Wanita Ini Buta, Tuli, dan Bisu tapi Mampu Menerbangkan Pesawat, Kok Bisa?

JAKARTA (SURYA24.COM)- Dalam sejarah, ada cerita-cerita inspiratif yang membuktikan bahwa ketidakmampuan fisik tidak menghalangi seseorang untuk mencapai prestasi luar biasa. Salah satunya adalah kisah inspiratif Helen Keller, seorang perempuan luar biasa yang menaklukkan segala rintangan meskipun terlahir buta, tuli, dan bisu.

Helen Keller lahir pada tahun 1880 di Tuscumbia, Alabama, Amerika Serikat. Pada usia 19 bulan, penyakit yang tidak diketahui secara pasti mengambil indra penglihatan, pendengaran, dan bicaranya. Kondisi ini membuatnya terisolasi dalam kegelapan, kesunyian, dan ketidaktahuan. Namun, keadaan ini tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar dan tumbuh seperti anak-anak lainnya.

Perubahan besar dalam hidup Helen dimulai ketika Anne Sullivan, seorang pengajar yang memiliki pengalaman dalam mengajar anak-anak dengan kesulitan penglihatan, tiba di kehidupannya pada usia 20 tahun. Anne menjadi mentornya, membantu Helen memahami bahwa benda-benda memiliki nama dan cara berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dengan menyentuh telapak tangannya. Melalui metode yang gigih dan penuh kesabaran, Anne membuka pintu dunia luar bagi Helen.

Pendidikan dan Pengakuan

Dorongan Helen untuk belajar tidak terbatas. Dia berhasil menyelesaikan studinya di Radcliffe College dan menjadi penulis yang produktif. Karya-karyanya, seperti buku otobiografi "The Story of My Life" dan berbagai esai, menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Helen tidak hanya menjadi contoh bagi orang-orang dengan keterbatasan fisik, tetapi juga memberikan dorongan kepada semua orang untuk mengatasi rintangan yang dihadapi dalam hidup mereka.

Mampu Terbangkan Pesawat

Seperti diketahui Helen Keller merupakan seorang tokoh inspiratif yang dikenal karena mampu menjadi penulis, aktivis, dan pendidik meskipun dia buta, tuli, dan bisu sejak kecil. Helen Keller menjadi tokoh inspiratif berkat perjuangan dan kemampuannya bertahan hidup meskipun dia tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara.

 Meski begitu, ada suatu momen ketika Helen Keller mampu menerbangkan pesawat di tengah keterbatasannya. Meski penerbangan itu tidak lama, pilot mengakui Helen Keller bisa menerbangkan pesawat dengan hati-hati dan tidak menimbulkan guncangan. Terbangkan pesawat untuk membuktikan diri Helen Keller yang lahir pada 27 Juni 1880 memiliki kekaguman dengan penerbangan sejak kecil. Diberitakan All Thats Interesting, Helen pertama kali menjadi penumpang pesawat pada 1919 saat membuat film Deliverance. 

Di masa itu, muncul keraguan di antara publik terhadap kondisinya yang buta, tuli, dan bisu. Karena itu, produser membuat film untuk menunjukkan kehidupannya sekaligus kemampuan Helen hidup normal meski memiliki keterbatasan.

Karena saat itu pesawat terbang termasuk teknologi baru yang menarik, produser meminta Helen terbang naik pesawat. Meski sempat skeptis, Helen sangat ingin mencoba terbang. Helen akhirnya berhasil terbang selama setengah jam. 

Helen kembali berkesempatan terbang pada 1931 dari Newark, New Jersey ke Washington DC untuk bertemu Presiden Herbert Hoover.  Selama terbang dalam pesawat, Heller mengibaratkan penerbangan sebagai “seekor burung anggun yang berlayar melintasi langit yang tak terbatas". 

Akhirnya pada 1946, Helen Keller memiliki kesempatan untuk menerbangkan pesawat sendiri. Dikutip dari Britannica, sebuah pesawat melakukan perjalanan dari Roma ke Paris melintasi Laut Mediterania pada Juni 1946. 

Saat itu, Helen dan rekan sekaligus penerjemahnya Polly Thomson sedang melakukan perjalanan ke Eropa atas nama American Foundation mewakili komunitas orang buta. 

Mereka lalu bertemu menaiki pesawat dengan kode penerbangan Douglas C-54 Skymaster. Saat pesawat mereka melewati Laut Mediterania, pilot menyerahkan kendali pesawat kepada Helen yang duduk di kursi kopilot. Pilot menyampaikan instruksi menerbangkan pesawat melalui Polly Thompson. 

Penerjemah itu lalu menjelaskan apa yang harus dilakukan terhadap Helen dengan cara menekankan tangannya ke tangan perempuan itu membentuk simbol-simbol tertentu. “Dia duduk di kursi kopilot, dengan pilot di sampingnya, dan saya menyampaikan instruksinya kepadanya,” cerita Polly. 

Helen berhasil menerbangkan pesawat selama sekitar 20 menit. Menurut Polly, awak pesawat kagum dengan sentuhan sensitif yang Helen miliki saat mengendalikan pesawat. Helen mampu duduk di depan kemudi serta menerbangkan pesawat dengan tenang dan mantap. Tidak ada guncangan atau getaran selama penerbangan 20 menit itu. 

“Sungguh luar biasa merasakan pergerakan halus pesawat melalui kontrolnya," ungkapnya. 

Menurut Helen, dia bahkan merasakan pesawat tersebut terbang dengan getaran yang lebih baik dari sebelumnya.

Kesimpulan

Helen Keller adalah simbol ketahanan, inspirasi, dan kekuatan manusia. Kisahnya menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih prestasi luar biasa. Kehidupan Helen Keller adalah bukti nyata bahwa dengan tekad yang kuat, semangat pantang menyerah, dan dukungan orang-orang terkasih, segala sesuatu menjadi mungkin.

 

Kita semua bisa belajar dari ketabahan dan semangat juang Helen Keller, bahwa ketika seseorang memutuskan untuk tidak menyerah, tidak ada hal di dunia ini yang tidak bisa dicapai.***