LAMR Kecamatan Bangko Gelar Diskusi Sejarah Peradaban Perkembangan Bagansiapiapi

Ternyata Kapitan Oi Hi Tiam Tak Pernah Berkuasa Di Bagansiapiapi

ROHIL (Surya24.com) - LAMR (Lembaga Adat Melayu Riau) Kecamatan Bangko, Senin (28/3/2022) menggelar Diskusi Sejarah Peradaban Perkembangan Bagansiapiapi dari masa ke masa di Kantor DMI Rohil di Jalan Perwira Bagansiapiapi.

25 tokoh terdiri dari keturunan Datuk Comel, Datuk Paduko, Syeh Chalifah Oesman, Ketua Laskar Melayu dan tokoh muda, Akadrmis, pemerhati sejarah dan Dispora Rohil diwakili Willy berkenan hadir mengikuti diskusi tersebut.

Diskusi sejarah Bagansiapiapi ini dengan Tema " Merajut dan menyatukan bingkai sejarah mengedepankan peran Ulama, Adat dan pemuka masyarakat di zamanya " dan dibuka Ketua LAMR Kecamatan Bangko Datuk Mustafa.

Datuk Mustafa dihadapan seluruh undangan menyebutkan latar belakang Diskusi tersebut reaksi dari Peringatan 100 Tahun wafatnya Oi Hi Tiam yang baru saja di gelar 21 Maret 2022 lalu dimana telah menuai protes dan terkesan membuka luka lama masyarakat Bagansiapiapi.

" Karena begitu peringatan 100 Tahun Oi Hi Tiam yang di klaim sepihak berpangkat Letnan dengan sebutan Kapitan ini langsung menuai protes dari berbagai kalangan, "ucap Datuk Mustafa.

Hal ini wajar karena masyarakat tahu yang namanya Oi Hi Tiam bukanlah tokoh yang diangkat Sultan Siak tetapi oleh pihak Kolonial mengurusi pajak atau cukai untuk orang Tionghua di Bagansiapiapi itu.

Lalu ada pemutar balikan sejarah, misalnya hibah tanah RS Protomo dan BRI dan masyarakat masih mengingat sejarah dari Peristiwa Bagansiapiapi I Maret 1946 dan 18 September 1946 menyisakan sejarah kelam yang masih diingat sampai saat ini.

" Kami LAMR menerima telpon dan malah bertanya mengapa ada peringatan 100 Tahun tersebut dan bertanya siapa itu Oi Hi Tiam dan apa petanya sehingga di besar-besarkan dan di elu-elulan, "ujar Datuk Mustafa.

Dari pihak Panitia dan Oi Hi Tian datang Rio Almusata salah seorang pengurus Bagan Tempo Dulu (BTD) dengan membawa literasi dan beberapa bulu yang diberikan menyampaikan sejarah tentang O Hi Tiam tersebut.

Comel salah seorang cucu dan pewaris Datuk Comel yang diangkat Sultan Siak menjadi Datuk di Bagansiapiapi Tahun 1908 sampai 1912 membentangkan sosok Datuk Comel dan zuriatnya dari Siak Sri Indra Pura keturunan Datuk Pesisir, Datuk Tanah Datar dan Kampar sebagai pemimpin pemerintahan di Bagansiapiapi.

" Ini data sejarah, izinkan saya menyampaikanya keturunan, zuriat serta sebelum Datuk Comel memerintah ia menggantikan Datuk Tengku Bay Tahun 1900-1908, " ucap Comel yang namanya memang ada kesamaan dengan Datuknya ini.

" Jadi Sultan Siak mengangkat Datuk Comel memimpin di Bagansiapiapi dan beliau memimpin cukup lama hingga Datuk berikutnya, " kata Comel Bin Ismail Hatta ini dengan menunjukkan dokumen lama dari silsilah dan SK dari Sultan Siak kepada Datuknya.

Kemudian giliran Adia Ferizko S Sos, Mdi (kandidat Doktor) dosen Unilak sekaligus cucu dari Tuan Syeh Chalifah Oesman Al Khalidi (1875-1946) pendiri rumah suluq dan Hakim Syariah diangkat Sultan Siak sebagaj Hakim Syariah dan Imam di Bagansiapiapi dan meninggal dunia 18 September 1946 yang jasadnya hingga kini tidak ditemukan.

" Negeri Bagansiapiapi ini sudah tua sejak sebelum orang China ke Bagansiapiapi, hal ini dapat dilihat dari peradaban berdirinya rumah ibadah dan diangkatnya Datuk kami sebagai Hakim Syariah oleh Sultan Siak, "ucap Dosen ini dengan memaparkan fakta sejarah berupa SK dan kitab-kitab tulisan dari Syeh Oesman Al Khalidi tersebut.

" Sayang jasad Unyang kami tak ditemukan dan banyak buku karangan beliau saat belajar di Jabal Qubis Makkah, mengajar di Batu Pahat Johor dibakar saat peristiwa Bagan oleh pihak musuh," terang generasi keempat Syeh Oesman Al Khalidi ini dengan raut sedih.

