Perang Hacker Indonesia versus India Masuk Babak Baru Kini Situs Pemerintah India Dibobol

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Di era digital yang semakin maju seperti sekarang ini, teknologi informasi telah mengubah dunia secara fundamental. Akses ke internet dan perangkat komputasi telah membawa manfaat yang luar biasa, tetapi juga membuka pintu bagi ancaman baru. 

Salah satu ancaman paling signifikan di dunia digital saat ini adalah perang hacker. Perang hacker merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang memiliki keahlian dalam meretas sistem komputer dan jaringan untuk mencuri data, menyebabkan kerusakan, atau bahkan memanipulasi informasi yang vital. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena perang hacker, ancaman yang dihadapinya, dan upaya perlindungan yang dapat dilakukan tidak terkecuali antara hacker Indonersia versus India.

 Perang hacker adalah pertempuran digital yang terjadi antara para hacker yang berusaha untuk menembus keamanan sistem dan jaringan, dan para profesional keamanan komputer yang bertugas melindungi data dan informasi dari serangan tersebut. Serangan hacker bisa bersifat individu maupun terorganisir dalam bentuk kelompok yang lebih besar.

Tujuan Perang Hacker:

Para hacker memiliki berbagai tujuan dalam melakukan serangan. Beberapa tujuan umum meliputi:

    a. Pencurian data sensitif: Hacker mencoba mendapatkan akses ke data pribadi, seperti informasi keuangan, data kredit, atau data medis untuk kepentingan pribadi atau komersial.

    b. Pemerasan (ransomware): Hacker menggunakan perangkat lunak jahat (malware) untuk mengenkripsi data sistem dan meminta tebusan agar data tersebut bisa dikembalikan.

    c. Pengrusakan (sabotase): Hacker dapat merusak sistem komputer dan jaringan dengan menghapus atau memodifikasi data penting, atau bahkan menonaktifkan infrastruktur kritis seperti jaringan listrik atau sistem transportasi.

    d. Spionase: Hacker bekerja untuk negara atau kelompok tertentu untuk mendapatkan akses ke informasi rahasia atau rancangan teknologi yang bernilai.

Metode yang Digunakan oleh Hacker:

    Hacker menggunakan berbagai metode untuk mencapai tujuan mereka. Beberapa metode umum meliputi:

    a. Serangan phishing: Mengirim email atau pesan palsu yang meniru lembaga terpercaya untuk mencuri informasi sensitif, seperti kata sandi atau data kartu kredit.

    b. Malware: Menginfeksi sistem dengan perangkat lunak jahat yang dapat mencuri data atau memberikan akses jarak jauh ke komputer.

    c. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service): Mengirimkan lalu lintas internet yang sangat besar ke situs web atau server, menyebabkan overload dan membuat layanan menjadi tidak dapat diakses.

    d. Kerentanan sistem: Memanfaatkan celah keamanan yang ada dalam perangkat lunak atau sistem operasi yang digunakan untuk mendapatkan akses yang tidak sah.

Dampak Perang Hacker:

    Perang hacker memiliki dampak yang merugikan dan dapat melibatkan kerugian finansial, kerugian reputasi, dan bahkan ancaman terhadap kehidupan manusia. Dampak-dampak tersebut meliputi:

a. Kerugian finansial: Serangan hacker dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara. Pencurian data keuangan atau informasi kartu kredit dapat menyebabkan kerugian materiil yang besar, sementara serangan ransomware dapat membuat perusahaan atau lembaga harus membayar tebusan yang mahal agar data mereka dikembalikan.

b. Kerugian reputasi: Serangan hacker yang berhasil dapat merusak reputasi perusahaan atau individu yang menjadi target. Informasi sensitif yang bocor atau serangan terhadap sistem keamanan dapat menghilangkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis, yang dapat berdampak negatif pada citra dan keberlanjutan bisnis.

c. Ancaman terhadap kehidupan manusia: Dalam beberapa kasus, perang hacker dapat memiliki dampak langsung terhadap kehidupan manusia. Contohnya adalah serangan terhadap infrastruktur kritis seperti jaringan listrik, sistem transportasi, atau instalasi medis. Jika serangan semacam itu berhasil, nyawa manusia dapat terancam.

d. Kerugian data dan informasi sensitif: Pencurian data pribadi atau sensitif dapat berdampak serius pada individu atau organisasi yang menjadi korban. Data medis, informasi keuangan, atau rahasia dagang dapat digunakan untuk kegiatan kriminal atau penipuan, menyebabkan kerugian yang signifikan bagi pemilik data tersebut.

Situs Pemerintah India yang Dibobol

 

Dikutip dari okezone.com, perseteruan hacker Indonesia dan India nampaknya belum berakhir. Setelah kemarin para hacker Indonesia menyebut telah membobol data penduduk Indonesia, kini para hacker Indonesia pun mengubah tampilan salah satu situs pemerintah India.

Kelompok hacker asal Indonesia, LulzSec dilaporkan telah merusak situs web Pemerintah India sebagai aksi balasan atas kebocoran data pribadi warga Indonesia oleh kelompok hacker India, Team NWH Security.

Dalam tangkapan layar yang dibagikan pengguna Twitter dengan akun @darktracer, tampak hacker LulzSec melumpuhkan situs web milik Departemen Pariwisata Jharkhand.

Aksi yang dilakukan kelompok hacker Indonesia ini sempat membuat situs web dengan domain https://tourism.jharkhan.gov.in/ hanya menampilkan latar hitam dengan pesan monohok ketika diakses.

Hacker Indo

"Kami bisa saja mengganti tampilan situs ini. Tapi nanti kasihan turis yang ada di sana," kata LulzSec dalam pesannya.

Sebelumnya, kelompok hacker Team NWH Security mengklaim bahwa mereka telah berhasil membobol sebanyak 7 juta data warga Indonesia. Mirisnya, jutaan data itu bisa diakses dengan bebas di dark web.

Masalah awalnya sebearnya muncul akibat pernyataan kontroversial Pendeta Hindu India, Yati Narsinghanad Giri, yang dianggap menghina Islam. Pendeta Hindu India, Yati Narsinghanad Giri disebut mendukung ide untuk membunuh dua juta umat Islam serta memusnahkan agama Islam beserta umatnya dari muka Bumi.

Ia juga menyebut Sumur Zamzam yang terletak di Mekah adalah sungai Dewa Mahadev, yang merupakan dewa terbesar dalam agama Hindu. Hal ini pun membuat kesal kelompok peretas atau hacker yang mengatasnamakan diri sebagai Hacktivist Indonesia, mereka lantas melakukan serangan terhadap 12.000 website India.

Hacker Indonesia ini pun mengaku telah membobol sistem keamanan Icici Bank, perusahaan jasa keuangan terbesar kedua di India. Tapi, tidak diketahui berapa banyak pengguna yang terpengaruh dari serangan siber itu. Serangan juga mempengaruhi website Government Primary School Ramthali, CMR University, Voter Portal, Passbook hingga Dealer of Ford.

Hacker India pun membalas aksi hacker Indonesia dengan mengambil data pribadi sebuah universitas di Medan, Sumatera Utara. "Soon we post some critical data of Medan Universities," kata merek

Pasukan hacker India itu mengklaim bahwa mereka berhasil mendapatkan data pribadi berupa KTP, transkrip nilai S1, Kartu Keluarga, transkrip nilai S2 hingga ijazah S2.***