Bikin Heboh Pria Kebal Digigit Ular Lebih 200 Kali Ternyata Ini Rahasianya, Apa Itu?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Manusia selalu dikagumi karena adaptabilitas dan keajaiban tubuhnya. Namun, ada beberapa fenomena yang masih menjadi misteri, salah satunya adalah kemampuan beberapa manusia untuk menjadi kebal terhadap bisa ular. Di sepanjang sejarah, terdapat laporan dan cerita tentang individu yang dapat bertahan dari gigitan ular berbisa tanpa mengalami efek berbahaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena ini dan upaya ilmiah untuk memahaminya.

    Keberadaan Manusia Kebal:

    Meskipun jarang terjadi, laporan tentang manusia kebal terhadap bisa ular telah ada sejak lama. Beberapa komunitas adat dan suku-suku di berbagai belahan dunia mengklaim memiliki individu-individu dengan kekebalan semacam itu. Mereka dapat memegang ular berbisa atau bahkan digigit langsung tanpa menunjukkan reaksi yang merugikan. Namun, fenomena ini belum sepenuhnya dipahami oleh komunitas ilmiah.

Penjelasan Biologis:

 Penelitian awal menunjukkan bahwa beberapa manusia yang diklaim kebal terhadap bisa ular memiliki faktor genetik atau keadaan kesehatan tertentu yang memberikan kekebalan. Sebagai contoh, beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan dalam aktivitas enzim atau sistem kekebalan tubuh mereka. Namun, penelitian ini masih dalam tahap awal dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme kebal tersebut.

Faktor Psikologis:

Selain faktor biologis, beberapa peneliti berhipotesis bahwa faktor psikologis juga dapat berperan dalam kekebalan terhadap bisa ular. Dalam beberapa kasus, individu yang diyakini kebal terhadap bisa ular telah melaporkan pengalaman spiritual atau ritual yang mempersiapkan mereka secara mental dan fisik. Kekuatan pikiran dan keyakinan yang kuat diyakini dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap gigitan ular.

Studi Ilmiah dan Tantangan:

Untuk memahami fenomena manusia kebal terhadap bisa ular secara ilmiah, beberapa peneliti telah melakukan studi dan percobaan. Mereka menguji darah individu yang diklaim kebal dan mencoba mengidentifikasi elemen-elemen yang memberikan kekebalan. Namun, hingga saat ini, belum ada penemuan yang signifikan dan konsensus ilmiah yang jelas.

Ini Rahasianya

Seperti diketahui banyak orang yang ketakutan dan merinding ketika menemukan ular. Ular ditakuti salah satunya karena bisanya yang beracun.

Namun hal itu tidak berlaku bagi orang sejumlah orang ini. Bill Hasst, ilmuwan yang kemudian dikenal sebagai manusia ular asal Amerika, telah digigit sedikitnya 173 kali oleh ular berbisa sepanjang hidupnya.

Dikutip dari merdfeka.com, pada pertengahan 2008, dia mengalami luka parah sekitar 20 kali karena gigitan ular. Menurut laporan Washington Post, Haast memiliki sebanyak 10.000 ekor ular pada saat itu dan mengekstraksi bisa ular dari 200 spesies termasuk ular laut, ular pohon Afrika, kobra, mamba hijau, ular macan, dan lainnya.

Dikutip dari India Today, dia mengekstraksi bisa ular untuk tujuan penelitian, utamanya untuk menyelamatkan korban gigitan ular.

"Dia berkeliling dunia untuk menyumbangkan darahnya yang kata antibodi untuk 21 korban gigitan ular berbeda," menurut laporan New York Times.

Dia memerah bisa dari 60 spesies ular yang dia miliki setiap harinya.

Selundupkan ular ke rumah

Hasst lahir di Paterson New Jersey, Amerika Serikat pada 30 Desember 1910. Dia menyukai ular sejak berusia tujuh tahun. Dia pertama kali mengalami gigitan ular berbisa yang cukup parah saat berusia 12 tahun.

Saat bekerja sebagai teknisi pesawat untuk Pan American World Airway dan berkeliling dunia, dia menyelundupkan ular ke rumahnya, termasuk kobra pertamanya. Dia lalu membuka Miami Serpentarium pada 1946. Dia bekerja di tempat ini antara tahun 1947 dan 1984.

Di Miami Serpentarium, 50.000 pengunjung datang setiap tahun untuk melihat dia memeras bisa atau mengeluarkan bisa ular. Pada 1990-an, dia memberikan 36.000 sampel bisa ular ke laboratorium farmasi setiap tahun.

Haast juga mencoba menggunakan pendekatan mithridatism untuk melindungi dirinya dari ular yang akhirnya membuatnya lebih kuat. Ini adalah teknik menelan racun dalam dosis yang semakin tinggi untuk meningkatkan kekebalan.

Pada tahun 1950-an, dia merasakan sedikit efek buruk dan tidak memerlukan anti racun atau anti bisa apa pun terlepas dari kenyataan bahwa dia digigit ular kobra sekitar 20 kali. Dia meninggal karena sakit pada 15 Juni 2011, enam bulan setelah ulang tahnnya ke 100 tahun.

Digigit lebih dari 200 kali

Selain Haast, ilmuwan Tim Friede juga mengklaim kebal akan bisa ular setelah membiarkan dirinya sengaja digigit ular paling berbisa di dunia selama ratusan kali.

Friede telah digigit ular lebih dari 200 kali. Tujuannya untuk membantu mengembangkan vaksin, seperti dikutip dari laman Mirror.

Dia mengklaim menjadi satu-satunya orang di dunia yang bisa selamat dari gigitan ular. Dia juga pernah digigit ular Mamba Hitam dari sub-Sahara, ular yang paling mematikan di dunia, yang bisa membunuh mangsanya dalam waktu 15 menit.

Dia mengaku pernah digigit ular Mamba Hitam tiga kali; di jari dan lengannya, yang menyebabkan bagian tubuhnya bengkak ketika bisa beracun itu masuk langsung ke aliran darahnya.

"Saya membahayakan hidup saya setiap hari untuk satu alasan: untuk menyelamatkan orang," cetusnya.

"Alasan saya menyuntikkan sendiri bisa ular dan membiarkan diri saya digigit ular untuk tujuan yang lebih besar dan tujuan itu untuk menciptakan anti-bisa universal untuk manusia."

Kesimpulan:

Misteri manusia kebal terhadap bisa ular tetap menjadi fenomena yang menarik dan belum sepenuhnya dipahami oleh ilmu pengetahuan. Penjelasan biologis dan faktor psikologis menjadi subjek penelitian dan spekulasi. Sementara beberapa individu dapat memiliki faktor genetik atau sistem kekebalan tubuh yang unik, faktor psikologis seperti keyakinan dan kekuatan pikiran juga mungkin memainkan peran penting dalam membentuk kekebelan terhadap sesuatu.***