Jangan Anggap Remeh Rempah Ini Ternyata Lebih Lebih Mahal dari Emas, Kok Bisa?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Saffron, atau dalam bahasa Indonesia disebut "za'faran," adalah rempah yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan masih menjadi salah satu rempah paling mahal dan berharga di dunia. Rempah ini terkenal dengan warna kuning cerahnya, serta rasa dan aroma yang unik. Saffron berasal dari bunga Crocus sativus, yang merupakan tanaman asli wilayah Mediterania dan Asia Tengah ternyata harganya lebih mahal dari emas, kok bisa? Simak artikel ini

Sejarah Saffron

Saffron telah digunakan dalam berbagai budaya sejak zaman kuno. Di Mesir kuno, saffron digunakan dalam ritual keagamaan dan juga sebagai bahan dalam parfum. Sementara itu, di Yunani kuno, saffron digunakan dalam upacara pernikahan untuk memberikan aroma yang menyenangkan kepada pengantin. Di zaman Romawi, saffron digunakan sebagai pewarna untuk makanan, pakaian, dan kosmetik.

Selama Abad Pertengahan, saffron menjadi salah satu komoditas dagang paling berharga di dunia. Para pedagang Venesia, yang dikenal sebagai "Venetian saffron," mengendalikan pasar saffron di Eropa dan mengimpor rempah ini dari Timur Tengah. Saffron juga digunakan dalam pengobatan tradisional, dan dikenal memiliki sifat-sifat penyembuhan.

Kehangatan dalam Warna, Rasa, dan Aroma

Salah satu ciri khas saffron adalah warnanya yang mencolok. Rempah ini memberikan warna kuning cerah pada hidangan, terutama pada nasi, sup, dan hidangan berbasis susu seperti risotto. Selain memberikan warna, saffron juga memiliki rasa yang unik dan aroma yang khas. Rasanya manis dan pahit, dengan sedikit nuansa hay yang lembut. Aroma saffron dianggap sebagai salah satu yang paling menggoda di dunia rempah-rempah.

Kegunaan Saffron dalam Masakan

Saffron digunakan dalam berbagai hidangan di seluruh dunia. Beberapa contoh penggunaan saffron yang terkenal termasuk:

 

Paella: Paella adalah hidangan khas Spanyol yang terkenal dengan warna kuningnya yang cerah, yang berasal dari saffron. Saffron juga memberikan rasa dan aroma yang khas pada hidangan ini.

Biryani: Biryani adalah hidangan nasi yang populer di India, dan saffron sering digunakan untuk memperkaya rasa dan aroma nasi dalam hidangan ini.

Sup Bouillabaisse: Hidangan sup khas Prancis ini menggunakan saffron untuk memberikan warna dan rasa yang khas pada sausnya.

Kue dan Manisan: Saffron sering digunakan dalam pembuatan kue, roti, dan manisan, seperti baklava.

Manfaat Kesehatan Saffron

Selain sebagai bumbu makanan, saffron juga diketahui memiliki beberapa manfaat kesehatan. Beberapa di antaranya meliputi:

Antioksidan: Saffron mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

 

Penyembuhan: Saffron telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, insomnia, dan bahkan depresi.

Penelitian Lanjutan: Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa saffron dapat memiliki potensi untuk membantu mengelola berbagai kondisi medis, seperti depresi ringan hingga sedang dan gangguan penglihatan terkait usia.

Dapat dikatakan Saffron adalah rempah yang unik dan berharga dengan sejarah panjang dan beragam manfaat. Dari paella Spanyol hingga biryani India, saffron telah menjadi bagian integral dari berbagai hidangan di seluruh dunia. Selain memberikan warna, rasa, dan aroma yang khas, saffron juga memiliki potensi manfaat kesehatan. Oleh karena itu, kehadiran saffron dalam dapur tidak hanya menghadirkan kehangatan pada hidangan, tetapi juga nilai budaya, sejarah, dan kesehatan yang mendalam.

Lebih Mahal dari Emas

Tahukah Anda ada rempah-rempah di Bumi yang lebih berharga daripada emas? Ya, itu adalah saffron. 

Anda mungkin pernah melihatnya. Penampakannya berupa potongan merah lembut dan hanya membutuhkan sedikit saja untuk memberikan pengaruh besar pada rasa. Mengutip IFL Science yang dilansir kompas.com, Jumat (6/10/2023) saffron berasal dari kepala putik bunga ungu saffron crocus. 

