Tagar UGM #UniversitasGagalMerakyat Jadi Trending Topic, Ada Apa?

(Dpk:Tangkapan layar akun Twitter @UGMBergerak)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta baru-baru ini menjadi buah bibir di media sosial usai tanda pagar (tagar) #UniversitasGagalMerakyat trending topic di Twitter.

Salah satu pihak yang mencuit tagar tersebut adalah akun @UGMBergerak dan unggahannya sudah ditayangkan hingga 214,300 kali hingga Selasa (31/1/2023). Akun base @UGM_FESS juga menaikkan tagar #UniversitasGagalMerakyat sembari mengunggah foto sindiran soal UTUL UGM dan Simak UI.

Dari JAKARTA (Surya24.com)an Kompas.com, tagar #UniversitasGagalMerakyat digunakan oleh warganet untuk menyampaikan kekecewaan mereka soal wacana UGM menerapkan uang pangkal bagi mahasiswa baru. Baca juga: Tagar RIP Twitter Trending di Medsos, Apa yang Terjadi? Bagi mereka, rencana tersebut menghilangkan esensi UGM sebagai universitas kerakyatan yang diidam-idamkan calon mahasiswa dari latar belakang keluarga ekonomi kurang mampu untuk berkuliah.

"Sebagai Universitas dengan jati diri sebagai 'Universitas Kerakyatan' UGM sudah seharusnya menjaga marwahnya dan berlaku sesuai dengan titel yang dimilikinya," tulis @UGMBergerak.

"Namun dengan adanya wacana penerapan uang pangkal dan telah hadirnya SSPI, UGM telah resmi menodai jati dirinya sendiri sebagai universitas kerakyatan," tambah akun tersebut.

Lantas, apa yang terjadi? Rencana penerapan uang pangkal ditolak mahasiswa Lihat Foto Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ova Emilia saat hadir di acara pernikahan Kaesang-Erina, Sabtu (10/12/2022).(Kompas.com/Wijaya Kusuma) UGM dihujani kritik dan penolakan tersebut diduga perihal rencana penerapan uang pangkal bagi mahasiswa baru. UGM juga sudah mengumumkan pemberlakuan Sumbangan Sukarela Pengembangan Institusi (SSPI) sejak Juli 2022.

Salah satu mahasiswa UGM yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM Umar Pangkal (nama samaran) mengatakan, pihaknya sudah mendengar rencana penerapan uang pangkal tersebut pada Januari 2023.

"Kami mendengar adanya wacana mengenai uang pangkal ini ketika hearing rektor pada tanggal 17 Januari 2023," katanya kepada Kompas.com, Senin (30/1/2023).

"Teman-teman memberi usulan untuk SSPI yang sudah diterapkan kemudian ditiadakan dan nantinya agar dibuat satu pintu lewat Sahabat UGM," sambungnya.

Adapun, Sahabat UGM adalah wadah bagi alumni maupun nonalumni UGM yang memiliki kepedulian kepada perguruan tinggi ini. Sahabat UGM sudah didirikan sejak 2016.

Ketika hearing pada 17 Januari 2023, ada beberapa isu yang dibahas, salah satunya usulan supaya SSPI yang sudah diterapkan untuk ditiadakan. Mahasiswa yang mengikuti hearing juga berharap sistem tersebut dibuat satu pintu melalui Sahabat UGM. Namun, Rektor UGM Ova Emilia mengutarakan bahwa rencana penerapan uang pangkal di UGM akan sama dengan perguruan tinggi lainnya. Mahasiswa yang berdialog dengan Ova lantas sempat meminta kejelasan mengenai rencana penerapan uang pangkal tersebut.

Tak hanya itu, mereka juga mengungkapkan harapannya supaya SSPI tidak diwajibkan. Tetapi imbuhnya, Ova justru meminta mahasiswa supaya realistis dan tidak menganggap rektorat sebagai pihak yang berseberangan. Ova beralasan bahwa pihaknya juga memperjuangkan mahasiswa. "Namun, dengan adanya uang pangkal nantinya, UGM lupa bahwa mereka mengingkari jati diri yang sudah ada, yaitu universitas kerakyatan," katanya lagi.

Menurutnya, rencana penerapan uang pangkal tersebut mendapat respons dari mahasiswa dan terbentuk gerakan yang inklusif. Aliansi Mahasiswa UGM kemudian menaikkan tagar #UniversitasGagalMerakyat setelah mendengar pernyataan Ova beberapa waktu yang lalu. "(Tagar ini) berujung pemanggilan kepada beberapa orang di antara kami," kata dia.

"Tetapi, menurut kami pemanggilan tersebut tidak adil karena pihak rektorat memanggil secara tetutup dan pada saat libur semester," sambungnya.

Ia menjelaskan, tagar #UniversitasGagalMerakyat adalah bentuk protes yang dapat disaksikan masyarakat. Umar mengeklaim banyak pihak yang keberatan dengan rencana penerapan uang pangkal di UGM tersebut. "Termasuk beberapa orangtua calon mahasiswa yang bersedih karena UGM menjadi harapan untuk anak mereka kuliah dan menaikkan derajat keluarga," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretaris Rektor UGM, Dina W Kariodimedjo tidak merespons upaya konfirmasi yang dilakukan Kompas.com pada Senin (30/1/2022) perihal tagar #UniversitasGagalMerakyat dan rencana penerapan uang pangkal tersebut.

Dina justru mengirimkan beberapa rilis perihal keringanan UKT yang diberikan UGM kepada mahasiswa.****