Tragis Guru di Karawang Disiram Air Keras, Mata Buta dan Tak Punya Biaya Operasi, Kok Bisa?

(KOMPAS.COM/FARIDA)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Guru SMK N 2 Karawang, Jawa Barat, Eli Chuherli (56), mengalami kebutaan pada kedua matanya setelah disiram air keras oleh AH, mitra bisnis Eli pada Selasa (23/5/2023). 

Eli sempat dilarikan ke RS Bayukarta, Karawang untuk mendapat perawatan namun pengobatannya tidak bisa di-cover menggunakan BPJS Kesehatan.

 Ia kemudian dirujuk ke RS Cicendo Bandung dan harus menjalani operasi pembersihan karena kornea kedua matanya pecah. 

Kendati demikian, mata Eli belum dioperasi karena ia terkendala biaya sebesar Rp 25 juta yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan. 

Lantas, apa penyebab Eli disiram air keras? 

Kronologi guru di Karawang disiram air keras Dilansir dari Kompas.com, kebutaan yang dialami Eli bermula dari pertemuannya dengan AH pada Selasa (23/5/2023) pukul 06.30 WIB. 

Pada saat itu, Eli yang berada di bengkel di depan rumahnya didatangi oleh AH. Saat pelaku datang, korban akan pergi mengajar. AH lalu meminta perbincangan dilanjutkan di rumah Eli. 

Pelaku datang ke rumah Eli sambil membawa botol mirip minuman anak-anak. Ketika menerima AH di rumah, Eli merasa tidak curiga dengan kehadiran pelaku. Namun, secara tiba-tiba Eli disiram air keras oleh AH. 

Penyiraman terjadi ketika Eli akan duduk dan air keras yang disiramkan AH mengenai wajah korban. Eli langsung berteriak setelah wajahnya tersiram air keras namun AH malah meninggalkan korban. 

  Eli dilarikan ke RS Bayukarta Eli mengatakan, wajahnya terasa perih dan panas ketika disiram air keras oleh AH. Istri Eli, Mimin Kurnasih (48), kemudian mendatangi korban setelah mendengar suara teriakan.

 "Perih banget, panas, saya teriak. Rasanya panas," ujar Eli. Mimin yang melihat suaminya merasa kesakitan lalu membawa korban ke RS Bayukarta.

 Tetapi saat di rumah sakit, perawatan Eli di RS tersebut tidak bisa di-cover menggunakan BPJS sehingga ia mengambil jalur pasien umum. Pengobatan Eli menggunakan BPJS baru bisa dilakukan ketika kontrol ketiga setelah ia dirawat di RS. Eli kemudian dirujuk ke RS Cicendo karena kondisinya yang memburuk. 

Pihak RS mengharuskan Eli dioperasi karena kornea kedua matanya pecah dan ada kemungkinan korban tidak bisa melihat. Namun, operasi urung dilakukan karena ia terkendala biaya sebesar Rp 25 juta yang tidak di-cover BPJS. 

Duduk perkara Eli disiram air keras 

Setelah matanya disiram air keras, Eli menduga aksi ini sengaja dilakukan oleh AH karena masalah bisnis. Eli menerangkan, ia dan AH menjalankan bisnis mobil jemputan. 

Bisnis ini bermula dari ajakan AH kepada Eli sejak 2 tahun lalu. Setelah diajak, Eli sepakat berbisnis dengan AH dan korban meminjam uang ke bank sebesar Rp 50 juta untuk modal. Mengingat status Eli sebagai ASN, pengelolaan bisnis kemudian diserahkan kepada AH. 

Kinerja AH dinilai tidak beres 

Setelah menjalankan bisnis, Eli menilai kinerja AH tidak beres sehingga ia meminta pelaku untuk mundur. