Tenggelamnya Kota Besar Dunia Terbukti Ilmiah dan Termuat di Alquran

(Foto: PBS)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Peningkatan permukaan air laut akibat krisis iklim kini menjadi ancaman terbesar yang dihadapi umat manusia. Tidak hanya berhasil dibuktikan secara ilmiah, rupanya bencana tersebut juga sudah diprediksi oleh kitab suci Alquran.

Diolah dari YouTube Islam Populer, Kamis (1/12/2022), selain hadir sebagai pedoman umat manusia, Alquran juga memuat berbagai peringatan dari Allah SWT untuk masa-masa mendatang.

Dikutip dariokezone.com, di antara deretan prediksi yang difirmankan Allah SWT, satu hal yang sekarang mulai menjadi kenyataan adalah kerusakan Bumi yang hadir dalam bentuk krisis iklim.

“Telah tampak kerusakan di darat dan laut berdasarkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar,” (QS. Ar-Rum: 41).

Menurut Syekh Thahir Ibnu Asyur dari Tunisia, firman tersebut merupakan cara Allah SWT untuk memberitahu bahwa bencana yang menimpa manusia tidak lain adalah hasil dari ulah manusia sendiri. Ia menyebutkan, ada beberapa ulah manusia yang menyebabkan datangnya bencana besar.

“Manusia mengubah ciptaan Allah, berperilaku zalim, menyombongkan diri, mengedepankan hawa nafsu, merusak keseimbangan alam, dan kufur nikmat,” tafsirnya.

Prediksi yang dimuat dalam Ar-Rum: 41 pun kini mulai menjadi kenyataan di Indonesia sendiri. Di tanah air, ada beberapa kota yang terancam tenggelam seperti Jakarta, Semarang, Demak, dan Pekalongan, wilayah yang sering mengalami kenaikan air laut dan penurunan air tanah.

Untuk Jakarta, misalnya, permukaan tanah di kota ini sudah diketahui menurun sebanyak 35-50 cm sepanjang tahun 2007 hingga 2017.

Contohnya, di daerah Muara Baru, Jakarta Utara, di mana ada sebuah masjid yang tadinya menjadi tempat ibadah penduduk setempat sekarang tidak lagi bisa digunakan karena tenggeam permanen.

Dengan semakin banyaknya gedung tinggi, tercemarnya air, dan krisis iklim, firman Allah SWT dalam Ar-Rum: 41 berpotensi menjadi nyata dalam hitungan tahun saja.

 

Bagaimanapun, hanya kesadaran dan perbuatan baik umat manusia yang bisa memperlambat kedatangan bencana besar tersebut.***