Penasaran Mengapa Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina yang Viral Itu? Begini Penjelasannya

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Dalam kompleksitasnya, dunia memunculkan cerita yang terkadang tersembunyi di balik simbol dan metafora. Salah satu kisah yang mengilhami adalah kisah tentang buah semangka dalam konteks perjuangan Palestina. 

Meskipun terdengar tak terkait, simbol semangka dapat dihubungkan dengan perlawanan kuat dan ketahanan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Palestina.

Perjuangan Palestina adalah kisah yang dipenuhi dengan perlawanan yang bertahan lama terhadap penindasan dan penjajahan. Sebagian besar dari kita mungkin belum menyadari bahwa semangka, buah yang mungkin tampak biasa, sebenarnya memiliki pesan mendalam yang merujuk pada kegigihan dan keberanian kaum Palestina dalam menghadapi tantangan yang luar biasa.

Semangka, dengan kulit kerasnya yang melindungi isinya yang lembut dan manis, menjadi simbol kebijaksanaan dan ketahanan. Dalam konteks perlawanan Palestina, kulit keras semangka dapat diartikan sebagai ketahanan yang kuat dari rakyat Palestina terhadap segala bentuk penindasan dan kesulitan yang mereka hadapi. Sementara daging buahnya yang lembut mencerminkan kehangatan, kedamaian, dan keinginan akan keadilan yang mendalam.

Palestina telah menghadapi berbagai rintangan sepanjang sejarahnya, seperti penindasan politik, konflik militer, dan pembatasan hak asasi manusia yang seringkali mempersempit ruang hidup mereka. Namun, seperti semangka yang tetap utuh meski terkena tekanan, rakyat Palestina terus menunjukkan keberanian dan ketahanan mereka dalam menghadapi segala bentuk kesulitan.

Perlawanan Palestina juga mencerminkan solidaritas, persatuan, dan keberanian seperti biji-biji semangka yang rapat. Meskipun terdiri dari beragam kelompok dan latar belakang, rakyat Palestina bersatu dalam tekad untuk menegakkan hak-hak mereka dan melawan segala bentuk penindasan.

Selain itu, simbol semangka juga mengajarkan pentingnya air, sumber kehidupan yang penting bagi pertumbuhan buah semangka. Dalam konteks Palestina, air menjadi simbol harapan, keberlanjutan, dan kehidupan yang berkelanjutan bagi rakyat Palestina di tengah ketidakpastian dan kesulitan yang mereka alami.

Adalah penting untuk mencatat bahwa dalam setiap kisah perjuangan, ada ruang bagi harapan. Semangka, dengan bijinya yang melambangkan harapan, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya keyakinan akan masa depan yang lebih baik.

Kisah semangka dan perlawanan Palestina adalah pengingat bagi kita semua tentang kekuatan ketahanan, keberanian, solidaritas, dan harapan. Sebuah peringatan bahwa dalam menghadapi tantangan, kita harus tetap teguh, mengedepankan keadilan, dan tidak pernah kehilangan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Dalam menerima pelajaran dari simbol semangka dalam konteks perlawanan Palestina, kita dapat mengambil inspirasi untuk mendukung perdamaian, keadilan, dan upaya rekonsiliasi yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Hanya dengan pemahaman yang lebih dalam dan solidaritas yang kuat, kita dapat berkontribusi pada penciptaan dunia yang lebih baik bagi semua.

Sejak 1967

Seperti diketahui buah semangka medadak viral di dunia maya. Pasalnya buah tersebut dianggap menjadi simbol perlawanan masyarakat Palestina. Bagaimana cikal bakal simbol tersebut lahir?

Nah, semangka pertama kali muncul pada tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, dan mengambil Yerusalem Timur.  Saat itu pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Keadaan inilah yang akhirnya membuat warga Palestina memilih semangka untuk lambang perlawanan mereka. Salah satunya yakni menggambar semangka. 

Sebagaimana yang kita ketahui ketika semangka telah dibelah, maka buat tersebut memiliki warna yang melambangkan bendera Palestina, yakni merah, hitam, putih, dan hijau. 

 

Pemerinta Israel menyadari hal tersebut, mereka langsung melarang menggambar semangka atau hal lain yang mengandung warna bendera Palestina. 

Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada tahun 2021 bahwa pejabat Israel pada tahun 1980 menutup pameran di 79 Galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya lainnya, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina itu dilarang, tapi warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, 'Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?', dan petugas itu menjawab dengan marah, 'Akan disita. Bahkan jika Anda mengecat semangka, itu akan disita," kata Mansour dikutip dari TIME dilansir okezone.com, Jumat (3/11/2023).

Larangan pengibaran bendera Palestina tersebut baru dicabut pada 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo yang mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian formal pertama yan menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.

Sejak saat itu pula New York menyetujui peran semangka sebagai simbol selama pelarangan bendera. Kemudian, penggunaan semangka sebagai simbol perlawanan negara Palestina muncul kembali pada 2021.

Saat itu, simbol ini menunjukkan perlawanan atas putusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

Dua tahun berlalu, kini simbol semangka kembali berkibar lantaran Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi wewenang untuk menyita bendera Palestina.

Akhirnya pada bulan Juni lalu, Zazim sebuah organisasi komunitas Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera. Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan, “Ini bukan bendera Palestina.”

“Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi,” kata direktur Zazim Raluca Ganea.***