiri mengaku sebenarnya dirinya menyimpan kekhawatiran terkait keputusan besarnya tersebut.

"Bagaimana sikap dan tanggapan Pak Harto mengenai kebijakan saya menghentikan Prabowo dari jabatannya sebagai Pangkostrad? Apakah Beliau tersinggung dan menugaskan menantunya untuk bertemu saya," tulis Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006), seperti dilansir dari kompas.com.

Namun, ternyata Prabowo sudah keburu tahu dirinya dicopot ketika bersama Fanny Habibie, adik kandung Habibie, di Kantor Otorita Batam, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur.

Prabowo kemudian menghadap Habibie di Istana Merdeka untuk mempertanyakan pencopotan dirinya dari jabatan Pangkostrad.

Sebuah kabar yang tak kalah membuat Habibie khawatir karena dirinya takut Prabowo nekat membawa senjata saat bertemu dengan dirinya.

"Tentunya itu berlaku untuk Panglima Kostrad. Namun bagaimana halnya dengan menantu Pak Harto? Apakah Prabowo juga akan diperiksa? Apakah pengawal itu berani?" tulis Habibie dalam bukunya tersebut.

Pergerakan Pasukan Menuju Istana?

Percakapan antara Habibie dengan Prabowo itu dilakukan dalam bahasa Inggris seperti kebiasaan mereka ketika bertemu.

Prabowo menyatakan bahwa pencopotannya adalah suatu penghinaan bagi keluarga dan mertua Soeharto.

"Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto. Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," demikian ucapan Prabowo, seperti yang dipaparkan Habibie.

Habibie menjawab bahwa Prabowo tidak dipecat, tetapi jabatannya diganti karena ada laporan dari Wiranto tentang adanya gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka.

Prabowo mengaku bahwa dia bermaksud untuk mengamankan presiden.

Namun, Habibie menegaskan bahwa itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas Prabowo.

 

Percakapan itu berlangsung memanas sampai Prabowo mengejek Habibie sebagai presiden yang naif.

Habibie balik menyatakan bahwa dia adalah presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan.

"Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo saat itu.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang memprihatinkan," balas Habibie

Akhir Karier Militer Prabowo

Setelah dicopot dari jabatan Panglima Kostrad, Prabowo dikirim ke Bandung menjadi Komandan Sesko ABRI.

Tak lama kemudian Dewan Kehormatan Perwira dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Sekp/533/P/VII/1998 tanggal 14 Juli 1998.

Dewan Kehormatan Perwira bersidang pada tanggal 10, 12, dan 18 Agustus 1998 dengan terperiksa Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto sebagai Danjen Kopassus. Dewan Kehormatan Perwira pada akhirnya mengeluarkan surat keputusan Nomor KEP/03/VIII/1998/DKP.

Surat keputusan itu menyatakan bahwa Prabowo telah melanggar sumpah prajurit dan kode etik prajurit serta melakukan pelanggaran disiplin militer berat.

 

Oleh karena itu, Prabowo diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas aktif TNI AD dan diberi kesempatan untuk pensiun dini. Demikian artikel yang saya buat. Semoga bermanfaat.***