Terkait PDIP Potong Postingan Foto Anies Ini Komentar Igor Berikut Kata Pengamat Bukti PDIP Sedang Head to Head dengan Koalisi Perubahan

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Penyematan istilah Ganjar Pranowo merupakan calon presiden (Capres) media sosial (Medsos) menyeruak di publik, lantaran PDI Perjuangan memotong foto Anies Baswedan saat bersama jagoannya itu di Makkah.

Pengamat politik Igor Dirgantara menilai, foto Anies yang dipotong saat bersama Ganjar oleh PDIP, menunjukkan ada perbedaan kelas di antara sosok Capres yang berseberangan gerbong itu.

“Ini usaha melakukan perlawanan terhadap Anies,” ujar Igor kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/6).

Menurutnya, gaya PDIP mempromosikan Ganjar lewat Medsos menggambarkan ketenaran Capres hanya berada di ruang semu.

 “Hal ini menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar hanya terdongkrak dari pemberitaan media dan aktivitas di Medsos,” tutur Direktur Survei dan Poling Indonesia (Spin) itu.

“Dia terdongkrak bukan karena kinerjanya sendiri sebagai Gubernur Jateng (Jawa Tengah),” tandas Igor.

Pancing Ujaran Kebencian 

Potret ibadah haji Ganjar Pranowo dan kerabat yang diunggah akun media sosial Twitter PDI Perjuangan memantik perdebatan di kalangan publik.

Sebab, salah satu foto yang diunggah sudah melalui proses editing dan dinilai berbau politis. Hal ini lantaran foto kebersamaan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dipotong, sosok bakal capres dari Nasdem itu hilang.

Pengamat politik Citra Institute Efriza mengamati, postingan PDIP tersebut sengaja dibuat agar terjadi perbincangan di medsos antara pendukung Ganjar dan Anies.

“PDIP melakukan itu di media sosial, diharapkan terjadinya trending topic, sehingga harapannya menghadirkan rasa simpati masyarakat, juga memancing emosi kelompok Anies,” ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/6).

Melalui perbincangan di medsos antara dua pendukungan bakal capres tersebut, dosen ilmu pemerintahan Universitas Sutomo itu menduga PDIP sedang memainkan salah satu strategi politiknya.

“Upayanya menghadirkan polemik agar menghasilkan konsolidasi bagi pendukung Ganjar Pranowo. Sebab, itu telah menghadirkan pro-kontra antar dua pemilih,” tuturnya.

 “Jika ternyata kubu Anies malah tersengat dengan mengeluarkan pernyataan dan terpancing mengeluarkan ujaran kebencian, kegeraman, ini menguntungkan kubu PDIP,” katanya.

“Itulah maksud postingannya. Mereka merasa sukses, ketika terjadi pro-kontra,” tutup Efriza. 

Head to Head dengan Koalisi Perubahan

Dibagian lain, penghapusan foto Anies Baswedan bersama Ganjar Pranowo saat ibadah haji, dimaknai sebagai pertarungan politik antara gerbong koalisi.

Direktur Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengamati, PDI Perjuangan sedang menyampaikan perlawanan kepada lawan politiknya, yaitu Koalisi Perubahan.

Bahasa politik tersebut, menurut Ujang sangat nampak melalui editing foto kebersamaan Anies dan Ganjar, dan di-posting ke akun media sosial (Medsos) resmi PDIP.

“Bahwa PDIP dengan poros perubahan kelihatannya sedang berhadap-hadapan menjadi lawan politik, sehingga foto Anies pun menjadi dihilangkan,” ujar Ujang kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/6).

Dosen ilmu politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) itu mengamati, lawan politik paling nyata PDIP di Pilpres 2024 adalah Koalisi Perubahan yang mengusung Anies sebagai Capres.

“Itu menandakan kelihatannya PDIP sangat tidak berkenan dengan kondisi dan keadaan Ganjar berfoto bersama Anies Baswedan,” tuturnya.

Oleh karena itu, Ujang menganggap penghapusan foto Anies saat berpose bersama Ganjar di Tanah Suci Mekkah sebagai sikap politik berseberangan.

“Itu sangat jelas, konkret, real bahwa PDIP tidak mau Anies bersanding atau berfoto dengan Ganjar,” demikian Ujang menambahkan.***