Mengenal Childfree 'Resep' Awet Muda ala Selebgram Gita Savitri, Apa Kata Kepala BKKBN? Simak Yuk

(Foto: Instagram gitasav)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Istilah childfree akhir-akhir ini kembali mencuat di media sosial berkat selebgram Gita Savitri atau Gitasav. Lewat akun Instagramnya, Gita membalas komentar netizen yang memuji wajahnya yang awet muda. Dirinya mengatakan, ia bisa awet muda lantaran tidak memiliki anak.

"Not having kids is indeed natural anti-aging. You can sleep for 8 hours every day, no stress hearing kids screaming. And when you finally got wrinkles, you have the money to pay for botox," tulis Gita, seperti dikutip dari detikHealth, Kamis (9/2/2023).

Dalam bahasanya, childfree atau tidak memiliki anak merupakan "obat" antimenua alami. Absennya kehadiran anak memberinya kesempatan untuk tidur 8 jam setiap hari dan "bebas" dari stres.

Ada beberapa netizen yang setuju dengan pendapatnya, tetapi tak sedikit pula yang mencibir pernyataan perempuan kelahiran Palembang ini.

Namun, apa itu childfree sebenarnya? Apa yang lantas menyebabkan seseorang enggan memiliki keturunan? Simak rangkuman informasinya berikut ini!

Pengertian Childfree

Secara harfiah, istilah childfree apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti 'bebas anak'. Oxford Dictionary mengartikan childfree sebagai istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi tidak memiliki anak, terutama karena pilihan.

Dari situ, dapat detikers pahami bahwa childfree cenderung terjadi atas pilihan sendiri. Itulah mengapa dalam sejumlah kajian ilmiah, kata tersebut juga dikenal dengan sebutan voluntary childlessness atau 'tidak memiliki anak secara sukarela'.

 

Kamus Merriam-Webster sendiri telah mencatat terma childfree sebelum tahun 1901. Akan tetapi, menurut penulis buku How to be Childless: A History and Philosophy of life Without Children, Dr. Rachel Charastil, penduduk Inggris, Prancis, dan Belanda telah melakukan praktik menunda pernikahan (agar tidak memiliki anak) sejak tahun 1500-an.

Terlepas dari itu, istilah childfree kini cenderung dikaitkan dengan agenda gerakan feminisme. Ini karena menurut paham tersebut, keputusan childfree atau tidak memiliki momongan berarti memberi pilihan kepada kaum Hawa untuk menentukan jalan hidupnya.

 

Apa yang Menyebabkan Seseorang Childfree?

Menurut Tunggono (2021) dalam Childfree & Happy, ada berbagai alasan yang mendorong seseorang untuk tidak memiliki anak, antara lain

alasan pribadi, misalnya merasa tidak memiliki waktu untuk mengurus anak atau merasa tidak mampu menjadi orang tua yang baik;

alasan psikologis, seperti trauma masa kecil karena memiliki orang tua yang terlalu kasar;

alasan medis, contohnya mandul;

keterbatasan ekonomi;

alasan filosofis, misalnya menganggap bahwa membantu sesama dapat lebih efektif jika tidak memiliki anak, atau memiliki anak hanyalah ajang narsisme saja;

lingkungan hidup, maksudnya sebagian orang memutuskan childfree karena populasi dunia sudah terlalu membengkak;

pengaruh pendidikan, kalangan yang memilih childfree cenderung mereka yang tinggal di daerah perkotaan dan berpendidikan lebih tinggi;

kebutuhan seksual, sebagian orang merasa tidak membutuhkan aktivitas seksual atau karena memiliki orientasi seksual yang berbeda; dan fobia

Gita Savitri mengklaim bahwa keputusannya untuk tidak memiliki anak telah berkontribusi dalam membuat wajahnya menjadi terlihat lebih awet muda. Namun, apakah itu benar?

Merujuk laman Science Alert, sebuah studi menunjukkan bahwa memiliki anak banyak ternyata punya hubungan dengan penuaan seorang wanita.

 

Studi tersebut mengumpulkan hampir 2.000 wanita usia reproduksi di AS. Hasilnya adalah bahwa DNA wanita yang telah melahirkan ternyata menua.

Adalah telemore, sebuah molekul yang bertindak sebagai tutup ujung kromosom. Keberadaannya mampu melindungi informasi genetik dalam sel supaya tidak memburuk seiring berjalannya waktu.

