Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo, Internal PDIP Pecah? Berikut Tanggapan Pengamat

Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menggelar pertemuan di Rumah Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa malam (18/7)/RMOL

JAKARTA (SURYA24.COM)-  Dua politisi PDI Perjuangan yang bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menunjukkan desas desus perpecahan di internal partai berlogo banteng moncong putih seperti benar adanya.

Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi sudah ada dua politisi yang "merapat" ke Prabowo, yakni Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko.

"Diberitakan Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko merapat ke Prabowo. Boleh jadi kalau demikian benar adanya, berarti sedang terjadi eksodus kader-kader PDIP dari dukungan ke Ganjar jadi mendukung Prabowo," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/7).

Muslim menduga, kedua kader PDIP itu tidak yakin jika bakal calon presiden (Bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo akan menang dalam pertarungan di Pilpres 2024 nanti. Sehingga, keduanya beralih mendukung Prabowo.

"Karena mereka juga pasti yakin Prabowo menang karena didukung Jokowi. Fenomena itu perlihatkan sedang terjadi perpecahan di kubu PDIP soal capres," kata Muslim.

Bahkan Muslim menilai, sikap Budiman dan Effendi dapat dianggap mbalelo terhadap Megawati Soekarnoputri dan partai yang membesarkan mereka.

"Cuma apakah sudah dijamin Prabowo akan menang karena didukung Jokowi? Kelihatannya sikap Budiman dan Effendi itu bisa saja spekulasi saja," terang Muslim.

Karena menurut Muslim, sikap Jokowi soal capres hingga saat ini masih belum pasti. Publik pun juga sudah kenyang dengan sikap Jokowi yang sering memberikan harapan palsu.

"Pertanyaannya, apakah Prabowo dijamin menang kalau didukung Jokowi? Karena selama ini Jokowi banyak sakiti rakyat dalam kebijakannya," pungkas Muslim.

Tak Mengatasnamakan PDIP

Kunjungan politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa malam (18/7), tak mengatasnamakan partai.

"Pertama, saya ingin mengatakan, kunjungan ini tidak mewakili partai, ini pribadi," katanya, saat jumpa pers usai pertemuan dengan Prabowo.

 

 

Aktivis Pro Demokrasi era Orde Baru itu mengaku dirinya bukan siapa-siapa di PDIP, dan kedatangannya di kediaman Prabowo hanya ingin berdiskusi banyak hal strategis.

Secara tegas Budiman menyatakan ingin mencairkan suasana dan menyatukan sesama kelompok nasionalis jelang Pemilu 2024.

“Saya yang bukan siapa-siapa, tidak apalah saya mewakafkan diri untuk mencairkannya. Saya tidak mewakili partai, saya bukan pejabat publik,” katanya.

Budiman mengaku membahas berbagai hal strategis bersama Prabowo yang juga Menteri Pertahanan. Ia juga mengaku banyak kesamaan visi kebangsaan dengan Prabowo.

“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” tandasnya.

Bakal Dipanggil 

Sementara itu Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan menjadwalkan pemanggilan terhadap Budiman Sudjatmiko, awal Agustus 2023.

 

Pemanggilan terhadap Budiman berkenaan dengan sikap politik yang dinilai membangkang, lantaran memberi dukungan kepada bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

“Kita baru mulai reses ini sampai bulan Agustus. Ya awal Agustus (Budiman dipanggil),” tegas Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, dalam keterangannya, Rabu (19/7).

Komarudin menilai, mantan aktivis Pro Demokrasi itu telah melawan keputusan partai karena tidak mengindahkan aturan yang berlaku. Dalam hal ini, PDIP sudah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres di Pilpres 2024.

“Ketika kader mendatangi calon lain itu namanya melakukan perlawanan terhadap keputusan partai, dan itu harus diminta pertanggungjawabannya,” tegasnya.

Di sisi lain, Komarudin juga menyesalkan sikap Budiman yang melancarkan manuver politiknya dan menyepelekan keputusan DPP PDIP. Apalagi, peneguhan Ganjar Pranowo capres PDIP sudah sangat tegas dengan digelarnya konsolidasi akbar di Gelora Bung Karno (GBK) beberapa waktu lalu.

 

“Kok Kader-kader partai masih coba lagi main akrobat sana-sini dengan berbagai argumentasi, itu kan enggak benar,” tandasnya.

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyambangi kediaman bakal capres sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa malam (18/7).

Setelah menggelar pertemuan, Budiman secara tersirat memberikan dukungan kepada Menteri Pertahanan RI itu pada Pemilu 2024.

Budiman menyebut sosok Prabowo sebagai salah seorang tokoh bangsa terbaik yang layak didapatkan oleh bangsa Indonesia. 

Siap Dipanggil 

Dibagian lain, segala konsekuensi siap diterima dengan ikhlas oleh politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko setelah bertemu dan berdiskusi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Termasuk apabila dipanggil DPP PDIP.

“Gak ada masalah. Saya suka, biasa kok dipanggil,” tegas Budiman kepada wartawan seusai bertemu Prabowo di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa malam (18/7).

 

Mantan aktivis Pro Demokrasi ini juga mengaku tak khawatir akan bernasib sama seperti nasib politikus PDIP Effendi Simbolon yang mengeluarkan pernyataan dukungan kepada Prabowo lalu dipanggil DPP PDIP.

“Dipanggil kan bukan sebuah risiko, biasa aja, malah justru bagus toh ada komunikasi. Jangan-jangan selama ini gak bisa dipanggil, justru bisa ketemu,” tuturnya.

Lagipula, Budiman menegaskan bahwa dirinya tak mengatasnamakan PDIP ketika menyambangi kediaman Prabowo yang juga bakal capres Partai Gerindra itu.

 “Tidak, ini individu pribadi saya,” pungkasnya.

Pisah Jalan  dengan PDIP?

Pertemuan politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak serta merta diartikan sebagai bentuk dukungan di Pilpres 2024.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/7).

"Tak sesederhana itu. Bagaimanapun Budiman itu kader PDIP," kata Adi Prayitno.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menduga pertemuan Budiman dengan Prabowo sebagai silahturahmi kebangsaan.

"Jika Budiman dukung Prabowo itu artinya dia memilih ke luar dan pisah jalan dengan PDIP," tegas Adi Prayitno.

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyambangi kediaman bakal capres sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa malam (18/7).

Buntut pertemuan ini, Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan menjadwalkan pemanggilan terhadap Budiman Sudjatmiko pada awal Agustus 2023 mendatang.

Tegak Lurus ke Jokowi

Ada pesan tersirat yang dapat dimaknai dari kunjungan politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa malam (18/7).

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio bahkan tersenyum saat memperhatikan mimik keduanya bertemu di Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

“Saya tersenyum mengamati pergerakan politik Mas Budiman Sudjatmiko saat menyambangi Pak Prabowo,” ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Rabu (19/7).

Menurut pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu, ada pesan yang dapat ditangkap publik dalam sambutan Prabowo kepada Budiman. Yaitu, keduanya bertemu setelah ada arahan khusus dari seseorang.

 “Entah sandiwara atau bukan, yang terbaca saat ini, keduanya tegak lurus ke Jokowi,” tutupnya.*** 

Sumber: rmol.id