Ilmuwan Terangkan Kedahsyatan Banjir Zaman Nabi Nuh dan Tertulis di Alquran

Ilustrasi (Dok: Pixabay)

JAKARTA (Surya24.com) - Bumi sempat menghadapi banjir terbesarnya pada zaman Nabi Nuh, kejadiannya tertulis di Alquran. Ilmuwan juga membuktikan jika banjir dahsyat memang pernah terjadi.

Dirangkum dari Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, oleh Nadiah Thayyarah, disebutkan ada banjir pada zaman Nabi Nuh beserta pengetahuan arkeolog dalam penemuan benda bersejarah peninggalan banjir pada masa itu.

Melansir okezone.com, ayat-ayat Al-Quran menyebutkan adanya bencana banjir sebagai balasan yang secara khusus Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh as dalam firman-Nya:

"Dan (Telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan para rasul, Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Kami pun telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih." (Al-Furqan: 37).

Ayat-ayat Al-Quran yang lain pun secara terperinci menggambarkan situasi penumpang bahtera Nuh as dan bagaimana dia mematuhi perintah Allah dalam firman-Nya:

"... hingga apabila perintah Kami datang dan dapur (perut bumi) telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing- masing binatang sepasang-sepasang jantan dan betina) dan keluargamu, kecuali orang yang telah ditetapkan suatu keputusan untuk mereka, dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman,' dan tidaklah beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit." (QS. Hud: 40).

Ayat-ayat berikutnya, yaitu ayat 41-49 dari Surah Hud dan ayat 30-33 Surah Al-Mu'minun mengandung kisah kejadian banjir besar dan menyebutkan Gunung Judiy, yaitu puncak Gunung Ararat di sebelah timur Turki.

Sesungguhnya kandungan ayat-ayat Al-Quran tersebut selaras dengan ilmu-ilmu sejarah dan fakta-fakta arkeologis modern. Hal itu terlepas dari kemungkinan untuk disanggah dan sudah pasti berbeda dari pengetahuan manusia pada saat Al-Quran itu turun.

Hal tersebut, ditegaskan pula oleh seorang ilmuwan, Sir Leonard Woolley, pimpinan forum arkeolog yang dihadiri oleh delegasi British Museum dan delegasi Pennsylvania University dalam upaya penggalian arkeologis di Tell el-Obeid, utara kota Ur di Irak.

Melalui penggalian itu, ditemukan sejumlah lapisan yang sangat dalam. Dan, di sana tertanam banyak bejana dan patung-patung yang sangat berharga serta bagian-bagian tanah kering yang ter-pahat padanya bekas-bekas batang bambu.

Melalui pemeriksaan mikroskopis terhadap sejumlah lapisan tanah, Sir Leonard membuktikan ternyata tanah tersebut mengandung materi yang tersapu air pada suatu masa dari bagian tengah sungai Eufrat dalam kejadian banjir besar setinggi tak kurang dari 25 kaki.

Pendapat sang ahli menegaskan bahwa banjir tersebut tidak terjadi secara global, tapi memang skalanya sangat besar hingga menjangkau lembah sungai Eufrat dan sungai Tigris.

Banjir itu bahkan menenggelamkan daerah-daerah sekitar gunung di belahan timur dan perbukitan padang pasir di sebelah baratnya, yang merupakan kawasan yang paling banyak dihuni manusia pada masa itu.***