Penasaran Mengapa Selama Hidup Jantung Tidak Pernah Berhenti Berdetak? Ternyata Serangga Juga Alami Dampak Buruk dari Polusi Udara Lho

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Jantung adalah organ yang memainkan peran vital dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Setiap detiknya, jantung kita berdetak dengan ritme yang teratur, seperti sebuah mesin yang selalu siap beroperasi. Tapi, mengapa jantung berdetak? Apa yang memicu detak jantung ini? Mari kita telusuri lebih dalam untuk memahami fenomena menakjubkan ini.

Anatomi Jantung dan Fungsinya

Sebelum membahas mengapa jantung berdetak, mari kita mengenal sedikit tentang struktur dan fungsi jantung. Jantung adalah organ otot berongga yang terletak di rongga dada, tepatnya di dalam mediastinum. Organ ini terdiri dari empat ruangan utama: dua atrium di bagian atas dan dua ventrikel di bagian bawah. Atrium menerima darah dari tubuh dan paru-paru, sedangkan ventrikel memompa darah keluar dari jantung.

Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh, membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel, serta mengangkut produk limbah metabolik. Dengan kata lain, jantung adalah pompa kehidupan yang menjaga suplai darah mengalir dengan lancar ke semua bagian tubuh.

Sistem Listrik Jantung

Detak jantung yang teratur dan sinkron didukung oleh sistem listrik jantung internal. Inilah yang memungkinkan jantung kita berdetak secara terkoordinasi tanpa memerlukan sinyal dari otak. Sistem ini terdiri dari beberapa struktur penting, termasuk nodus sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikular (AV).

Nodus Sinoatrial (SA): Juga dikenal sebagai "pacemaker alami" jantung, SA nodus terletak di atrium kanan. Nodus ini menghasilkan impuls listrik pertama yang memicu kontraksi jantung. Ini mengatur detak jantung dasar dan menentukan ritme umum jantung.

Nodus Atrioventrikular (AV): Terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, nodus ini memperlambat impuls listrik dari SA nodus sebelum meneruskannya ke ventrikel. Ini memberi waktu kepada atrium untuk memompa darah ke ventrikel sebelum kontraksi ventrikel dimulai.

Mekanisme Detak Jantung

Detak jantung yang teratur berasal dari interaksi kompleks antara kedua nodus tersebut. Inilah mekanisme dasar detak jantung:

    SA nodus menghasilkan impuls listrik awal.

Impuls ini menyebar melalui serabut otot atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan mendorong darah ke ventrikel.

 Impuls mencapai AV nodus, yang memperlambatnya sejenak.

Setelah penundaan singkat di AV nodus, impuls berlanjut ke serat-serat khusus yang membentang di seluruh ventrikel.

Ini menghasilkan kontraksi ventrikel yang kuat, memaksa darah dikeluarkan dari jantung ke arteri utama, yakni aorta di ventrikel kiri dan arteri pulmonalis di ventrikel kanan.

Jantung yang berdetak dengan ritme yang teratur adalah hasil dari kerja yang cermat dan terkoordinasi dari sistem listrik internal. Detak jantung ini memastikan bahwa oksigen dan nutrisi terdistribusi dengan baik ke seluruh tubuh, serta memungkinkan sirkulasi darah yang efisien. Dengan memahami mekanisme detak jantung, kita bisa lebih menghargai keajaiban organ ini yang menjaga kita tetap hidup setiap saat.

Tidak Ada Istirahat

Saat merasa lelah, entah karena pekerjaan atau kegiatan lainnya, kita biasanya akan mengistirahatkan tubuh dengan tidur atau bersantai sejenak. Tapi pernahkah terpikirkan soal organ di tubuh, salah satunya jantung. Bagian tubuh ini tidak pernah berhenti bekerja setiap hari setiap tahun selama kita hidup tanpa perlu istirahat. 

