Penasaran Mengapa Hujan Turun dalam Bentuk Tetesan Bukan Petak-petak? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Hujan adalah salah satu fenomena alam yang paling umum dan penting di planet kita, Bumi. Fenomena ini terjadi ketika air dalam bentuk uap mengembun dan berkumpul menjadi tetes air yang cukup besar untuk jatuh ke permukaan bumi. Hujan adalah proses alamiah yang telah ada sejak jutaan tahun yang lalu, dan ia memiliki peran penting dalam menjaga kehidupan di planet ini.

Proses Terbentuknya Hujan

Hujan berasal dari siklus air, yang merupakan perpindahan air antara berbagai wujudnya, seperti uap air, air cair, dan es. Siklus air ini dimulai ketika matahari memanaskan permukaan air di bumi, seperti sungai, danau, dan laut, sehingga air berubah menjadi uap air. Uap air ini naik ke atmosfer dan mendingin ketika mencapai lapisan udara yang lebih tinggi. Pada titik ini, uap air mengembun dan membentuk tetes air yang akhirnya menjadi awan.

Awan-awan ini terus tumbuh dan berkumpul hingga mencapai titik jenuh, di mana tetes-tetes air dalam awan menjadi terlalu berat untuk dipertahankan di udara. Ketika itu terjadi, tetes-tetes air jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Proses ini adalah apa yang kita kenal sebagai "hujan."

Pentingnya Hujan

Hujan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Bumi. Berikut beberapa peran penting hujan:

 

Penyediaan Air Bersih: Hujan adalah sumber utama air tawar di planet ini. Air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi sumber air tanah yang kita gunakan untuk minum, pertanian, dan industri.

 Mendukung Pertumbuhan Tumbuhan: Hujan memberikan air yang diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan. Tanpa hujan, tanaman akan mati, dan ekosistem akan terganggu.

Menjaga Suhu Bumi: Hujan membantu mengendalikan suhu Bumi dengan menghilangkan panas berlebih dari atmosfer melalui penguapan. Ini membantu menjaga suhu Bumi dalam kisaran yang mendukung kehidupan.

Siklus Air: Hujan adalah bagian dari siklus air yang penting. Ini membantu mengalirkan air dari daratan kembali ke laut, sungai, dan danau, menjaga sirkulasi air di planet ini.

Tidak semua tempat di Bumi mengalami hujan dengan intensitas yang sama. Ada daerah yang sangat kering dan jarang hujan, seperti gurun, sementara daerah lain mungkin sangat basah dan sering hujan, seperti hutan hujan. Faktor-faktor seperti lokasi geografis, iklim, dan topografi berperan dalam menentukan pola hujan di suatu wilayah.

Berbentuk Tetesan

Pernahkah terpikir mengapa fenomena hujan selalu disertai dengan turunnya air dalam bentuk tetesan? Terlepas dari apakah itu hujan gerimis yang menghasilkan tetesan air dengan volume kecil atau hujan lebat yang melimpahkan volume tetesan jauh lebih besar.

Besar Mungkin pernah muncul pertanyaan dalam pikiran Anda tentang mengapa air hujan tidak turun dalam satu aliran besar yang menggulung deras seperti air terjun. Nah, mari kita bahas penjelasannya. 

Terbentuknya tetesan hujan Dilansir dari Science ABC mengutip kompas.com, Kamis (5/10/2023), hujan turun sebagai tetesan karena air di awan berubah dari uap menjadi tetesan saat mengembun dan jatuh ke bumi.

Saat udara yang telah terpenuhi dengan kelembaban dan panas naik dari permukaan bumi, itu mengalami penurunan suhu secara bertahap seiring dengan peningkatan ketinggian. Ketika suhu udara turun di atas batas tertentu, uap air yang ada di dalamnya mulai mengembun dan mengkondensasi membentuk partikel-partikel kecil yang membentuk awan. 

Awan-awan yang terbentuk dapat memiliki komposisi yang berbeda tergantung pada kondisi cuaca yang ada saat itu. Beberapa awan terdiri dari kristal es kecil, sementara yang lain terdiri dari tetesan air. Komposisi awan ini bervariasi dan menghasilkan berbagai jenis awan yang kita kenal, mulai dari awan cumulus hingga awan stratus yang menutupi langit dengan lapisan tebal mereka. 

Namun, yang paling menarik adalah bahwa sebagian besar hujan yang turun ke permukaan bumi berasal dari jenis awan tertentu, seperti awan nimbus atau cumulonimbus yang memiliki ketinggian yang sangat tinggi. 

Ketika uap air di dalamnya mencapai titik jenuh dan tidak lagi dapat dijaga oleh angin atau kekuatan lainnya, tetesan-tetesannya mulai bertumbukan dan bergabung, membentuk tetesan-tetesan hujan yang jatuh ke bumi sebagai hujan yang kita kenal. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya tetesan hujan Dilansir dari Eduinput.com, Kamis (5/10/2023), ada beberapa faktor atmosfer yang memengaruhi pembentukan tetesan hujan, yaitu: 

  1. Tekanan Udara 

Tekanan udara memainkan peran penting dalam menentukan ukuran dan kepadatan tetesan hujan. Tekanan udara yang lebih tinggi dapat menghasilkan tetesan hujan yang lebih kecil, sedangkan tekanan udara yang lebih rendah cenderung menghasilkan tetesan yang lebih besar. 

  1. Suhu 

Suhu atmosfer mempengaruhi tingkat kondensasi dan penguapan tetesan air di udara, yang akhirnya memengaruhi ukuran tetesan hujan. 

  1. Kelembapan 

Tingkat kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan awan yang lebih besar dan meningkatkan kemungkinan curah hujan. Baca juga: Apa Itu Fenomena Hujan Es yang Sering Terjadi Saat Cuaca Ekstrem? 

  1. Jenis awan 

Struktur dan jenis awan memiliki dampak signifikan pada cara tetesan hujan terbentuk dan jatuh. 

  1. Ukuran gravitasi

 Gravitasi memainkan peran penting dalam menentukan ukuran tetesan hujan. Tetesan hujan yang lebih kecil mengalami lebih banyak hambatan udara, yang memperlambat kejatuhannya, sementara tetesan hujan yang lebih besar mampu mengatasi hambatan udara dan jatuh lebih cepat. 

  1. Tegangan permukaan air 

Tegangan permukaan air memungkinkan tetesan hujan untuk mempertahankan bentuk bulatnya, mengurangi luas permukaan dan menghindari deformasi. 

  1. Hambatan udara

 Ketika tetesan hujan turun, hambatan udara memengaruhi bentuk dan kecepatannya. Tetesan hujan yang lebih kecil mengalami hambatan udara yang lebih besar, menyebabkan mereka mempertahankan bentuk bulat, sementara tetesan hujan yang lebih besar lebih mampu mengatasi hambatan udara, sehingga cenderung rata di pangkalan.***