Asing dengan Istilah Gangguan Bipolar? Simak Penjelasan Lengkapnya Berikut Pencegahan

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Gangguan bipolar, juga dikenal sebagai gangguan afektif bipolar, adalah kondisi mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem. Penderita gangguan bipolar mengalami perubahan antara episode mania, di mana mereka merasa sangat bersemangat, berenergi tinggi, dan berpikir cepat, dengan episode depresi, di mana mereka merasa sangat sedih, lelah, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari. Gangguan bipolar dapat mempengaruhi fungsi seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan membutuhkan pengelolaan jangka panjang.

Tipe Gangguan Bipolar:

Gangguan bipolar tipe I: 

Ditandai dengan episode mania yang berlangsung setidaknya selama satu minggu atau membutuhkan perawatan di rumah sakit. Episode depresi juga dapat terjadi.

 Gangguan bipolar tipe II:

 Ditandai dengan episode depresi yang lebih dominan, disertai dengan episode hipomania, yaitu tingkat yang lebih rendah dari episode mania.

 Gangguan siklotimik: 

Ditandai dengan perubahan suasana hati yang lebih ringan, dengan episode hipomania dan episode depresi yang lebih ringan.

Gejala Gangguan Bipolar:

Episode mania: 

Kecepatan berbicara yang cepat, pemikiran yang cepat, energi yang berlebihan, kesenangan yang berlebihan, penurunan kebutuhan tidur, impulsivitas, perilaku berisiko.

Episode depresi: 

Perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya dinikmati, perubahan nafsu makan, gangguan tidur, kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, pikiran tentang bunuh diri.

Penyebab Gangguan Bipolar:

Faktor Genetik: 

Gangguan bipolar memiliki komponen genetik yang kuat. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan ini, risiko terkena gangguan bipolar akan meningkat.

Perubahan Kimia di Otak: 

Perubahan dalam neurotransmiter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin dapat mempengaruhi suasana hati dan menyebabkan episode mania atau depresi.

Stres dan Trauma: 

Stres yang berkepanjangan atau trauma emosional dapat memicu episode bipolar pada individu yang rentan.

Pengobatan dan Manajemen:

  Obat-obatan: 

Dokter dapat meresepkan obat-obatan stabilisasi suasana hati seperti litium, antikonvulsan, atau antipsikotik untuk membantu mengendalikan episode mania atau depresi.

Terapi Psikososial:

 Terapi seperti terapi kognitif perilaku (CBT), terapi interpersonal, atau terapi keluarga dapat membantu penderita bipolar dalam mengelola gejala, meningkatkan keterampilan pengendalian diri, dan membangun dukungan sosial.

Perubahan gaya hidup:

 Mengatur pola tidur yang teratur, menghindari stres berlebihan, berolahraga secara teratur.

Spesifikasi

Dikutip dari merrdeka.com, apa itu gangguan bipolar? pertanyaan itu mungkin saja masih membuat penasaran banyak orang. Bipolar sendiri adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati.

Penderita gangguan ini bisa merasa sangat gembira dan kemudian berubah menjadi sangat sedih. Gangguan bipolar umumnya dapat diderita seumur hidup. Sehingga, jika seseorang sulit mengendalikannya maka bisa memengaruhi aktivitas penderitanya.

Perubahan suasana hati secara drastis ini dapat memengaruhi kebiasaan tidur, tingkat energi, aktivitas, perilaku, dan kemampuan berpikir pengidapnya. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari laman halodoc dan berbagai sumber, Kamis (29/6/2023):

Tentang Bipolar

Seperti disebutkan di atas, jika gejala awal dari bipolar tentu adanya perubahan suasana hati (mood) yang drastis. Perubahan mood ini bisa terjadi dalam hitungan jam, hari, atau bulan.

Biasanya akan dimulai pada fase mania yang bisa membuat penderitanya memiliki perasaan gembira atau antusias, semangat yang menggebu, dan insomnia. Namun, fase tersebut bisa berlanjut menjadi fase depresi berat.

Pada fase depresi berat, gejala yang muncul bisa berupa tidak memiliki minat terhadap suatau pekerjaan atau kegiatan, merasa bersalah berlebihan, serta keinginan untuk bunuh diri. [khu]

Gangguan bipolar campuran

Apabila dokter menambahkan kata 'campuran' dalam diagnosis bipolar, maka ini artinya pengidapnya mengalami mania dan depresi selama episode yang sama.

Misal, seseorang mungkin memiliki energi tinggi dan sulit tidur. Namun, pada waktu yang sama mereka juga merasa putus asa atau memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Bipolar musiman

 

Maksudnya, pengidap jenis bipolar ini bisa mengalami episode depresi pada musim gugur atau musim dingin. Misalnya, pengidap bipolar I akan mengalami mania pada musim semi atau musim panas, sedangkan pengidap bipolar II akan mengalami hipomania selama bulan-bulan tersebut.

Bipolar dengan siklus yang cepat

Seseorang mungkin mendapatkan diagnosis bipolar I atau II dengan siklus cepat. Artinya, mereka memiliki empat atau lebih episode mania, hipomania, dan depresi dalam rentang waktu 12 bulan. Selain itu, perubahan suasana hati juga dapat terjadi selama beberapa jam atau hari.

Apa Penyebab Bipolar?

Dilansir dari laman halodoc, beberapa pakar berpendapat jika bipolar disebabkan karena ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi otak.

Namun, ada pula yang mengatakan jika gangguan mental ini erat kaitannya dengan faktor genetik. Meski begitu, beberapa kondisi yang berhubungan dengan gangguan bipolar adalah:

Cara Mengatasinya

Untuk memutuskan apakah seseorang mengidap bipolar atau tidak, tentu hanya bisa dilakukan oleh dokter. Dokter akan menentukan diagnosis gangguan bipolar dari sesi wawancara dengan bertanya gejala apa saja yang muncul, bagaimana riwayat kesehatan pengidap dan keluarga.

Melalui hasil pemeriksaan tersebut, dokter selanjutnya akan membandingkan tanda dan ciri-ciri bipolar pada pengidap dengan kriteria berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Pengobatan bipolar sendiri hanya bertujuan untuk mengurangi frekuensi kemunculan gejala dan membantu penderitanya agar bisa kembali beraktivitas. Adapun beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

emberian obat-obatan, seperti obat penyeimbang suasana hati, obat antidepresan, serta obat antipsikotik

Psikoterapi, seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), cognitive behavioral therapy (CBT), dan psikoedukasi

Untuk mencegah gangguan bipolar, penderitanya juga bisa melakukan aktivitas rutin seperti:

Rutin mengonsumsi obat sesuai resep dokter dan menjalani psikoterapi    Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA

    Berolahraga secara rutin

    Mengelola stres dengan baik

    Beristirahat dan tidur yang cukup

    Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman,***

Nah itulah sekelumit tentang penyakit bipolar yang terasa asing di telinga kita, semoga bermanfaat?