Warisan Terburuk Bapak Bom Atom Oppenheimer, Apa Itu?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM) -  Julius Robert Oppenheimer, seorang ilmuwan fisika Amerika Serikat, dikenal sebagai tokoh sentral dalam proyek Manhattan yang berhasil mengembangkan bom atom selama Perang Dunia II. Namun, perjalanan hidupnya lebih dari sekadar proyek rahasia tersebut. Mari kita kenali lebih dalam tentang sejarah hidup Bapak Bom Atom, Julius Robert Oppenheimer.

Masa Muda dan Pendidikan:

Julius Robert Oppenheimer lahir pada tanggal 22 April 1904, di New York City. Ayahnya, Julius Oppenheimer, adalah seorang pengusaha tekstil, sedangkan ibunya, Ella Friedman, berasal dari keluarga imigran Yahudi Jerman. Julius tumbuh dalam keluarga yang kaya dan berpendidikan.

Julius menunjukkan bakat intelektual yang luar biasa sejak usia dini. Ia belajar di sekolah swasta dan menunjukkan minat yang mendalam dalam bahasa, sastra, matematika, dan fisika. Pada usia 12 tahun, ia sudah menguasai bahasa Latin dan bahasa Yunani.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Julius melanjutkan kuliah di Universitas Harvard pada usia 18 tahun. Ia belajar fisika dan kimia, serta menjadi mahasiswa terbaik di kelasnya. Lulus dengan gelar summa cum laude, ia melanjutkan studi di Universitas Cambridge, Inggris.

Kariernya dalam Fisika Teoritis:

Di Cambridge, Oppenheimer belajar di bawah bimbingan ilmuwan terkemuka, Paul Dirac, dan J. J. Thomson. Ia mengejar riset dalam teori kuantum dan radiasi, menghasilkan beberapa karya ilmiah yang sangat dihormati. Julius mendapatkan gelar doktor pada tahun 1927 dan kembali ke Amerika Serikat untuk mengajar di Universitas California, Berkeley.

Julius Oppenheimer menjadi profesor di California Institute of Technology (Caltech) pada tahun 1929. Ia dikenal sebagai seorang dosen yang inspiratif dan brilian dalam menjelaskan konsep fisika yang kompleks. Karier akademiknya terus berkembang, dan ia dianggap sebagai salah satu ilmuwan teoretis terkemuka pada masanya.

Peran dalam Proyek Manhattan dan Bom Atom:

Ketika Perang Dunia II meletus, Amerika Serikat memulai Proyek Manhattan untuk mengembangkan senjata bom atom sebagai bagian dari upaya perang melawan Blok Poros. Julius Oppenheimer dipilih untuk memimpin tim ilmuwan yang bekerja pada bagian fisika dalam proyek ini.

Di Los Alamos, New Mexico, Julius dan timnya berhasil menghasilkan bom atom pertama yang dikenal sebagai "The Gadget." Pada tanggal 16 Juli 1945, uji coba Trinity, percobaan pertama bom atom, dilakukan dengan sukses. Ini menjadi tonggak penting dalam sejarah senjata nuklir.

Setelah Perang dan Skandal Keamanan:

Setelah Perang Dunia II berakhir, Julius Oppenheimer dianggap sebagai pahlawan nasional dan mendapatkan Medal of Merit dari Presiden Harry S. Truman atas kontribusinya dalam Proyek Manhattan. Namun, pada tahun 1954, kehidupannya berubah ketika ia didakwa melakukan aktivitas komunis selama tahun 1930-an. Ia mengalami pemeriksaan keamanan dan diberhentikan dari kegiatan riset nuklir.

Meskipun akhirnya Julius dibebaskan dari tuduhan tersebut, reputasinya tercoreng dan ia mengalami kesulitan dalam kariernya. Namun, ia tetap aktif dalam bidang fisika dan bekerja di Universitas Princeton.

Meninggalnya Julius Robert Oppenheimer:

Julius Oppenheimer meninggal pada tanggal 18 Februari 1967, di Princeton, New Jersey, pada usia 62 tahun. Meskipun kehidupannya dipenuhi dengan kontroversi, ia tetap dihormati sebagai salah satu ilmuwan besar abad ke-20 dan "Bapak Bom Atom." Warisannya dalam fisika dan kontribusinya dalam proyek rahasia selama Perang Dunia II akan selalu diingat dalam sejarah.

Mimpi Terburuk 

Mengutip nationalgeographic.co.id, Oppenheimer, Film baru karya Christopher Nolan, telah mengangkat fakta sejarah Project Manhattan yang dijalankan oleh Amerika Serikat dalam upayanya memerangi Nazi. Judul film itu diambil dari nama Julius Robert Oppenheimer yang dikenal sebagai bapak bom atom.

Film biofik thriller itu menceritakan biografi bapak bom atom Julius Robert Oppenheimer. Kisah tersebut terinspirasi dari buku American Prometheus karya Kai Blrd dan Martin J. Sherwin

Film Oppenheimer dipenuhi dengan mimpi buruk terburuk fisikawan tituler tentang perang nuklir. Penglihatan yang tidak menyenangkan tentang awan jamur yang meledak dari kota ke kota.

Bayangan tumpukan api naik melewati awan, dan riak radiasi yang melanda Eropa telah menghantui J. Robert Oppenheimer yang diperankan aktor Cillian Murphy.

