Pengabdian Tulus Banyak Manfaat yang Luput dari Perhatian

f ist

Oleh : Ridwan Safri

SABTU  siang menjelang sore. Beberapa orang berdiri di pinggiran Jalan Sibayak tepatnya di balik tembok pagar setinggi kurang lebih sekitar 5 meter di areal Kilang Pertamina RU II Dumai, Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Provinsi Riau.

Tangan mereka memegang jerigen dengan ukuran beraneka ragam. Ya, mereka sedang mengantre menampung air bersih dari dua buah kran yang disediakan Pertamina.

Deden, salah seorang yang ikut antre patut bersyukur. Karena dalam beberapa hari belakangan wilayah yang didiami lebih 300 ribu jiwa itu kerap diguyur hujan. Sehingga antrean tidak mengular lazimnya pada musim kemarau. Biasanya antrean panjang sehingga untuk memperoleh air warga rela menanti giliran berjam-jam.

Tidaklah mengherankan jika sebagian besar warga di Dumai memiliki bak penampung atau drum untuk menampung air hujan yang digunakan buat mencuci, mandi dan sebagainya.

Tidaklah mengherankan tatakala musim penghujan datang maka penyakit Demam Berdarah Denguae (DBD) mulai mengncam warga, karena nyamuk ini tergolong elit, yakni tumbuh kembang di air bersih.

Biasanya warga Kecamatan Medang Kampai ini membawa dua hingga 4 jerigen. Namun dimusim penghujan seperti saat ini dia hanya membawa satu jerigen yang berukuran sekitar 20 liter.

Lantas bagaimana komentar Deden menyusul air bersih gratis yang disediakan Pertamina RU II Dumai ini? Pria berperawakan sedang itu mengaku sangat membantunya. Apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini notabene salah satu dampaknya daya beli masyarakat menurun. Setidaknya, bisa menghemat uang pengeluaran sekitar Rp10 ribu per hari -mungkin- menurut sebagian orang nominalnya kecil, tapi tidak bagi ayah tiga putra ini.

"Tiap hari saya membeli air sekitar Rp15 ribu. Kalau tidak ada air gratis dari Pertamina ini pengeluaran untuk membeli air lebih dari itu. Lumayanlah, kalau ditotal perbulan penghematan itu sudah berapa?" kata Deden balik bertanya seraya menambahkan untuk mencapai tempat pengambilan air bersih gratis ini dia menempuh perjalanan sekitar 10 kilometer dari kediamannya.

Setali tiga uang, Edi warga Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Timur juga memanfaatkan air bersih gratis dari Pertamina RU II Dumai.

Ya, dia salah satu dari sekian banyak warga yang memanfaatkan air bersih gratis Pertamina RU II Dumai ini terlihat sibuk mengangkat jerigen yang telah terisi penuh air ke atas keranjang sepeda motornya. Sementara warga lainya dengan sabar menunggu antrean.

Disela-sela kesibukanya, Edi mengatakan kalau dirinya telah lama memanfaatkan air bersih yang diambilnya di belakang kilang Pertamina RU II Dumai -kran menempel di dinding pagar kilang setinggi sekitar 5 meter.

Dalam sehari, lanjut pria berambut lurus ini, terkadang dua atau 3 kali dia mengambil air dengan membawa dua jerigen ke rumah. Air-air itu digunakannya untuk keperluan mencuci, mandi dan lainnya.

"Kalau harus membeli air bersih sepertinya tidak mungkin. Sebab, kalau membeli Rp3 ribu satu jerigen. Jika dikali 6 jerigen sehari berarti saya harus mengeluarkan Rp18 ribu. Rasa-rasanya berat juga, karena pengeluaran lainnya juga banyak. Apalagi sekarang perekonomian lesu begini," kata pria berusia 40 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian itu.

Lain Edi lain pula Chandra, warga Kelurahan Tanjung Palas yang masuk wilayah ring 1 -sebutan bagi warga yang berdomisili tak jauh dari kilang-.

` Beruntung jarak kediamannya tidak begitu jauh dari kran air bersih maka dengan menggunakan sepeda motor dia mengumpulkan air dari satu jerigen ke jerigen lainnya. Selanjutnya dibawa pulang dan dikumpulkan dalam drum.

