Merasa Dijebak soal Naik Turun Biaya Haji Komisi VIII DPR Marah ke Kemenag: Dugaan Mark Up Harga Gelang Haji Disorot

(Dok:net)

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang juga Ketua Panja Komisi VIII DPR Marwan Dasopang marah kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief terkait komponen biaya haji 2023. Marwan merasa dijebak oleh Hilman Latief.

Marwan awalnya menyoroti adanya perubahan harga yang sudah disepakati saat rapat sebelumnya antara Komisi VIII DPR dan Kemenag. Dia menyoroti perubahan kesepakatan terkait biaya makan hingga masyair.

"Kita langsung aja ya, Pak Dirjen ini jangan seperti ini, tadi malam kita sepakat bahwa harga makan itu bukan SAR 18,50, di sini sudah SAR 17,5, ini kok (jadi) SAR 18,50, masyair sudah turun SAR 2.000 sekian, ini (jadi) 4.560," kata Marwan kepada Hilman saat rapat dengar pendapat di gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Dikutip dari detik.com, Marwan menyebutkan sikap Hilman membuat marah para anggota Komisi VIII DPR. Dia menuding Hilman menaik-turunkan biaya-biaya yang sudah disepakati.

"Lah nggak kalau gini nggak selesai-selesai kita, Pak, temen-temen ini marah kalau begini, saya tadi nggak tahu seperti ini, sudah berubah lagi ini. Turun naik, turun naik," ucapnya.

"Iya dengan ada perubahan itu kan...," ucap Hilman

"Jadi gini Pak Dirjen di depan ini seperti kesepakatan tadi malam, kami dijebak lagi uraiannya, nggak boleh gini pak, nggak siap-siap kita seperti ini," potong Marwan.

"Kembali lagi, nih, kalau sepakat kita seperti ini, ya besok bapak pakai yang ini. Coba dijawab dulu lah, Bang," lanjut dia.

Dugaan Mark Up

Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Gerindra Abdul Wachid sempat menyoroti soal adanya dugaan mark up (melebihkan harga) terkait biaya haji saat rapat dengar pendapat dengan Kementerian Agama. Dia sempat menyinggung perbedaan harga gela haji yang dipasang oleh Kemenag dengan yang dijual di pasaran.

 

Dia awalnya bicara terkait kelemahan Indonesia dalam bernegosiasi. Menurutnya, kelemahan negosiasi ini membuat Indonesia menjadi dibodoh-bodohi oleh negara Arab Saudi.

"Masyair ini perlu, bapak harus ada negosiasi, kita lemah di diplomasi pak, terus terang ini, masyair, ini jangan kita dibodohin orang Arab, saya pada waktu dulu 2022 haji saya cek, saya suruh tidur mereka itu, ya, si Sarikah saya suruh tidur, itu katanya ada perubahan, mana itu hanya kasur lebar 50 cm, panjang 170 cm, saya suruh tidur waktu itu, "Harganya 6 kali lipat dari harga yang SAR 1.500 jadi SAR 5.600," kata Abdul Wachid saat rapat bersama Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Rabu (8/10/2023).

 

"Mereka (orang Arab) ini di sana ngejar-ngejar keuntungan, boleh, tapi jangan kayak gini dong, SAR 1.500 jadi SAR 5.600, tingkatkan diplomasi pak dirjen, saya kira gitu," sambungnya.

Dikutip dari detik.com, Abdul Wachid lalu menyinggung terkait adanya dugaan mar kup harga gelang haji yang mungkin terjadi. Dia pun sempat memamerkan contoh gelang haji terbuat dari logam yang dibawanya saat rapat.

"Ini saya juga tidak hanya itu, saya nyorotin pak yang kecil Pak Dirjen, ini namanya gelang haji, ini produk tempat lahir saya. Dulu ini yang buat pak, ketua yayasan saya Sultan Agung di Jepara, dikasih proyek oleh Kemenag pada waktu itu, sekarang sudah ke mana-mana," ucapnya.

Abdul Wachid lalu menjelaskan terkait harga. Dia menduga ada terjadi markup harga lantaran biaya pembuatan gelang haji yang ia tahu hanya Rp 5 ribu, tapi dihargai Rp 30 ribu.