Diskusi berlanjut dengan tanya jawab silih berganti yang dipandu Datuk H Yan Faisal salah seorang wartawan senior berdomisili di Bagansiapiapi ini.

Giliran Datuk Seri Syafrianto Ramli SH yang juga Panglima RMB-LHMR Rohil sekaligus Cicit dari Datuk Paduko dari Kenegerian Kubu yang diangkat Sultan Siak di Tahun 1915 lebih banyak menceritakan fakta dan data sejarah terutama peristiwa Bagansiapiapi.

" Auah kami seorang Sersan anak buah Kapten Rivai Bunsu, ikut dalam peristiwa itu, jadi jelaslah sesuatu menyangkut Oi Hi Tiam jangan dibesar-besarkan karena dari data yang ada merupakan orang yang di angkat kolonial untuk urusan cukai kepada kaumnya, "ucap Datuk Seri  Syafrianto SH.

Sampai pada giliran Bagansiapiapi Tempo Dulu (BTD) Rio Almusata didaulat untuk menyampaikan sinopsis dan data sejarah dari Oi Hi Tiam yang disampaikan ketika acara puncak 100 Tahun Oi Hi Tiam di hadiri petinggi Rohil saat itu.

Namun Rio mengaku pihak Panitia memintanya untuk membuat ringkasan sejarah untuk acara tersebut. Sejarah itu dijadikan acuan oleh Ketua Panitia Diswaja Muljadi yang melahirkan protes dari masyarakat Bagansiapiapi.

" Bukan kami BTD Panitianya, tapi mereka, dan benar Kapitan Oi Hi Tiam itu bukan memerintah melainkan untuk memungut pajak dan cukai, karena dulu tanah ini cukainya untuk Sultan," sebutnya.

Rio juga sempat " Bagaikan " ahli sejarah dengan menyebut bulan marga Ang pertama orang Tionghua di Bagansiapiapi dan menyebut salah seorang Kapitan pasca meninggalnya Oi Hi Tiam seorang yang kejam serta terjadinya peristiwa Bagan I dan II Tahun 1946 lalu.

Diskusi yang dipimpin Datuk H.Ysn Faisal sebagai Moderator dan notulenya Amriadi Bahar berjalan baik dengan silih berganti bertanya dan menunjukan argumen yang ada di tangan peserta.

Akhir dari diskusi tersebut melahirkan Nota Kesepakatan dan kesimpulan dari argumentasi dan masukan dari seluruh peserta diskusi yang akan di rekomendasi ke Dinas Pariwisata Rohil dan Bupati Rohil sebagai masukan dan bahan pertimbangan yang akan membukukan sejarah Bagansiapiapi Rohil kedepannya.

Adapun sebagian rekomendasi tersebut tertera bahwa Oi Hi Tiam tidak pernah ditunjuk atau diangkat Sultan Siak sebagai Letnan ataupun memerintah di Bagansiapiapi dan hanya oleh pihak kolonial Belanda.

Kemudian dimasa mendatang acara peringatan wafat diperingati pihak keluarga saja dan tidak  melibatkan pemerintah sebab dikhawatirkan membuka luka lama peristiwa Bagansiapiapi.

Lalu postingan Bagan Tempo Dulu (BTD) diminta tidak sembarangan posting, klaim dan menyebutkan sumbernya yang jelas untuk menghindari hal-hal tak diinginkan agar memperhatikan kebenaran dan jangan mengkhultuskan Tionghua.

Dalam waktu dekat LAMR Kecamatan Bangko dan Rohil serta peserta diskusi dengan segala bukti serta data otentik akan menghadap Bupati dan Dispora Rohil untuk menyampaikan Noktah Notulen Rapat tersebut.

Adapun peserta Diskusi berdasarkan absen hadir peserta sebagai berikut: Datuk H Wazirwan Yunus Msi (LAM-DMDI Rohil), Mustafa (Ketua LAMR Kecamatam Bangko), Datuk Seri Syafrianto SH (PPM-Laskar), Welly Utusan Khusus Kadispora Rohil, Chalifah Idris (Mursik Suluq), Datuk Rozali Syam, Datuk Rangga (Penggawa Adat Gagak Hitam), Jaka Abdillah (semondo), Diarto (jurnalus), Datuk Zul Hidayat, Datuk Zainal Abidin SH.

Datuk Nazuardi Djuned, Tuan Adia Ferizko (Dosen Unilak), Broto Wiguna, Tuan Abu Nawas, Datuk Amriadi Bahar (Notulen), Datuk H Yan Faisal (Jurnalis/moderator diskusi), Datuk Muhaimin Safri, Datuk Comel Bin Ismail Hatta (zuriat Datuk Comel).

Datuk Jaswandi (LLMB),bDatin Ridayanti SH (Pengacara), Adek Novianto, Datuk Zaki Almarsi, S Sos (Akademik), Datuk Seri Syafrianto SH (PPM/RMB-LHMR), Rehandika (Rohil Peduli), Datuk Suriman ST (Ayo berbagi/Onwer Media online), Ahmad Syaefi (DMI) dan beberapa undangan lainya. (sultan)