Oppenheimer adalah direktur laboratorium rahasia Los Alamos, tempat sekelompok ilmuwan mengembangkan dan menguji bom atom pertama di dunia. Oppenheimer jelas sangat menyadari kekuatan yang akan diciptakan oleh labnya.

Dia terkenal menyebutnya "Kematian, perusak dunia." Tapi mungkin, apa yang Oppenheimer bayangkan hanya separuh dari potensi terburuknya. 

Mimpi terburuk Oppenheimer tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan skenario terburuk yang diprediksi para ilmuwan saat ini. Potensi bencana yang mungkin terjadi akan menjadi warisan terburuk melebihi apa yang mungkin dibayangkan Oppenheimer sendiri.

Pecahnya perang nuklir, dengan ratusan atau ribuan ledakan atom, dapat menyebabkan planet masuk ke dalam keadaan apokaliptik. Keadaan itu bisa disebut sebagai musim dingin nuklir, di mana miliaran orang akan mati kelaparan.

"Senjata nuklir adalah bahaya terbesar yang dihadapi dunia dan telah dihadapi sejak lama, tetapi kita telah melupakannya," kata Alan Robock.

Robock adalah seorang profesor di University of Rutgers dan pelopor penelitian musim dingin nuklir, seperti dikutip Science Alert. Sejauh ini, tambahnya, "Saya pikir kami sangat beruntung."

 

Musim dingin nuklir adalah sebuah teori, berdasarkan model dan diperdebatkan dalam komunitas ilmiah. Itu seperti banyak prediksi yang dibuat ilmuwan atom pada zaman Oppenheimer.

Jadi apa sebenarnya teori musim dingin nuklir? Dana apa yang akan terjadi dengan Bumi jika itu terjadi?

Yang pertama, saat musim dingin nuklir terjadi, maka Bumi akan menjadi gelap dan dingin. Selanjutnya, Bumi paling tidak akan menampung kematian hingga 5 miliar manusia.

Kematian itu akan dimulai dengan bom nuklir yang membakar kota-kota. Setiap ledakan nuklir akan menyulut api kecil yang tak terhitung jumlahnya, yang dapat menyatu menjadi badai api besar yang tak terkendali.

Jika terjadi serangan nuklir berulang dan berkelanjutan, semua badai api itu dapat mengirim begitu banyak jelaga ke stratosfer. Jelaga itu akan membentuk sabuk di sekitar planet dan menghalangi matahari.

Ketika matahari terhalangi, maka akan menyebabkan suhu turun hingga 15 derajat Celcius. Pendinginan global ini bisa berlangsung bertahun-tahun.

Kegelapan, dingin, dan radiasi dari kejatuhan nuklir akan menghancurkan sebagian besar kehidupan tumbuhan dan hewan di Bumi. Lima ilmuwan, termasuk Carl Sagan, pertama kali mengajukan teori ini dalam makalah tahun 1983.

 

Sejak itu, tim ilmuwan lintas disiplin, termasuk Robock, menggabungkan model iklim dan simulasi produksi makanan untuk lebih memahami kemungkinan musim dingin nuklir.

Tahun lalu, mereka menerbitkan temuan baru bahwa ikan dan ternak tidak akan mampu menopang dunia jika musim dingin nuklir memusnahkan tanaman.

Perang nuklir menghasilkan konsekuensi yang mengerikan bagi semua orang.Pavel López Lazo, _PL.Prensa Latina

Perang nuklir menghasilkan konsekuensi yang mengerikan bagi semua orang. Karya ilmiah terbaru mereka dipublikasikan dengan judul "Global food insecurity and famine from reduced crop, marine fishery and livestock production due to climate disruption from nuclear war soot injection" dan diterbitkan di jurnal nature akses terbuka.

Jelaga atau karbon hitam yang dikirim ke atmosfer dari ledakan senjata nuklir akan menyebabkan gangguan pada iklim Bumi. Selanjutnya akan membatasi produksi makanan darat dan air.

"Di sini, kami menggunakan model iklim, tanaman, dan perikanan untuk memperkirakan dampak yang timbul dari enam skenario injeksi karbon hitam stratosfer, memprediksi total kalori makanan yang tersedia di setiap negara setelah perang setelah makanan yang disimpan dikonsumsi," tulis para peneliti.

"Dalam menghitung dampak susulan dari area target, kami menunjukkan bahwa injeksi jelaga yang lebih besar dari 5?Triliun gram, akan menyebabkan kekurangan pangan massal, dan produksi pangan ternak dan perairan tidak akan mampu mengimbangi penurunan hasil panen, di hampir semua negara."

Mereka menyimpulkan, jika terjadi perang nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia, maka dapat menyebabkan 5 miliar orang mati kelaparan.

"Lebih dari 10 kali lebih banyak orang yang mati karena kelaparan daripada yang mati akibat efek langsung (bom atom)," kata Robock.

Bahkan perang nuklir yang lebih kecil antara India dan Pakistan, dapat mengirimkan jutaan ton jelaga ke atmosfer. Peristiwa itu dapat menyebabkan kekurangan pangan global, menurut perhitungan mereka.

Robock dan rekannya memperkirakan skenario itu akan membunuh sekitar 2 miliar orang lagi.

"Saya harap (film) akan membuat orang bertanya-tanya mengapa kita masih memiliki senjata nuklir, bagaimana mungkin senjata itu digunakan, dan mengapa kita membutuhkannya," katanya.***