Kata Analis Jika Ini Terjadi Perang Terbuka Jokowi Versus PDIP Makin Nyata Apa Itu?

Presiden Joko Widodo, Kepala BIN Budi Gunawan, Menseskab Pramono Anung, Menhan Prabowo Subianto/Net

JAKARTA (SURYA24.COM) -  Presiden Joko Widodo diperkirakan tidak berani mengganti posisi Kepala BIN Budi Gunawan (BG) dalam waktu dekat. Meski hubungan Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kurang harmonis menyusul pencawapresan Gibran Rakabuming Raka oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Demikian pandangan analis politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/11).

Menurut Jamiluddin, pergantian Kepala BIN Budi Gunawan hanya sebatas rumor belaka menyusul adanya hubungan yang kurang harmonis antara Jokowi dan PDIP.

"Rumor muncul saat hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP dinilai sedang memanas. Jokowi bahkan dinilai tengah mendapat serangan dari elite PDIP," kata Jamiluddin.

Jamiluddin menambahkan, dalam situasi politik yang kian memanas ini, wajar muncul rumor pergantian kepala BIN. Namun, dia memprediksi Jokowi tidak akan sampai mengganti posisi Budi Gunawan.

"Jadi, pergantian BG tampaknya hanya sebatas rumor belaka. Sebab, tidak ada dasar yang cukup untuk mengganti BG. Kinerja BG selama ini cukup baik," ujar Jamiluddin.

Jamiluddin menilai pergantian BG sekarang ini justru akan membuat hubungan Jokowi-PDIP akan semakin renggang.

"Hal itu pastinya tidak akan diinginkan Jokowi. Sebab, kalau Jokowi mengganti BG sama saja mengajak PDIP untuk berperang semakin terbuka," demikian Jamiluddin.

Tak Ada Alasan

Sejumlah pihak mendorong Presiden Joko Widodo mengganti Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan karena sudah tujuh tahun menjabat, sehingga butuh penyegaran.

Menyikapi hal tersebut, pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta memprediksi Presiden Jokowi tidak akan mengganti kepala BIN di tahun politik ini.

"Itu masih rumor. Masih isu. Saya kira itu tidak terjadi. Saya berharap itu tidak terjadi. Tidak semudah itu. Apalagi ada istilah memecat kan," kata Stanislaus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/11).

Menurutnya, tidak ada masalah apapun yang dilakukan Budi Gunawan selama ini. Sehingga tidak ada alasan untuk mengganti posisinya sebagai orang nomor satu di BIN.

"Saya kira pemecatan itu kalau ada masalah besar kemudian dipecat. Enggak ada. Tidak ada urgensi untuk mengganti apalagi memecat ya," tegas Stanislaus.

Menurut Stanislaus, akan berisiko jika Presiden Jokowi mengganti kepala BIN di tahun politik ini.

"Terlalu beresiko kalau melakukan penggantian kepala BIN di saat situasi seperti saat ini. Risikonya begini, intelijen itu bekerja tidak dalam satu hari dua hari," kata Stanislaus.

"Intelijen ini bekerja satu bulan dua bulan sampai lama. Kemudian hasilnya baru diperoleh. Kalau tiba-tiba diganti akan aneh. Saya kira tidak akan diganti," tutupnya.***