Bayangkan saja jika jantung berhenti karena lelah, seseorang artinya akan meninggal. Jadi mengapa jantung tidak pernah lelah? Berbagai otot tubuh Mengutip Science ABC dilansir kompas.com, Jumat (18/8/2023) ada tiga jenis otot dalam tubuh, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung.

 Otot rangka adalah otot yang digunakan saat berolahraga. Mereka terhubung ke tulang dan ligamen dan membantu dalam gerakan. Otot ini terdiri dari 30 persen sampai 40 persen dari total massa tubuh seseorang.

Otot polos hadir di organ berongga kita, seperti usus, pembuluh darah, dan saluran kemih. Terakhir, otot jantung adalah otot jantung. Jaringan otot jantung juga dikenal sebagai miokardium. Saat otot rangka lelah, seseorang bisa merasakan sakitnya. 

Sementara otot polos juga tidak harus berkontraksi dan rileks sepanjang waktu. Namun berbeda dengan otot jantung, mereka melakukan pekerjaan berat dengan terus mendorong darah ke segala penjuru tubuh. Istimewanya otot jantung Jadi ada beberapa alasan mengapa jantung tidak pernah lelah. 

Berikut beberapa di antaranya. 

  1. Daya tahan yang lebih tinggi Otot jantung memiliki kapasitas daya tahan yang lebih tinggi daripada otot rangka. Kelelahan untuk otot adalah saat otot tidak dapat menghasilkan energi yang cukup untuk mempertahankan gerakannya. Ini bisa terjadi karena tidak ada cukup oksigen atau jika simpanan gula rendah. Tidak seperti otot rangka, otot jantung memiliki suplai darah yang sangat baik, yang membuat oksigen tetap masuk, bahkan selama periode aktivitas yang intens. Otot jantung juga lebih baik dalam menghasilkan energi daripada otot rangka. 

Mitokondria yang merupakan bagian sel yang menghasilkan energi, menyusun 35% volume sel otot jantung. Sedangkan mitokondria pada otot rangka, sebaliknya, menempati sekitar 3-8% dari volume otot rangka. Konsentrasi mitokondria yang tinggi ini membantu mencegah penumpukan produk limbah yang menyebabkan kelelahan, contohnya seperti asam laktat.

  1. Punya listrik sendiri

 Faktor lain yang berkontribusi pada kemampuan jantung untuk tetap bekerja tanpa lelah adalah sistem kontraksi bawaannya. Jantung memiliki jaringan sel khusus yang disebut sel alat pacu jantung yang bertanggung jawab untuk menghasilkan impuls listrik yang mengatur irama jantung. Jika satu kelompok sel alat pacu jantung menjadi lelah atau rusak, kelompok lain dapat mengambil alih dan menjaga agar jantung tetap berdetak dengan lancar. 

  1. Modulator utama 

Jantung juga mampu beradaptasi dan menyesuaikan fungsinya untuk memenuhi tuntutan perubahan perilaku dan lingkungan kita. Misalnya saat berolahraga, jantung berdetak lebih cepat dan memompa lebih banyak darah untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi ke otot. Permintaan yang meningkat ini memicu serangkaian respons fisiologis, termasuk pelepasan hormon seperti adrenalin dan noradrenalin. Ini membantu dalam meningkatkan detak jantung dan kontraktilitas.

Selain itu, jantung dapat mengalami perubahan struktural sebagai respons terhadap perubahan permintaan jangka panjang. Misalnya, olahraga teratur dapat menyebabkan jantung bertambah besar dan kuat. Hal ini memungkinkan jantung untuk memompa lebih banyak darah pada setiap detaknya. 

Adaptasi ini dikenal sebagai hipertrofi jantung, dan merupakan respons normal terhadap peningkatan aktivitas fisik. Bukan organ yang tak terkalahkan Penting untuk dicatat bahwa jantung sangat tangguh, bukan berarti tidak terkalahkan. Faktor-faktor seperti pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan stres kronis semuanya dapat berdampak buruk pada jantung seiring waktu. 