"Harganya pak, di sini saya lihat (menunjuk kertas), pak dirjen bantah ucapan saya di sosial media, ini Rp 30 ribu sama dasirnya Rp 5 ribu pak, saya kemarin tak undang 'eh panggil itu yang buat gelang haji yang dia kerjakan dari proyek', 'kamu dapat berapa?', 'Rp 221 ribu'. Berapa pak? Rp 1,2 miliar, pak, gelang ya, dia suruh ngasih Rp 200 ribu pada pemenang tender masih, pegang Rp 1 miliar, 'eh 1 miliar kamu ini hanya untuk buat atau gimana?', 'enggak pak, saya masih diembarkasi sana sana sana sana', Rp 1 miliar pak," ujarnya.

Abdul Wachid lalu mengkalkulasikan Rp 1 miliar itu dibagi dengan jumlah jemaah 221.000 orang. Menurutnya, harga gelang haji per jemaah seharusnya Rp 5 ribu. Namun, menurutnya saat ini dianggarkan hingga Rp 7 miliar.

"Ini soal kecil, tapi saya katakan saya pengusaha, dari kecil saya hitung. Harganya di sana (Jepara) Rp 5 ribu lah, Rp 1 miliar dibagi 221 ribu, berapa itu? Ini bahannya, ada Indonesia, ini merah putih, ini semua saya tahu pak, ini saya kira bukan urusan pak dirjen dulu, yang sekarang, saya nggak tahu ini, mohon ini, saya sengaja kemarin pulang saya bawa contohnya," jelasnya.

 

"Ini mohon dikoreksi, ini tendernya vendornya siapa? vendornya orang Kemenag sendiri atau siapa? Kalau saya hitung Rp 35 ribu kali 221 ribu (jemaah), Rp 7 miliar pak," sambungnya.

Dihapus

Komisi VIII DPR RI rapat dengar pendapat umum dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) terkait pembahasan komponen biaya penyelenggaraan ibadah haji 2023. Dalam kesempatan itu, Kemenag RI memutuskan menghapus pengadaan gelang jemaah haji senilai Rp 5,5 miliar.

Rapat dengar pendapat ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang, Selasa (14/2/2023). Rapat juga dihadiri langsung oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Hilman Latief.

Marwan Dasopang awalnya menyinggung soal komponen biaya haji terkait perlindungan, khususnya terkait pengadaan gelang haji. Dia awalnya mengira biaya gelang haji ini belum diubah oleh Hilman Latief.

"Ini balik lagi nih Pak Dirjen, perlindungan pengadaan gelang jemaah haji," kata Marwan kepada Hilman Latief saat rapat.

Namun kemudian, Marwan menyadari pengadaan gelang haji senilai Rp 5.541.992.500 sudah dihapus. Terlihat pada slide presentasi juga keterangan bahwa 'anggaran ini sudah dihapus'.

"Oh tinggal 1 lagi nih, sudah dihapus ya, sudah dihapus, Pak?" tanya Marwan seperti dilnsir detik.com.

"Sudah," jawah Hilman.

"Menjadi hanya satu saja, hanya Rp 5 miliar saja ya, tidak ada lagi pengantaran, tidak ada lagi yang 2024, tinggal 1 item saja, kalau kemarin kan ini 3 item, bukan lagi gelang, jadi tinggal 1," ujar Marwan lagi.

Ketua Panja Komisi VIII DPR ini lalu juga sempat terlibat tanya jawab dengan anggota Komisi VIII DPR lainnya. Marwan diminta mendengarkan penjelasan pihak Kemenag lebih dulu.

"Oke kemudian tadi pengadaan gelang untuk 2024 sudah...," ucap Marwan.

"Oke yang mana ketua panja, dia baru mau jelaskan," timpal salah seorang anggota Komisi VIII DPR.

"Kita harus kasih waktu untuk mereka kalau nggak ya nggak mungkin," jawab Marwan.

 

"Oh nggak dijelaskan sekarang?" tanya anggota tersebut.

Marwan menekankan dirinya akan mempertanyakan lebih lanjut. "Oh ini kita tanya ini harus ada rasionalisasi kan," tutur Marwan.

Kemenag RI memutuskan untuk menghapus pengadaan gelang jemaah haji senilai Rp 5,5 miliar.***