Gerbang Kematian di Turki Ngeri dan Bikin Merinding, Siapapun yang Lewat Celaka

JAKARTA (SURYA24.COM)- Turki, sebuah negara yang terkenal dengan keindahan alam, warisan budaya, dan sejarah yang kaya. Namun, di balik semua pesonanya, ada satu tempat misterius yang telah memikat perhatian para penjelajah dan pencinta misteri selama bertahun-tahun, yaitu Gerbang Kematian di Turki.

Gerbang Kematian, atau lebih dikenal sebagai "Derweze" oleh penduduk setempat, terletak di kawasan padang pasir di tengah provinsi Ahal di Turkmenistan. Disebut "gerbang kematian" karena fenomena alam yang tak terduga yang terjadi di sana.

Tempat ini sebenarnya adalah sebuah sumur gas alam yang berada di tengah padang pasir. Pada tahun 1971, tim pengeboran Soviet sengaja mengebor sumur gas di tempat ini. Namun, terjadi kejadian yang tidak terduga saat bumi di bawah sumur runtuh, membentuk lubang raksasa dengan diameter sekitar 70 meter dan kedalaman sekitar 20 meter.

Yang membuat Gerbang Kematian begitu menakutkan adalah api yang terus-menerus menyala di dalamnya. Setelah kejadian tersebut, sumur gas yang bocor mulai mengeluarkan gas beracun yang menciptakan efek serupa lava yang menyala. Api yang berasal dari gas ini telah terus menyala selama lebih dari 50 tahun.

Bau gas yang beracun, seperti belerang, mengisi udara sekitar Gerbang Kematian. Karena gas ini dapat menyebabkan keracunan parah jika terhirup dalam jumlah besar, tempat ini dijuluki Gerbang Kematian. Hewan-hewan yang berani mendekati lubang ini pun akan mati akibat racun yang dilepaskan.

Namun, keunikan tempat ini telah menarik minat para penjelajah dan fotografer dari seluruh dunia. Gerbang Kematian telah menjadi tujuan wisata yang populer, meskipun pemerintah setempat tidak secara resmi mengizinkan wisatawan mendekati lubang tersebut.

Meskipun begitu, Gerbang Kematian tetap memancarkan pesona mistis yang tak terbantahkan. Masyarakat setempat meyakini bahwa lubang ini memiliki kekuatan magis dan memperlakukan tempat ini sebagai suatu tempat suci. Beberapa cerita rakyat bahkan mengaitkan Gerbang Kematian dengan pintu menuju dunia bawah.

Seiring dengan popularitasnya, Gerbang Kematian di Turki menjadi tempat eksplorasi bagi para peneliti dan ilmuwan yang tertarik dengan keanehan fenomena alam ini. Mereka berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang aliran gas yang menyala dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Meskipun Gerbang Kematian mungkin memancarkan aura misteri dan bahaya, hal itu juga mengingatkan kita akan kekuatan alam yang kuat dan tak terduga. Tempat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa di balik keindahan alam yang menakjubkan, masih ada rahasia-rahasia yang belum terungkap. Gerbang Kematian di Turki menunjukkan betapa kecilnya manusia di hadapan kekuatan alam yang mengagumkan.

Dalam beberapa dekade terakhir, upaya telah dilakukan untuk mengelola Gerbang Kematian dengan lebih baik. Pemerintah dan organisasi lingkungan bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif dari emisi gas beracun yang keluar dari lubang tersebut. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk melindungi ekosistem sekitarnya dan mengawasi aktivitas manusia di area tersebut.

Meskipun Gerbang Kematian mungkin bukan tempat yang tepat untuk dikunjungi oleh wisatawan biasa, keberadaannya tetap menjadi peringatan akan keberagaman dan keajaiban dunia ini. Ia mengajarkan kita untuk menghormati kekuatan alam yang luar biasa dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

Dengan segala misterinya, Gerbang Kematian di Turki tetap menjadi salah satu titik tertarik bagi mereka yang mencari petualangan dan keindahan di tengah-tengah padang pasir. Namun, selalu diingatkan untuk menghormati batasan-batasan yang ditetapkan demi keselamatan kita sendiri dan lingkungan sekitar.

Gerbang Kematian di Turki adalah salah satu contoh bahwa alam memiliki banyak rahasia yang masih belum kita pahami sepenuhnya. Mungkin suatu saat, dengan lebih banyak penelitian dan pemahaman, kita akan dapat menyingkap misteri yang tersembunyi di balik Gerbang Kematian ini.

Siapapun yang Lewat Tak Selamat

Seperti diketahui ada sebuah tempat di Turki yang bisa membuat hewan mati seketika saat lewat di atasnya. Tempat apakah itu?

Simak penjelasan yang dilansir dari IFL Science.

Tempat ini dikenal sebagai "Gerbang Pluto". Berlokasi di Kota Pamukkale, Turki, gerbang ini menjadi bagian dari kuil Ploutonion.

Kuil Ploutonion merupakan sebuah kuil religius yang didedikasikan untuk dewa Pluto.

Selain itu, kuil ini juga dimanfaatkan orang-orang kuno untuk berkomunikasi dengan dewa dunia bawah, dewa chthonic.

Dikutip dari merdeka.com, Kuil Pluto dikelilingi oleh gapura. Orang-orang zaman itu dilarang masuk ke dalam kuil. Namun, mereka dapat menunggu di kursi yang ditinggikan dan mengamati para pendeta bekerja.

 

Ada satu ritual persembahan yang dilakukan oleh pendeta di kuil ini. Saat matahari terbit, biasa mereka akan menggiring hewan seperti banteng untuk masuk ke dalam kuil.

Mati lemas seketika

Hewan-hewan ini akan melewati gerbang Pluto sendirian sebelum memasuki kuil. Sedangkan pendeta menunggu di luar, hewan itu akan mati di dalam.

Pengunjung bisa ikut serta dalam ritual ini. Mereka cukup menyediakan hewan kecil dan burung yang akan dilepaskan di dalam kuil. Hewan itu akan mati lemas seketika.

Catatan tentang hal ini dicatat oleh seorang ahli geografi, filsuf, dan pengelana Yunani terkenal, Strabo.

"Ruang angkasa ini penuh dengan uap yang begitu berkabut dan padat sehingga orang hampir tidak dapat melihat tanahnya. Hewan apa pun yang lewat di dalamnya akan menemui kematian seketika. Saya melempar burung pipit dan mereka segera mengembuskan nafas terakhir dan jatuh," tulis Strabo.

Gas karbondioksida

Mengapa hewan tersebut mati seketika? Rupanya, di dalam kuil terdapat uap beracun yang mengandung gas karbon dioksida vulkanik yang membentuk danau asap beracun yang tak terlihat. Kadarnya sangat kuat dengan presentase 4 hingga 53 persen sehingga bisa membunuh manusia dalam satu menit.

Semakin dekat dengan dasar uap tersebut, maka kadar gas beracunnya semakin kuat. Itulah jawaban mengapa hewan mati, sedangkan pendeta dan penonton yang menyaksikan dari kursi tinggi selamat.

Gerbang ini kemudian ditemukan oleh arkeolog Italia pada 2013 saat mengikuti rute mata air panas.

Hingga kini, asap yang keluar dari tempat ini masih sangat kuat sehingga burung kadang-kadang akan jatuh hingga mati saat terbang terlalu dekat.

Namun, berbeda dengan uapnya, para dokter percaya mata air panas yang keluar dari dalam gerbang ini memiliki khasiat penyembuhan yang dapat menyembuhkan orang sakit dan meringankan keluhan kronis.***