Gegara Hanya Ingin ‘Nikmatmya’ Saja, Beginilah Nasib Baya-bayi Ini, Apa Itu?

(dok:Foto/ilustrasi)

TASIKMALAYA(SURYA24.COM)  - Warga Kampung Bojong Nangka, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, geger. Bayi perempuan ditemukan terbungkus plastik kresek di bawah kandang ayam. Saat ditemukan, tali pusat bayi itu masih menempel.

      Bidan puskesmas yang memeriksa bayi itu menemukan luka bekas kuku di sejumlah anggota badan bayi. Bayi malang tersebut pertama kali dilihat seorang ibu yang tengah sakit. Saat itu, dia berniat hendak ke toilet kemudian mendengar suara dan ada yang bergerak dalam kantong kresek. 

     Saat dicek, ternyata sumber suara itu dari bayi yang dibungkus kantong kresek berada tepat di bawah kandang ayam. Kebetulan kandang ayam itu posisinya berada di samping toilet rumah seorang ibu yang menemukan bayi malang tersebut. 

    Saksi pun langsung melapor hingga warga membawa bayi tersebut ke Puskesmas Purbaratu untuk pertolongan pertama. Uken Sukendarsih mengatakan karena kondisi bayi semakin memburuk dan mengalami hipotermia, pihaknya langsung merujuk bayi tersebut ke RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya. 

    Selain itu, seperti dilansir sindonews.com, pada saat pertama kali diterima, bayi itu belum bisa menangis. Namun, saat diberikan penanganan medis di rumah sakit kondisi bayi membaik dan bisa langsung menangis. 

Dibuang di Rumah Kosong

    Pembuangan bayi  lainnya juga terjadi, menyusul warga Desa Cilongkrang, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, digegerkan dengan penemuan bayi perempuan di sebuah rumah kosong. 

    Suara tangisan bayi itu mengagetkan warga dan mengiris hati. Informasi dari Polresta Cilacap, penemuan bayi perempuan itu terjadi, pada Kamis (16/2/2023), sekira pukul 12.30 WIB. 

    Salah satu warga setempat Umi Waidah (26) yang awalnya mendengar suara tangisan bayi itu. “Bayi jenis kelamin perempuan tergeletak di tanah tanpa sehelai kain. Temuan itu kemudian dilaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke pihak kepolisian,” ungkap Kepala Seksi Humas Polresta Cilacap, Iptu Gatot Tri Hartanto, Jumat (17/2/2023). 

      Bayi itu kemudian dibawa ke puskesmas setempat dan koordinasi ke Dinas Sosial Kabupaten Cilacap untuk penanganan lebih lanjut. Hasil pemeriksaan sementara, bayi perempuan itu memiliki panjang 53cm, berat 4,1kg.

    "Diperkirakan lahir kurang dari 24 jam dari awal ditemukan. Bayi sekarang dalam keadaan selamat, sekarang dirawat di Puskesmas Wanareja 2,” lanjutnya.

      Pihak Polresta Cilacap menyebut, masih melakukan serangkaian penyelidikan atas temuan bayi itu. Polisi menduga bayi itu sengaja ditinggalkan orangtuanya tak lama setelah dilahirkan. Polisi juga berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mencari tahu siapa dan keberadaan orangtua bayi itu.

Dibungkus Sajadah di Musala 

      Kejadian miris serupa juga terjadi di daerah lainnya. Kali ini bayi yang terbungkus sajadah menggemparkan warga di Kampung Baros RT 3 RW 10, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bayi mungil tersebut, ditemukan di dalam Musala Almunawaroh, Sabtu (18/2/2023).

     Saat ditemukan, bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut masih terhubung dengan tali pusarnya yang dijepit dengan penjebit pakaian. Kabar penemuan bayi ini, membuat warga berbondong-bondong ke musala untuk menyaksikan langsung keberadaan bayi tersebut.

     Diduga, bayi terbungkus sajadah di dalam musala itu, baru saja dilahirkan. Warga menemukan bayi itu, saat hendak melaksanakan salat duhur di dalam musala. "Saat saya hendak salat duhur, saya masuk musala dan menemukan sajadah yang bergerak-gerak. Ternyata di dalamnya ada bayi," ujar Komar (25), warga yang pertama kali menemukan bayi.

        Komar yang kaget dengan adanya bayi dalam sajadah tersebut, langsung memberi tahun para tetangga dan memanggil bidan desa. "Kaget, makanya saya panggil tetangga, dan langsung panggil Bidan Lilis yang tidak jauh di sini (lokasi)," ujarnya.

     Bayi laki-laki tersebut, langsung mendapatkan perawatan medis di tempat praktik bidan desa. "Untuk sementara bayi tersebut diurus dan dirawat oleh Ketua RW 10, Bapak Buldan atas persetujuan Bidan Lilis, dengan pengawasan dari bidan," ujar Babinsa Ciherang, Serka Zenal Mutaqin.***