JAKARTA (SURYA24.COM) - Seorang pilot remaja yang menerbangkan pesawat bermesin tunggal dilaporkan melakukan pendaratan darurat di dekat jalan tol dua jalur di Hutan Nasional San Bernardino di California, Amerika Serikat, pada hari Senin (2/1).

Remaja itu membawa beberapa anggota keluarga dalam pesawat tersebut. Beruntung seluruh penumpang dalam pesawat itu selamat meski terjadi ketegangan selama pendaratan.

"Kami melewati celah dan saya mendengar ledakan dan kemudian saya kehilangan semua tenaga mesin saya," kata pilot berusia 18 tahun, Brock Peters, kepada afiliasi CNN, KCBS/KCAL dalam sebuah wawancara.

Peters mendaratkan pesawat di area depan jalan di Cajon Pass, California. Terdapat empat orang dalam pesawat itu, termasuk sang pilot remaja.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan kepada CNN, sebuah Piper PA-28 dengan empat orang di dalamnya mendarat sesaat sebelum pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Senin di Cajon Boulevard.

Menurut laporan KCBS/KCAL, Peters menerbangkan pesawat itu dengan mengangkut nenek dan dua sepupunya dari Bandara Apple Valley ke Bandara Riverside. Ternyata terjadi kerusakan mesin pesawat karena medan yang sulit.

Peters sendiri tidak dapat memberi tahu menara bandara terdekat terkait kondisi pesawatnya yang rusak. Namun, dia berhasil mendaratkan pesawat kecil itu dengan mesin yang rusak.

"Saya bisa mendengar nenek saya menangis di belakang," kata Peters kepada KCBS/KCAL.

"Saya seperti, 'Saya harus mengabaikannya, fokus pada apa yang perlu saya lakukan dan menurunkan pesawat ini dengan aman dan memastikan semua orang baik-baik saja'," ucapnya.

Dia mendaratkan pesawat dengan selamat dan tidak ada yang terluka dalam insiden itu, termasuk sang nenek. Kendati demikian, FAA akan menyelidiki kejadian ini.

Meski baru mengalami insiden pendaratan darurat di dekat jalan tol, Peters, yang memperoleh lisensi pilotnya empat bulan lalu, mengaku tidak kapok mengendarai pesawat.

Kepada KCBS/KCAL dia mengatakan bahwa ada rencana kembali ke kokpit minggu depan. Tapi, barangkali sang nenek bakal berpikir dua kali untuk kembali naik pesawat yang dikendalikan cucunya tersebut.***