"Kami sekeluarga setiap sore mangambil air dari balik pagar kilang Pertamina RU II Dumai. Air bersih yang disediakan gratis 24 jam itu sangat membantu kami. Apalagi kalau musim kemarau saat sumur-sumur warga lainnya mulai mengering seperti sekarang ini," ujar Indra sembari menambahkan dimusim penghujan tiba juga tetap mengambil air bersih dari kran itu. Hanya saja jumlah dan intetitasnya berkurang, karena dia menampung air hujan.

"Setiap hari kami mengambil lima sampai delapan jerigen air dengan menggunakan sepeda motor satu persatu jerigen air itu di rumah dikumpulkan sebelum dimasukan ke dalam drum," kata Chandra menambahkan.

Tidak jauh berbeda dengan Deden dan Edi, Chandra pun memanfaatkan air bersih itu untuk mencuci, memasak, mandi dan sebagainya.

Pengamatan Surya24.com di lapangan, tidak hanya sebatas warga Kelurahan Tanjung Palas dan Jaya Mukti yang berada disekitar areal dekat kilang yang memenfaatkan air bersih gratis ini. Namun juga dimanfaatkan warga Kelurahan Mundam, Kelurahan Guntung dan Pelintung yang berada di Kecamatan Medang Kampai atau berjarak belasan kilo meter dari kilang Pertamina RU II Dumai.

"Tiap hari ada saja yang datang bawa jerigen, kami tidak tahu mereka warga mana. Yang terang di musim kemarau antrean menjadi panjang. Jujur, air bersih bantuan Pertamina RU II Dumai ini sangat membantu kita," ujar Agus warga Gang Budi, Kelurahan Tanjuang Palas yang rumahnya berjarak sekitar 800 meter dari pagar kilang Pertamina RU II Dumai.

Pemanfaatan program air bersih gratis ini tidak hanya dimanfaatkan warga di sekitar areal kilang mau pun pemukiman lainnya di daerah yang berjarak sekitar 250 kilometer arah utara Kota Pekanbaru ini. Juga dimanfaatkan pengurus mau pun jamaah Masjid Al Qiyam yang berada tepat di belakang kilang.

Salah seorang pengurus Masjid Al Qiam, Jali, kepada Surya24.com, , mengakui program air bersih gratis sangat membantu rumah ibadah itu.

"Ya, sangat membantu. Karena kita manfaatkan untuk air wudlu baik yang ada dalam atau di pekarangan masjid," ungkap Jali.

Patut Ditiru

Menyusul fenomena pemanfaatan air bersih dari Pertamina RU II Dumai ini oleh warga, pemerhati ekonomi dan pembangunan Kota Dumai Anora Arsan SE memberikan apresiasi tersendiri. Paling tidak, menurut eksekutif muda ini seyogianya apa yang dilakukan perusahaan plat merah itu diikuti perusahaan lainnya.

"Kita mengetahui bahwa persoalan air bersih bagi masyarakat Dumai menjadi permasalahan tersendiri. Apalagi kalau musim kemarau. Nah, apa yang dilakukan Pertamina RU II Dumai patut ditiru," kata Anora sembari menambahkan program CSR seja­tinya tidak melulu berupa bantuan seperti dana dan sebagainya, tetapi seyogianya apa yang dibutuhkan warga di sekitar perusahaan.

"Mungkin ada yang menilai sebelah mata program ini. Tapi, yang terang setetes air dari Pertamina RU II Dumai sangat membantu warga," ingatnya.

Hanya saja Anora berharap, ke depan penyediaan air bersih gratis yang merupakan salah satu program Corporate Social Respon­sibility (CSR) Pertamina RU II Dumai tidak sebatas ditiga titik, belakang kilang di Jalan Sibayak, depan pos keamanan menuju Komplek Perumahan Pertamina RU II Dumai Jalan Bukit Datuk Lama dan Jalan MH Thamrin Ujung kawasan Bunga Tanjung -juga menuju perumahan Pertamina RU II Dumai dari arah belakang-.

"Ya, kalau memungkinkan juga ditempatkan di wilayah kantong-kantong pemukiman warga yang jauh dari kilang atau perumahan Pertamina Bukit Datuk. Sehingga mereka tidak jauh-jauh lagi mengambil air bersih," usul Anora saat berbincang-bincang ringan dengan Surya24.com.

