Penasaran Kenapa Para Kaisar di Tiongkok Punya Janggut? Ternyata Ini Alasannya

(dok:natioanalgeographic.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Janggut pada kaisar Tiongkok adalah simbol kekuasaan dan martabat yang sangat penting dalam budaya Tiongkok kuno. Sejak Dinasti Ming dan Dinasti Qing, janggut dikenakan oleh para kaisar sebagai simbol kekuasaan mereka, dan memiliki makna simbolis yang mendalam dalam hierarki sosial dan politik Tiongkok.

     Sejarah janggut pada kaisar Tiongkok dimulai pada Dinasti Ming, ketika para kaisar memakai janggut panjang yang menandakan posisi mereka sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok. Janggut tersebut menjadi sangat terkenal dan dianggap sebagai bagian integral dari citra kaisar Tiongkok yang kuat dan berkuasa.

  Tradisi ini kemudian diwariskan oleh Dinasti Qing ketika mereka mengambil alih kekuasaan di Tiongkok pada tahun 1644. Para kaisar Qing memakai janggut yang sangat panjang, yang diatur sedemikian rupa sehingga tampak sangat rapi dan teratur. Janggut tersebut dipercayai sebagai representasi dari peraturan yang ketat dan pengawasan yang ketat di dalam kekaisaran.

     Selain itu, janggut pada kaisar Tiongkok juga dianggap sebagai tanda martabat dan kesucian. Kaisar dipandang sebagai simbol kekuasaan dan spiritualitas dalam budaya Tiongkok, dan janggut mereka dianggap sebagai simbolis dari kesucian mereka. Orang-orang biasa di Tiongkok dilarang untuk memakai janggut, sehingga hanya para kaisar yang berhak memakai janggut panjang sebagai tanda status sosial mereka yang tinggi.

    Namun, tradisi janggut pada kaisar Tiongkok tidak berlangsung selamanya. Pada awal abad ke-20, Dinasti Qing runtuh, dan Tiongkok beralih ke sistem pemerintahan republik. Dalam sistem pemerintahan ini, janggut sudah tidak lagi menjadi simbol kekuasaan dan martabat yang penting, dan para pemimpin Tiongkok modern lebih memilih untuk tidak memakai janggut dalam penampilan mereka.

    Dalam kesimpulannya, janggut pada kaisar Tiongkok merupakan simbol kekuasaan, martabat, dan kesucian yang sangat penting dalam budaya Tiongkok kuno. Meskipun tradisi ini tidak berlangsung selamanya, janggut pada kaisar Tiongkok tetap menjadi simbol kekuasaan dan martabat yang sangat penting dalam sejarah dan budaya Tiongkok.

    Selain itu, janggut pada kaisar Tiongkok juga memiliki peran penting dalam seni dan budaya Tiongkok. Banyak karya seni, seperti lukisan, patung, dan kerajinan tangan, menggambarkan para kaisar Tiongkok dengan janggut panjang mereka. Bahkan, selama Dinasti Qing, seniman dan pengrajin dibayar untuk membuat tiruan janggut kaisar untuk dijual kepada masyarakat.

    Janggut pada kaisar Tiongkok juga menjadi inspirasi bagi mode dan tren fashion di Tiongkok. Misalnya, beberapa model rambut pria pada zaman sekarang masih meniru gaya janggut kaisar Tiongkok dengan membiarkan jenggot tumbuh panjang di bagian dagu mereka.

    Namun, penggunaan janggut pada kaisar Tiongkok tidak selalu memberikan kesan positif. Di beberapa kasus, janggut juga menjadi sumber masalah kesehatan bagi para kaisar. Janggut panjang bisa menjadi sarang bakteri dan kuman, dan dapat menyebabkan infeksi kulit atau bahkan penyakit serius lainnya. Selain itu, perawatan janggut juga memerlukan perawatan khusus, dan bisa menjadi sangat merepotkan bagi para kaisar yang harus memakainya setiap hari.

 Menjadi Simbol 

    Di zaman Kekaisaran Tiongkok, janggut menjadi simbol ketampanan dan cerminan energi. Bahkan tidak jarang, janggut panjang bisa memengaruhi karier seseorang.

 Dikutip dari nationallgeographic.co.id, Ketika membayangkan pria dari era Kekaisaran Tiongkok, yang muncul di benak mungkin seseorang dengan janggut dan kumis panjang. Sebelum awal abad ke-20, hampir semua pria di Tiongkok kuno memelihara kumis dan janggut. Janggut lebat dulunya menjadi standar penting untuk menilai ketampanan pria di masa itu.

    Dalam bahasa Tionghoa modern, janggut, kumis dan cambang bisa disebut húx? atau húzi. Tetapi pada zaman kuno, rambut yang tumbuh di berbagai bagian wajah memiliki nama yang berbeda. Disebut z? jika tumbuh dari bibir atas, rán jika tumbuh di sisi wajah, dan janggut di dagu dikenal sebagai x?.

Janggut simbol ketampanan seorang pria Tionghoa

    Teks sejarah berisi banyak deskripsi tentang penampilan pria yang berfokus pada janggut. “Tidak jarang, janggut menjadi bukti ketampanan mereka,” tulis Sun Jiahui di laman The World of Chinese.

    Dalam “Moshangsang” sebuah puisi rakyat yang dibuat di masa Dinasti Han, pahlawan wanita Lu Fu memuji ketampanan suaminya. Lufi mengatakan, “Dia memiliki kulit yang cerah dan janggut panjang.”

    Dalam Catatan Tiga Kerajaan, sebuah catatan sejarah Dinasti Jin, sarjana Cui Yan digambarkan memiliki “janggut empat chi dan penampilan yang bermartabat.” Janggut itu memberinya reputasi bak seorang bintang. Satu chi kira-kira sama dengan 20 sampai 30 sentimeter.

  Pemilik janggut paling terkenal dalam sejarah Tiongkok kemungkinan besar adalah Guan Yu, jenderal militer legendaris dari era Tiga Kerajaan (220 – 280). Salah satu nama panggilan Guan lainnya adalah “Pria Berjanggut Indah”. Konon sang jenderal memiliki janggut sepanjang dua chi (60 sentimeter).

  Berkat novel klasik Romance of the Three Kingdoms, hampir setiap orang Tionghoa akrab dengan citra Guan yang berjanggut. Dalam kisah tersebut, panglima perang Cao Cao bahkan mengirimi Guan sebuah penutup janggut yang dirajut. Dikenal sebagai rannang, fungsinya adalah melindungi janggutnya yang panjang.

  Janggut terpanjang dalam sejarah Tiongkok mungkin dimiliki oleh Xie Lingyun, seorang penyair terkenal yang lahir di Dinasti Jin Timur (317 – 420). Menurut koleksi esai Lima Aneka Persembahan, janggut Xie sangat panjang hingga mendekati tanah.

    Menurut cerita pendek Catatan Peristiwa Aneh , sebelum Xie dieksekusi karena pengkhianatan, dia memotong janggut panjangnya. Janggutnya itu kemudian disumbangkannya ke Kuil Qihuan di Guangzhou. Belakangan, janggutnya digunakan untuk menghiasi patung berjanggut Bodhisattva Vimalakirti dan disimpan hingga zaman Dinasti Tang.

 

Memengaruhi Karier 

      Terkadang, janggut pria bahkan bisa memengaruhi kariernya. Menurut catatan Dinasti Qing, seorang pejabat Xu Zhigao diangkat sebagai perdana menteri Wu Selatan pada abad ke-10. Saat itu, dia minum obat untuk memutihkan janggut dan rambutnya. Xu takut jika janggut hitamnya yang lebat akan membuatnya terlihat terlalu muda di mata rekan-rekannya dan publik.

  Di Dinasti Song, pejabat terkenal Kou Zhun melakukan hal yang sama sebelum menjadi perdana menteri.

    Ada cerita lain yang dikenal luas tentang janggut Kou, yang bahkan melahirkan idiom yang masih digunakan sampai sekarang. Menurut History of Song, Kou pernah makan malam bersama dengan wakil perdana menteri Ding Wei, seorang pejabat pengkhianat yang terkenal. Saat itu sup tidak sengaja tumpah ke janggut Kou.Untuk menyenangkan Kou, Ding segera berdiri dan menyeka sup itu dengan lengan bajunya sendiri.

       Pemilik janggut paling terkenal dalam sejarah Tiongkok kemungkinan besar adalah Guan Yu, jenderal militer legendaris dari era Tiga Kerajaan. Memiliki janggut sepanjang 60 sentimeter, ia dikenal dengan sebutan pria berjanggut indah.SifaV

     Pemilik janggut paling terkenal dalam sejarah Tiongkok kemungkinan besar adalah Guan Yu, jenderal militer legendaris dari era Tiga Kerajaan. Memiliki janggut sepanjang 60 sentimeter, ia dikenal dengan sebutan pria berjanggut indah.

     Tapi Kou tidak tergerak melihat usaha Ding untuk menyanjungnya. Jadi Kou bertanya dengan sinis, “Apakah seorang pejabat yang menangani urusan pemerintahan seharusnya menyeka janggut atasannya?” Sejak itu, istilah li? x? atau menyeka janggut digunakan. Istilah itu bisa diartikan sebagai seorang penjilat.

Janggut cerminan energi dan kekuatan

    Dalam pengobatan Tiongkok kuno, janggut panjang diyakini sebagai cerminan energi dan kekuatan. Dalam Miraculous Pivot, teks medis yang diyakini ditulis pada periode Negara-Negara Berperang, disebutkan bahwa:

     Kesimpulan

Dapat disimpulkan, janggut pada kaisar Tiongkok memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya dan sejarah Tiongkok. Janggut tersebut menjadi simbol kekuasaan, martabat, dan kesucian para kaisar, dan juga memengaruhi seni, budaya, dan mode di Tiongkok. Meskipun janggut pada kaisar Tiongkok sudah tidak lagi menjadi simbol kekuasaan dan martabat yang penting dalam kebudayaan modern Tiongkok, tradisi tersebut tetap memberikan makna historis dan budaya yang penting bagi bangsa Tiongkok.