Siapa Sangka Lukisan Ini Menjadi Saksi Asmara Soekarno dengan Seorang Pramugari

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah dan seni. Di antara tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia, Bung Karno, atau yang lebih dikenal sebagai Soekarno, adalah salah satu tokoh yang paling dihormati dan diingat. Di sisi lain, seniman pelukis Basuki Abdullah juga telah meninggalkan warisan seni yang tak terlupakan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran penting Bung Karno dan keindahan karya seni Basuki Abdullah, serta hubungan antara keduanya.

Soekarno, yang menjadi Presiden pertama Republik Indonesia, adalah seorang pahlawan nasional yang sangat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia adalah arsitek proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Bung Karno, sebagai seorang pemimpin visioner, memiliki semangat nasionalisme yang kuat. Ia menginspirasi jutaan orang Indonesia untuk berjuang demi kemerdekaan dan membangun negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.

Sementara Basuki Abdullah adalah seorang maestro seni lukis Indonesia yang hidup pada abad ke-20. Ia lahir pada tanggal 27 Januari 1915 di Surakarta, Jawa Tengah. Karya-karya Basuki Abdullah terkenal karena kepiawaiannya dalam menangkap keindahan alam, lukisan potret, dan lukisan sejarah. Gaya realis dan detail dalam karyanya menjadi ciri khas yang memikat banyak penggemar seni. Nah kamu pasti penasaran apa hubungan dua tokoh besar ini? Berikut kisahnya

Salah satu karya yang paling terkenal adalah potret Bung Karno yang dihasilkan oleh Basuki Abdullah. Lukisan ini menunjukkan Bung Karno dengan ekspresi karismatik dan penuh semangat. Melalui sentuhan kuasnya, Basuki Abdullah berhasil menangkap esensi kepemimpinan dan keberanian yang dimiliki Bung Karno. Lukisan ini tidak hanya menjadi representasi visual dari sosok Bung Karno, tapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia.

Kisah Lukisan Basuki Abdullah

Dikutip dari merdeka.com, lukisan itu diberi nama Lady with Kebaya. Dibuat di atas kanvas ukuran 113 cm x 76 cm dengan goresan cat minyak.

Lukisan beraliran realisme yang mengusung gaya mooi indie itu menggambarkan sosok seorang wanita anggun dalam balutan kebaya ungu dan selendang merah. Kalung emas menghiasi leher jenjangnya. Sementara rambut hitamnya disanggul tradisional.

Lukisan dibuat oleh maestro Basuki Abdullah. Sementara modelnya adalah Kartini Manoppo, seorang model dan pramugari Garuda Indonesia. Lukisan itulah yang menjadi awal mula percintaan sang pramugari dengan presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Lukisan yang Memikat Sang Proklamator

Kisah cinta Soekarno dan Kartini Manoppo memang berawal dari Lady with Kebaya. Setelah melihat lukisan tersebut pada suatu kesempatan, Soekarno langsung terpikat pada wanita yang menjadi modelnya. Sang proklamator lantas mencari tahu identitas wanita yang dilukis itu langsung dari Basuki Abdullah sendiri.

Tak butuh waktu lama bagi Soekarno untuk mendekati sang model. Dia adalah Kartini Manoppo, seorang gadis ningrat kelahiran Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. "Engkau sungguh luar biasa!" puji Soekarno terhadap Kartini seperti dikutip dari buku Istri-Istri Sukarno karya Reni Nuryanti.

Setelah Soekarno mengenal Kartini, perempuan cantik itu segera ditugaskan di pesawat kepresidenan, Dolok Martimbang. Kartini menemani hampir setiap perjalanan sang presiden, kecuali jika salah satu istrinya ikut di dalam penerbangan.

Soekarno pun akhirnya menjadikan Kartini sebagai istrinya pada tahun 1959. Namun Kartini dikirim ke Jerman untuk menghindari kemelut politik di tanah air. Dia melahirkan seorang anak lelaki pada tahun 1967. Soekarno menamainya Totok Suryawan Soekarnoputra.

Basuki Abdullah dan Tokoh Nasional

Basuki Abdullah, pelukis Lady with Kebaya adalah seorang maestro seni lukis bergaya naturalis dan realis. Dia adalah putera dari pelukis terkenal Abdullah Suriosubroto.

Basuki pernah menjadi pelukis di istana Kerajaan Thailand di tahun 1960-an. Lalu dia diangkat menjadi pelukis resmi di Istana Merdeka pada tahun 1974. Karya-karyanya dipamerkan di berbagai negara seperti Belanda, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

Pada tahun 1940-an, Basuki mendukung perjuangan nasional lewat karya-karyanya. Dia mengajar seni di PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) bikinan Jepang. Menurut keterangan di Museum Basuki Abdullah, dia juga sempat melukis Bung Hatta, Mr. M. Roem, dan Sultan Hamid II dalam rangka Konferensi Meja Bundar.

Soekarno merupakan pengagum karya-karya Basuki Abdullah. Sejumlah karyanya masuk ke dalam koleksi pribadi sang presiden.

Pernah Diminta Melukis Ratna Sari Dewi

Lukisan dengan model wanita kecintaan Soekarno yang dibuat Basuki Abdullah bukan cuma Lady with Kebaya. Basuki bahkan pernah diminta untuk melukis salah satu istrinya, Ratna Sari Dewi. Lukisan yang berjudul Dalam Sinar Bulan merupakan hasil dari proyek tersebut.

Lukisan tersebut menampilkan sosok perempuan yang kerap dipanggil Dewi Soekarno itu dalam balutan sari (busana tradisional wanita India) berwarna biru, sedang berdiri anggun sambil memeluk seekor anjing.

Sampai sekarang lukisan-lukisan Basuki Abdullah masih menjadi salah satu barang peninggalan Soekarno. ***