Kepala putih berwarna oranye terang tersebut membawa serbuk sari sebagai bagian dari sistem reproduksi betina bunga. Lantas apa yang membuat saffron menjadi sangat mahal? 

Salah satu alasannya adalah kesulitan saat memanennya. Panen saffron Saffron dipanen dari tiga kepala putik di tengah setiap bunga dan harus dipetik sendiri. Artinya perlu sekitar 75.000 bunga untuk menghasilkan 453 gram saffron. 

Ditambah fakta bahwa bunga ini hanya mekar di belahan dunia tertentu selama beberapa minggu dalam setahun, membuat makin sulit untuk memanennya. Setelah dipetik, saffron sangat rapuh dan harus ditangani dengan hati-hati sehingga membuat proses budidayanya menjadi lebih rumit dan mahal. 

Saffron kemudian dikeringkan yang penampakkannya sering terlihat berada di atas nampan. Sekali lagi proses pengeringan itu juga memakan biaya, waktu, dan juga tidak dapat dilakukan dengan buru-buru. 

Harga saffron

Harga pasaran untuk saffron asli berkisar antara 31.240.000 hingga 156.200.000 per 453 gram. Jadi tidak mengherankan jika rempah ini disebut pula dengan emas merah. 

Nilainya yang mahal ini membuat beberapa orang pun lantas mencoba untuk mencampurnya dengan rempah-rempah lain seperti kulit kayu, paprika, atau bahkan potongan kertas merah. 

Kunci dari saffron yang autentik dan berkualitas tinggi terletak pada aromanya, yang berarti saffron tersebut memenuhi standar tinggi selama proses produksinya. Kendati demikian aromanya juga tidak mudah dipertahankan sehingga saffron memiliki umur simpan yang pendek dan harus disimpan dengan baik. 

Jadi apakah layak untuk membelinya dengan harga yang mahal? Rempah termahal di dunia ini merupakan produk tanaman yang serbaguna. Selain digunakan untuk pewarna makanan, saffron memberikan aroma dan rasa yang khas pada makanan. 

Mengutip Healthline, saffron pun punya manfaat untuk kesehatan seperti misalnya membantu meningkatkan mood, mengurangi gejala PMS, memiliki sifat melawan kanker dan merupakan antioksidan yang kuat.

Asal Kashmir, Rusak karena Perubahan Iklim

Seperti diketahui Saffron merupakan salah satu rempah termahal dan sangat berharga di dunia. Budidaya saffron yang paling dikenal yakni di Kashmir. Saffron adalah salah satu komoditas berharga bagi para petani di Kashmir. Namun, seperti dikutipPhys, Selasa (22/12/2020), tahun ini para petani di Kashmir mengalami gagal panen.

Kondisi kering yang disebabkan oleh perubahan iklim telah membuat hasil rempah-rempah termahal di dunia ini semakin berkurang, bahkan hingga setengahnya dalam dua dekade terakhir.

Kondisi tersebut mengancam masa depan tanaman komersial yang telah membawa kekayaan ke wilayah tersebut selama 2.500 tahun. Salah satu wilayah penghasil saffron terbesar ada di wilayah Pampore, yang berada tepat di sebelah selatan kota utama Kashmir yang dikelola India. 

Komoditas tersebut telah sejak lama berkembang di wilayah tersebut. Suhu yang semakin memanas akibat dampak perubahan iklim telah menyebabkan curah hujan turun tidak menentu. L

Habitat tanaman rempah yang berasal dari bunga Crocus sativus atau bunga pacar ini adalah ladang di iklim yang cenderung basah. Namun, perubahan iklim semakin membuat ladang-ladang saffron kian mengering dan sumber air yang dibutuhkan tanaman ini menjadi semakin berkurang. 

Kondisi ini semakin diperparah dengan gletser di seluruh wilayah Himalaya yang semakin menyusut. Akibatnya, memutus aliran air ke kaki bukit di hilir. 

Dengan semakin keringnya ladang, jumlah saffron yang dipanen semakin sedikit. Padahal, untuk menghasilkan 1 kg rempah, dibutuhkan sedikitnya sekitar 160.000 bunga. Di pasar lokal, 1 kg saffron sangat mahal, harganya bisa mencapai 1.350 dollar AS. 

Secara resmi, angka tepat menunjukkan pada tahun 2018, "emas merah", sebutan bagi tanaman saffron yang mahal ini, per hektar hanya bisa dipanen sekitar 1,4 kg. Jumlah itu hanya setengah dari hasil panen yang bisa dihasilkan pada tahun 1998.***