Memang, persoalan air bersih menjadi permasalahan klasik bagi wilayah yang dihuni lebih dari 300 ribu jiwa ini. Kendati pemer­intah daerah telah melakukan sejumlah program untuk mengatasi masalah ini. Namun hingga kini mimpi sebagian besar warga belum bertepi.

Tidaklah mengherankan, jika musim kemarau tiba warga Dumai kembali dihantui kesulitan memperoleh air bersih. Belum lagi asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Menumpang

Salah seorang warga Dumai lainnya, Ani, misalnya, mengata
kan dimusim kemarau bisa-bisa sampai 3 hari dia sulit menda­patkan air bersih.

"Air sumur sudah kering, bak penampungan air hujan juga begitu, mau tidak mau beli air," katanya.

Bahkan, lanjut Ani, untuk beli air bersih pun sulit. Meski sudah dipesan tapi tidak langsung datang. Penjaja air mengatakan bahwa pesanan banyak ketersediaan air terbatas.

"Ya mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi , mecuci dan keperluan lainnya beberapa hari ini numpang di rumah famili di kawasan Bukit Batrem, kebetulan di sana sumber airnya masih mencukupi," keluhnya.

Catatan Suya24.com selain air bersih sulit diperoleh maka saat musim kemarau tiba harga pun membumbum tinggi. Sebagai contoh, dihari biasa harga air bersih Rp75 ribu per tangki ukuran seribu liter. Namun dimusim kemarau bisa menjadi Rp120 ribu per tangki, bahkan lebih.

Sebagai warga, Surya24.com pun mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Tekstur tanah di wilayah yang terletak di pantai timur Sumatera ini didominasi gambut notabene air bewarna coklat kehitaman dengan bau khas tanah gambut.

Sekedar informasi. Untuk memperoleh air bewarna bening tidak jarang sejumlah warga memanfaatkan sejumlah bahan kimia seperti tawas dan soda api. Menjelang tidur, air bewarna coklat kehitaman dan berbau itu dikumpulkan di wadah besar.

Selanjutnya air itu dicampur bahan kimia dan diendapkan sema­lam. Kendati begitu, air yag dihasilkan tak jarang bahkan terka­dang membuat rambut mengeras alih-alih busa sabun tidak keluar. Konon ini disebabkan tidak tepatnya campuran bahan kimia tersebut. “Ya, harus pandai-pandai mengukur takaran bahan kimianya,” ulas Ony warga Kelurahan Jayamukti, Kecamatan Dumai Timur.

Menyusul air bersih gratis di belakang tembok Kilang Pertamina bagian CSR RU II Dumai, Kevin Kurnia, dihubungi Surya24.com beberapa waktu lalu mengakui bahwa itu merupakan bagian dari bentuk kepudulian peusahaan terhadap masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.

"Ya, ini bentuk kepudulian Pertamina RU II Dumai terhadap masyarakat. Sehingga kapanpun dapat dimanfaatkan bagi warga yang sangat membutuhkanya," jelasnya di ruang kerjanya.

Saat ditanyakan kualitas air, dia menjelaskan bahwa air terjamin kelayakanya, baik untuk memasak, minum dan sebagainya, yang diolah melalui instalasi air bersih yang berada di kawasan Perumahan Pertamina Bukit Datuk. Bahkan sejak tahun 2008 pengolahan air menggunakan Water Treatd Plan (WTP). Semen­tara program air gratis bagi masyarakat ini dimulai sejak sekitar tahun 2000.

Mungkin program air bersih gratis Pertamina RU II Dumai di mata sebagian orang bukan hal yang luar biasa. Namun tidak bagi Deden, Edi, Chandra dan ribuan kepala keluarga lainnya di Kota Dumai.

Bagi mereka, menyalanya api obor kilang sebagai pertanda bahwa minyak mentah sedang diolah menjadi bahan bakar dan turunannya tidak hanya sebatas menyumbang kemakmuran bagi negeri ini. Akan tetapi, juga menjadi pertanda bahwa air bersih masih ada di rumah mereka.

Ya, ketika air dan minyak menyatu, kontribusi yang diberikan Pertamina tidak hanya sebatas untuk negara dan bangsa. Akan tetapi warga seputar kilang juga menikmati melalui air penuh berkah dari balik tembok kilang.***