Nah, pakar meyakini, semakin panjang telomere seseorang, kesehatannya akan lebih baik. Dalam hal ini, orang tersebut akan semakin panjang umur pula.

Dalam kondisi wanita yang memiliki anak 5 tahun atau lebih, telemore mereka cenderung lebih pendek ketimbang mereka yang masih memiliki anak di bawah usia 5 tahun.

Dari penjelasan tersebut, itu berarti childfree membuat seseorang lebih awet mudah. Akan tetapi, dokter spesialis kecantikan sekaligus influencer, dr Abelina Dini Fitria, Dpl AAAM, MM, MARS, mengungkapkan bahwa memiliki anak bukanlah penyebab utama penuaan.

Dilansir detikHealth, ia mengatakan, justru stres, rokok, dan vape-lah yang berkontribusi lebih dalam memengaruhi proses penuaan seseorang. Selain itu, pola makan yang tidak sehat dan kurangnya asupan nutrisi juga memiliki pengaruh.

"Nggak bisa dibilang bahwa mengandung dan melahirkan secara langsung bikin kita cepat tua. Bagaimana pun, jadi ibu itu mulia, harus kita hormati," tegas dr Abelina, seperti dikutip dari detikHealth, Kamis (9/2/2023).

dr. Abelina juga menambahkan, klaim memiliki anak sebagai penyebab utama penuaan juga perlu penelitian lebih lanjut.

Demikianlah informasi mengenai apa itu childfree yang viral karena selebgram Gita Savitri. Bagaimana pendapatmu tentang ini, detikers? Apakah kamu setuju dengan keputusan tidak memiliki anak setelah menikah?

Tidak Baik

Isu childfree menjadi viral lewat polemik di media sosial yang membahas soal pernyataan pemengaruh (influencer) Gita Savitri (Gitasav). Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, pilihan hidup seperti itu tidak baik.

"Secara makro untuk konteks masyarakat luas, jelas tidak baik ya," kata Hasto kepada detikcom, Jumat (10/2/2023).

 

Dia menjelaskan dampak childfree terhadap kondisi masyarakat dan juga terhadap kondisi kesehatan. Pertama, childfree mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi minus. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi ketersediaan tenaga kerja suatu masyarakat.

"Karena, kalau semua orang semangatnya childfree maka terjadi resesi reproduksi, bukan resesi seks ya, tapi resesi reproduksi. Kalau resesi reproduksi tentu terjadi 'minus growth' pertumbuhan penduduk, sehingga terjadi kekurangan tenaga kerja. Ini ancaman, saya kira," kata Hasto.

Idealnya, tingkat kesuburan (total fertility rate) di Indonesia adalah 2,1, artinya bila ada 10 perempuan maka ada 21 anak yang mereka lahirkan. Saat ini, tingkat kesuburan Indonesia ada di angka 2,8. Secara umum, dua anak adalah angka yang cukup.

"Pentingnya mempertahankan jumlah anak supaya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, tidak satu anak," kata dia.

Dia juga menjelaskan, childfree meningkatkan risiko kesehatan bagi perempuan yang menjalaninya. Dokter kebidanan lulusan UGM ini berbicara mengenai mioma (miom) yang dialami perempuan yang tidak melahirkan atau punya anak sedikit.

"Saya mencermati orang-orang yang anaknya sedikit atau tidak punya anak, misalnya anaknya hanya satu, itu cenderung lebih mudah kena miom (mioma), tumor yang ada di rahim, itu lebih mudah terjadi pada orang yang anaknya sedikit," kata Hasto.

Untuk perempuan yang tidak punya anak dengan kondisi badan gemuk serta punya bakat diabetes, perempuan tersebut rentan mengalami kanker endometrium, yakni kanker lapisan dalam rahim.

"Dari sisi medis, ini (childfree) tidak bagus," kata Hasto.

Pilihan hidup childfree atau tidak punya anak diperbincangkan publik di media sosial setelah ramai sorotan terhadap tanggapan Gita Savitri mengenai pujian follower-nya di Instagram. Gita Savitri dipuji awet muda dan dia menyatakan resepnya adalah tidak punya anak. Dengan tidak punya anak, seseorang bisa istirahat lebih baik, tidur delapan jam tanpa stres oleh teriakan anak.

Hingga pagi ini, 'childfree' masih nangkring di jajaran 'trending in Indonesia' di Twitter. Ada 28,4 ribu cuitan soal childfree hingga pukul 08.13 WIB.***