Berikut Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Apakah Daerah Kamu Masuk? Berikut Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Cuaca adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Cuaca yang cerah bisa membawa semangat dan kebahagiaan, sementara cuaca buruk bisa mengganggu rencana dan aktivitas kita. Untuk membantu masyarakat dalam menyiasati cuaca, Indonesia memiliki lembaga yang sangat penting, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Apa itu BMKG?

BMKG adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pemantauan dan ramalan cuaca, iklim, serta gempa bumi dan tsunami di Indonesia. BMKG didirikan pada tahun 1866 dan sejak itu telah berkembang menjadi lembaga yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Indonesia.

Peran Utama BMKG

Pemantauan Cuaca: Salah satu tugas utama BMKG adalah memantau cuaca di seluruh wilayah Indonesia. Mereka menggunakan berbagai peralatan dan teknologi canggih untuk mengumpulkan data cuaca, seperti suhu udara, kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin. Data ini digunakan untuk memahami kondisi cuaca saat ini dan meramalkan cuaca mendatang.

Ramalan Cuaca: BMKG mengeluarkan ramalan cuaca harian dan jangka panjang untuk membantu masyarakat mempersiapkan diri. Ramalan cuaca ini mencakup informasi tentang suhu, curah hujan, kecepatan angin, dan kualitas udara. Dengan informasi ini, Anda dapat merencanakan aktivitas outdoor Anda dengan lebih baik.

Peringatan Dini Bencana: BMKG juga berperan dalam memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem, gempa bumi, dan tsunami. Informasi ini sangat penting untuk keselamatan masyarakat, dan BMKG bekerja sama dengan berbagai instansi untuk memastikan peringatan dini tersebar luas.

Penelitian dan Pengembangan: BMKG terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Mereka juga berkolaborasi dengan lembaga internasional untuk meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia.

Dapat dikatakan BMKG adalah mitra penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan pemantauan cuaca yang cermat dan ramalan cuaca yang akurat, mereka membantu kita semua untuk menyiasati cuaca yang selalu berubah. Penting bagi kita untuk mengikuti informasi cuaca dari BMKG agar dapat merencanakan aktivitas dengan bijak dan menghindari risiko cuaca ekstrem. Semoga BMKG terus berkembang dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.

Diguyur Hujan

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah wilayah berpotensi hujan lebat mulai hari ini, Rabu (11/10/2023). Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, tidak semua wilayah di Indonesia akan diguyur hujan selama pertengahan Oktober 2023.

 Kondisi tersebut dikarenakan awal musim hujan di Indonesia tidak terjadi dalam waktu bersamaan. "Di wilayah selatan ekuator, (seperti) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara masih mengalami kemarau," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu. 

Guswanto melanjutkan, secara umum, daerah yang diperkirakan akan dihantam hujan lebat pada pekan ini telah memasuki awal musim hujan. Lantas, mana saja wilayah yang akan diguyur hujan selama sepekan ke depan? 

Daftar wilayah yang berpotensi hujan

Berdasarkan data prakiraan cuaca berbasis dampak dari BMKG, berikut sejumlah wilayah yang berpotensi hujan lebat: 

11-12 Oktober 2023: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, dan Papua. 

12-13 Oktober 2023: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Papua. Sementara itu, merujuk prediksi akumulasi curah hujan 24 jam mulai 11-17 Oktober 2023, berikut kondisi cuaca secara umum di seluruh wilayah Indonesia: 

11-12 Oktober 2023 

Periode 11-12 Oktober 2023, sejumlah daerah seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi secara umum masih akan mengalami cuaca cerah berawan.

Namun, beberapa wilayah Indonesia diprediksi akan diguyur hujan sedang hingga lebat, dengan perincian: 

1. Sumatera Secara umum, wilayah Sumatera akan mengalami cuaca cerah berawan. Namun, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi berpotensi hujan sedang. Sedangkan, untuk kawasan Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh berpotensi mengalami hujan lebat. 

2. Kalimantan Hingga 12 Oktober 2023, secara umum Pulau Kalimantan akan cerah berawan. Namun, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara berpotensi hujan sedang. 

3. Maluku dan Papua Secara umum, wilayah Maluku dan Papua juga cerah berawan, meski Papua turut berpotensi diguyur hujan lebat. 

12-13 Oktober 2023 Masih serupa, Jawa, Bali, NTB, NTT, serta Sulawesi secara umum masih akan mengalami cuaca cerah berawan. Sementara itu, daerah lainnya diprediksi akan mengalami: 

1. Sumatera Secara umum, wilayah Sumatera pada 12-13 Oktober 2023 masih akan mengalami cuaca cerah berawan. Namun, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi berpotensi hujan sedang, sedangkan Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh berpotensi mengalami hujan lebat.