Faktor-faktor ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kardiovaskular lainnya. Sehingga meskipun jantung dapat berfungsi tanpa istirahat selama bertahun-tahun, tetap penting untuk merawatnya dengan baik. 

Dengan melakukan hal tersebut, kita dapat membantu memastikan jantung terus bekerja secara optimal seumur hidup. 

Alami Dampak Buruk dari Polusi Udara

Ternyata polusi udara tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan manusia, tapi juga spesies kecil seperti serangga. Bahkan sejulam spesies dikabarkan menjadi susah kawin. Apa sebabnya? 

Dalam laporan Yahoo News, yang dilansir okezone.com Selasa (22/8/2023), serangga pada umumnya menemukan pasangan sangat bergantung pada feromon yang mana adalah bahan kimia yang memungkinkan jantan dan betina menemukan pasangan.

Feromon sangat khas pada lalat, karena ketika ozon meningkat di udara akibat dipengaruhi oleh polusi, feromon akan terganggu dan terdegradasi. Dengan kata lain, lalat jadi susah menemukan pasangan dan kawin. 

Penelitian dilakukan untuk membuktikan teori tersebut. Dikerjakan oleh ilmuwan di Institut Max Planck untuk Ekologi Kimia di Jerman, peneliti menemukan kaitan antara polusi udara dengan feromon lalat.

Para peneliti mengembangkan percobaan membuat area yang memiliki ozon serupa dengan wilayah yang udaranya tercemar. Lalu, mereka menempatkan sejumlah lalat di sana.

 

Hasilnya, lalat betina tidak tertarik dengan lalat jantan. Padahal, secara alamiah feromon dikeluarkan lalat jantan untuk menarik lalat betina sekaligus mengusir lalat jantan lainnya. 

Anehnya, karena lalat jantan susah menarik perhatian lalat betina, lalat jantan malah menarik perhatian lalat jantan lainnya, karena gak bisa membedakan mana lalat jantan dan betina.

"Kami dapat menjelaskan bahwa lalat pejantan mulai merayu satu sama lain setelah terkena paparan ozon dalam waktu singkat, karena mereka jelas tidak bisa membedakan lalat jantan dengan betina akibat polusi udara," kata peneliti, Nanji Jiang dan Markus Knaden, dikutip Selasa (22/8/2023).

Informasi ini sangat baru bagi dunia sains. Karena itu, diperlukan penelitian lanjutan. "Kami belum pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Oleh karena itu, kami pun bingung dengan perilaku lalat jantan yang terpapar polusi udara ini," lanjut peneliti.

Kata peneliti, feromon berperan bukan hanya untuk mencari pasangan, tapi mengidentifikasi anggota spesies yang sama dan komunitasnya. Pada lebah dan semut misalnya, feromon berfungsi untuk menyatukan mereka.

Dengan kata lain, dari kasus lalat di atas ini menjadi contoh perlunya perhatian penting peneliti lain bahwa ada risiko kekacauan di antara serangga jika polusi udara tidak ditangani dengan tepat.

"Akan sangat kacau jika semut, lebah, dan tawon gak saling kenal kelompoknya dan mereka bingung di mana mereka harus tinggal," tambah laporan penelitian itu.

Efeknya tidak sampai di situ, pada lebah dan kupu-kupu feromon dipakai untuk reproduksi dan populasi. Dua hewan ini juga dikenal sebagai penyerbuk ulung bagi tanaman. 

"Ketika kadar feromon turun, artinya 80% tanaman kehilangan ekosistem penyerbukan yang dilakukan kupu-kupu dan lebah," tambah laporannya.

Jadi, polusi udara gak hanya memengaruhi manusia tapi serangga juga terdampak. Harus ada upaya pencegahan segera untuk menghentikan risiko buruk ini.***