Mengapa Tubuh Zebra Belang Hitam-Putih? Ini Penjelasan Ilmuwan

Kuda Zebra. (Dok:shutterstock)

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Ilmuwan akhirnya menemukan alasan mengapa kulit Zebra memiliki pola bergaris-garis hitam-putih setelah perdebatan selama bertahun-tahun. Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Tim Carow dan Martin How yang ditulis dalam Journal Experimental of Biology.

    Carow dan How meyakini hewan mengembangkan tanda hitam putih mereka untuk menangkal serangga seperti lalat kuda agar tidak menggigitnya.

  "Kami tahu lalat kuda tidak suka mendarat di objek bergaris. Sejumlah penelitian telah mendukung pernyataan ini, namun belum diketahui jenis garis seperti apa yang tidak disukainya," jelas Carow  seperti dilansir merdeka.com

    Carow dan tim melakukan eksperimen menggunakan kain bergaris untuk menguji penelitian sebelumnya.

    "Apakah karena ketipisan garis-garisnya? Kontras antara hitam dan putih? Sinyal terpolarisasi dipancarkan dari benda-benda? Kami mendalami masalah ini dengan menggunakan kain berpola berbeda untuk menutupi kuda dan merekam video ketika lalat kuda masuk," tutur Carow.

Bulu zebra pendek

    Tim menemukan lalat kuda tertarik pada benda gelap dan besar. Namun, mereka kurang tertarik benda gelap yang memiliki pola berantakan.

    Dalam percobaan terpisah, tim menemukan garis kontras menarik beberapa lalat. Sedangkan sisanya lebih tertarik pada garis-garis homogen.

  "Ini menunjukkan hewan berkuku yang memiliki kulit tidak sepenuhnya gelap akan terhindar dari serangan hewan parasit."

   Kini tim peneliti ingin mempelajari mengapa seleksi alam menimbulkan belang pada kuda (keluarga kuda) tapi tidak pada hewan berkuku lainnya.

  "Kita tahu bulu zebra pendek, sehingga mulut lalat kuda mudah menyentuh kulit dan pembuluh darah di dalamnya, yang mungkin membuat zebra lebih rentan terhadap gangguan lalat. Namun, yang lebih penting mungkin adalah bahwa penyakit yang dibawa oleh lalat tersebut fatal bagi keluarga kuda, tetapi tidak begitu fatal bagi hewan berkuku genap lainnya. Hal ini masih butuh penyelidikan," kata Carow.***