Akui Suhu Indonesia Melonjak Drastis

Dibagian lain Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap suhu rata-rata di Indonesia melonjak drastis. Menurut catatan BMKG, kenaikan suhu ini dialami secara global, termasuk Indonesia.

Dwikorita mengatakan merujuk data global menunjukkan bahwa secara global suhu rata-rata sudah meningkat. Bahkan, bulan Juli dan September 2023 tercatat sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat di muka Bumi.

"Bahkan data global yang kami kumpulkan memang menunjukkan bulan Juli sampai September suhu ini secara global semakin meningkat intensitasnya. Khususnya di Indonesia, data yang kami kumpulkan dari 116 stasiun pengamatan BMKG menunjukkan adanya kenaikan atau adanya anomali suhu sebesar 0,4 derajat Celsius," ungkap Dwikorita di program CNN Indonesia Connected, Jumat (6/10).

Menurut Dwikorita seharusnya rata-rata suhu di Indonesia berkisar 26,6 derajat Celsius, tapi saat ini rata-rata suhu sudah mencapai 27 derajat Celsius. Bahkan, kata dia, suhu maksimum di Indonesia sudah mencapai 38 derajat Celsius.

"Dari rata-ratanya saja meningkat 0,4 derajat Celsius. Harusnya dari sejarah, atau data suhu selama 30 tahun itu rata-rata, dalam 10 tahun itu kenaikanya 0,3 dalam 10 tahun. Ini dalam tahun ini saja sudah 0,4, belum sampai 10 tahun," papar Dwikorita.

"Bisa dibayangkan kenaikannya itu seberapa parah, yang harusnya 0,3 untuk 10 tahun, sekarang dalam satu tahun ini kenaikannya sudah 0,4," imbuhnya.

Dwikorita menyebut suhu panas di Indonesia diprediksi bisa tembus hingga 40 derajat celsius.Kondisi ini berkenaan dengan hawa panas yang melanda sejumlah kawasan di Indonesia di tengah musim kemarau.

Tidak hanya itu, tren global juga menunjukkan ada peningkatan suhu di berbagai belahan dunia imbas perubahan iklim.

 

"Kami memprediksi dari hitungan kami sampai Oktober ini dimungkinkan dapat terjadi suhu udara permukaan mencapai 40 derajat Celsius," kata Dwikorita.

Kendati demikian, ia menjelaskan saat ini catatan BMKG di kawasan Jabodetabek berada pada kisaran 35-37,5 derajat celcius.

Ia menjelaskan setidaknya ada dua faktor yang membuat sejumlah wilayah di RI panas, yakni fenomena kemarau kering alias El Nino dan gerak semu Matahari. Menurutnya El Nino membuat pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia menjadi minim.

"Sehingga tutupan awan-awan hujan itu menjadi sangat minim, sehingga penyinaran sinar matahari ini langsung mengenai permukaan Bumi tanpa melalui awan-awan hujan tadi," tuturnya.

Selain itu, hal ini diperkuat dengan fenomena gerak semu Matahari di sejumlah wilayah RI, terutama di wilayah khatulistiwa. Fenomena ini menjadi faktor yang membuat peningkatan intensitas penyinaran.

"Inilah yang meningkatkan intensitas penyinaran, selain juga dipengaruhi oleh faktor kelembaban udara yang relatif rendah saat ini dan juga pengaruh angin yang kadang-kadang stagnan, ini juga yang mengakibatkan terasa semakin panas," tuturnya.

Bulan terpanas

Sebelumnya, sebuah studi mengungkap September tahun ini tercatat sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat. Para pakar mengaku terkejut dengan lonjakan suhu panas yang terjadi pada September 2023.

Para pakar mengungkap suhu global melonjak ke rekor baru pada bulan September dengan selisih yang sangat besar. Rekor bulan September terpanas ini terjadi setelah bulan Agustus dan Juli jadi bulan terpanas yang pernah tercatat.

Suhu yang tinggi telah menyebabkan gelombang panas dan kebakaran hutan di seluruh dunia.

Lonjakan suhu pada September 2023 mengalahkan rekor sebelumnya untuk periode yang sama sebesar 0,5 derajat Celsius. Merujuk data-data ilmuwan iklim dari Eropa dan Jepang, September tahun ini lebih hangat sekitar 1,8 derajat Celsius dari level pra-industri.

Panasnya suhu udara merupakan hasil dari tingginya tingkat emisi karbon dioksida yang terus berlanjut, dikombinasikan dengan perubahan cepat dari fenomena El Nino. Tiga tahun sebelumnya terjadi kondisi La Niña di Samudra Pasifik, yang menurunkan suhu global hingga sepersepuluh derajat karena lebih banyak panas yang tersimpan di lautan.***