Gara-gara Hati Dongkol pada Ibu dan Lupa Berdoa Maka Ini Akibatnya, Apa Itu?

(Dok: Sibhe)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Pagi itu seperti biasa, Sasa (nama samaran) hendak berangkat bekerja. Sebelum berangkat, Sasa sempat diminta Ibunya untuk membelikan sayuran di warung Mbak Har (nama samaran).

Namun, Sasa menolaknya dengan alasan terburu-buru berangkat kerja, “Bu, aku ini mau berangkat kerja, nanti telat! Ibu sendiri saja yang beli!” ujar Sasa dengan jawaban yang ketus.

Di perjalanan perasaan dongkol itu masih ada hingga sampai di kantor. Pekerjaan yang ia tangani menjadi sedikit terganggu dengan adanya perasaan itu.

Tepat pukul 21.00 Sasa pulang dari kantor mengendari motornya. Perjalanan Sasa dari kantor, terasa sedikit mencekam jika itu dilakukan malam hari. Apalagi jika sudah melewati bulak sawah itu.

Tidak ada satu pun rumah warga dan kendaraan yang berlalu lalang. Hanya padang sawah dan pohon-pohon tinggi yang menyeringai dengan ranting-rantingnya yang tidak ditumbuhi daun seakan terlihat seperti tangan yang melambai dan menyeramkan.

 

Tiba-tiba di tengah perjalanan, ada tangan besar hitam berbulu yang menutup mata Sasa.

Terdengar suara, “Grrrrrr tebak siapa aku…” suara auman beserta permintaan.

Sasa yang begitu ketakutan dan tak bisa melihat ke depan pun langsung tertabrak pohon.

Sasa pun jatuh pingsan dan ditemukan oleh warga sekitar yang kebetulan lewat di pagi hari.

Setelah bangun, Sasa pun kembali ke rumah dan menceritakan kepada Ibunya kenapa ia pulang di keesokan harinya.

Sasa pun mulai teringat kesalahannya kepada Ibunya yang sudah menolak permintaannya, dan dijawab dengan ketus.

Sasa pun lupa untuk memanjatkan doa sewaktu berangkat dan pulang dari kantor.

Dari kejadian itu, Sasa mendapatkan pelajaran yang berharga, bahwa jika pergi kemana-mana harus dengan hati yang riang gembira dan berpikiran positif. (Seperti dikisahkan Rahmaditya Khadifa Abdul Rozzaq Wijaya di Koran Merapi) *