Usaha Bangkrut dan Utang Miliaran, Pria ini 'Diselamatkan' Burung Finch Kok Bisa? Begini Ceritanya

Burung Finch. (Youtube CapCapung ©2023 Merdeka.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Beternak burung finch mungkin belum terlalu populer bagi masyarakat saat ini. Namun siapa sangka, dari burung tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang besar dan penuh prospek.

Seorang peternak burung finch di Sleman membagi pengalamannya dalam membudidayakan burung kecil ini. Dari berternak burung, ia mampu melunasi utang yang mencapai miliaran akibat bisnisnya bangkrut.

Dikutip dari merdeka.com, kerja keras dan pantang menyerah dalam mencoba menjadi kunci bagi peternak tersebut hingga mampu sukses saat ini. Simak kisah selengkapnya.

Beternak Burung Finch Pasca Bisnis Bangkrut

Melansir dari kanal Youtube CapCapung, Selasa (7/2), peternak burung finch bernama Banu Bimo membagikan pengalamannya saat membangun bisnis ternak burungnya.

 

Kisahnya bermula saat mengalami nasib buruk yang mana bisnis yang ia jalani mengalami kebangkrutan hingga meninggalkan utang mencapai miliaran rupiah.

Ide bisnis datang dari saudaranya yang juga berternak burung. Dirinya melihat saat pamannya bertransaksi jual beli burung dengan pembeli yang nominalnya mencapai jutaan rupiah.

Merasa penasaran, akhirnya dirinya mempelajari dan mencoba membudidayakan burung lewat dana seadanya. Bahkan ia sempat menjual barang di rumahnya hanya demi modal ternak burung.

Pengalaman Beternak Burung Finch

Awal mula perjalanan Bimo tak melulu berhasil. Pada tahun pertama, dirinya berujar bahwa tidak mendapatkan untung yang besar bahkan sempat kekurangan modal untuk memberi pakan kepada burungnya.

"Saya ingat betul di Finch hias itu modal saya kalau dirupiahkan 6 jutaan. Saya ternak burung awal, satu tahun pertama hampir tanpa perkembangan. Jadi cuma bisa dapat buat beli pakan burung. Bahkan income buat beli makan saja kadang-kadang kurang," ujar Bimo.

"Pernah sejarah bahkan buat beli pakan burung senilai Rp45 ribu saya harus utang ke tempat pakan burung," tambahnya.

Pihak keluarga juga sempat meragukan usaha budidaya burung miliknya. Bahkan sang istri meminta Bimo untuk bekerja. Tekad yang besar untuk sabar membuat Bimo kini mendapat hasilnya.

Bimo saat ini mendirikan sebuah tempat budidaya burung finch bernama 'Sempak Finch' di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY.

Perhitungan Untung Budidaya Burung Finch

Saat ini Bimo memiliki burung mencapai 500-600 ekor. Setiap bulan ia menghabiskan 5 kilogram pakan burung EF dengan total biaya mencapai Rp500 ribu.

 

"Per ekor itu habisnya cuma Rp100 satu hari satu burung Rp100. Untuk biaya produksi satu ekor burung finch tinggal kita mau jual usia berapa? Kita jual usia dua bulan kita tinggal kalikan Rp100 dikali 60 hari itu cuma Rp6000," jelas Bimo.

Keuntungan minimum yang dihasilkan dari satu ekor burung bisa menutup biaya modal dari pakan yang harus ia keluarkan.

"Jadi saat kita jualan 25 ribu satu ekor kita masih ada untung sebetulnya, tinggal kita mau produksi berapa banyak, jual berapa banyak, kita tinggal kalkulasikan. Itu cuma jualan 25ribu. Sedangkan kita punya yang jualannya 500 ribu, yang kita jualan 700 ribu, 300 ribu bahkan 1 juta, 2 juta, 3 juta," tambahnya.

Tips Membudidayakan Burung Finch

Memelihara burung finch tak lebih dari perawatan burung pada umumnya. Namun berkat pengalaman dan rasa ingin belajar yang tinggi, Bimo menemukan beberapa tips untuk merawat burung finch supaya sehat.

Bimo berujar bahwa burung finch memerlukan kebersihan kandang yang baik. Dirinya juga menyemprotkan disinfektan di kandang serta menjaga kelembaban kandang supaya tidak ada bakteri atau virus yang berkembang.

Jenis pakan juga sangat diperhatikan oleh Bimo. Bahkan ia akan menyediakan anggaran mencapai Rp500 ribu per bulan untuk membeli pakan.

Beberapa pakan juga dibagi berdasarkan jenis dan kebutuhan dari setiap burung miliknya.***

////

Ijazahnya Kembali Dipersoalkan di Medsos” Kata Gibran Tanya ke Kampusku di Singapura Sana, Bener Juga Bro?

 

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.(Dok: KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

JAKARTA (SURYA24.COM) SOLO - Ijazah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kembali dipersoalkan. Kali ini oleh pengguna akun media sosial (medsos) Twitter. Pemilik akun @BijiPot tersebut menganggap jika ijazah putra sulung Presiden Jokowi sewaktu kuliah palsu. "jadi apakah si @gibran_tweet ..orang kuliah an...klu kuliah an..tanya brp thn...klu jawaban plintat plintut...jgn2 sama kayak bapak nya ...ijazah palsu..dan skrng kasus ijazah plasu masih berlangsung...si ondel2..bukan apa2 klu bapak nya bukan presiden," tulis pemilik akun tersebut pada Kamis (4/2/2023).

Dikutip dari kompas.com, Gibran pun membalas komentar akun tersebut pada keesokan harinya, Jumat (5/2/2023). "Salah saya apa ya Pak?," tanya Gibran.

Sementara saat ditemui wartawan untuk menanyakan komentar soal ijazah dirinya yang dianggap palsu, Gibran justru meminta mempertanyakan langsung ke pihak kampus. "Ya takono kampusku kono neng Singapura (tanya kampusku di Singapura). Ki Gibran lulus tenan opo ora, fotone asli pora, wisudane kapan (Gibran lulus benar apa tidak, fotonya asli tidak, wisudanya kapan-red)," kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (6/2/2023).

Sebagai informasi, suami Selvi Ananda pernah mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2002 di Orchid Park Secondary School, Singapura. Kemudian pada 2007 Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS).

Ayah Jan Ethes Srinarendra kemudian melanjutkan studinya ke program Insearch di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia. Gibran lulus pada 2010.***