Lemigas Buktikan Isu Pertalite Mudah Menguap, Ada Temuan Fakta Ini

(Dok: Kolase/Twitter @yo2thok dan MOTOR Plus)

JAKARTA (Surya24.com) - Beredar isu Pertalite mudah menguap yang membuatnya terasa boros. Menjawab itu, Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas) lakukan sederet pengujian.

Ditemukan beberapa fakta yang bisa membungkam isu Pertalite mudah menguap.

Hasil ini bisa dilihat dari "Pelaporan Pengujian Sampel Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Bensin RON 90" dari Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas Bumi) pada Oktober 2022.

Pengujian mutu Pertalite dilakukan pada 30 September 2022 dengan pengambilan sampel di 6 titik SPBU Pertamina DKI Jakarta.

Pengujian dilakukan sesuai spesifikasi BBM jenis bensin RON 90 yang mengacu pada Kepdirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017.

Paling menentukan besarnya penguapan bahan bakar adalah parameter Tekanan Uap.

Sampel hasil tes Pertalite dari beberapa SPBU Pertamina yang dilakukan LemigasLemigas Sampel hasil tes Pertalite dari beberapa SPBU Pertamina yang dilakukan Lemigas

"Parameter ini menggambarkan sifat volatilitas atau penguapan bahan bakar," jelas Reza Sukaraharja, Head of Affiliation Lemigas, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan saat dihubungi, dilansir otomotifnet.com, (10/10/22).

 

"Besarnya sifat penguapan dinilai berdasarkan pengaruhnya terhadap besaran tekanan 1 atmosfer (1 atm), sambungnya.

Dari standarisasi Kepdirjen Migas, batasan mutu tekanan uap Pertalite sebesar 45 kPa hingga 69 kPa. Semakin tinggi nilai kPa tekanan uap, maka bahan bakar punya sifat yang lebih mudah menguap.

Pengujian dilakukan berdasarkan American Standard Testing and Material (ASTM D 5191-19). Dari 6 sampel Pertalite, hasilnya memiliki variasi tekanan uap sebesar 60,4 kPa hingga 61,4 kPa.

"BBM RON 90 ini masih masuk ke dalam standar batasan mutu sesuai Kepdirjen Migas, tidak ada penguapan berlebih," tekan Reza.

Sementara Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) beri penjelasan tambahan.

 

Penguapan pada bahan bakar yang melebihi ambang batas menyimpan sejumlah persoalan.

"Dari segi peraturan tentu melanggar dan tidak boleh dijual ke publik," kata Pak Yus, sapaan akrabnya saat ditemui, (10/10/22).

Pak Yus juga menilai penguapan Pertalite yang berlebih bisa berdampak pada kerugian pihak SPBU.

Sebab ada target minimum volume Pertalite yang harus dicapai untuk dijual harian.

"Penguapan berlebih malah mengurangi volume yang bisa dicapai dalam satu hari," tegas Pak Yus.

Selain itu, semakin tinggi tekanan uap Pertalite akan memengaruhi densitas energi yang dihasilkan.

"Semakin besar nilai kPa akan menurunkan energi densitasnya," sebut Pak Yus.

"Dalam satu liter Pertalite tenaganya tidak sebesar sesuai standar, konsumsi bahan bakar jadi lebih boros karena untuk menghasilkan tenaga setara butuh volume lebih banyak," tandasnya.***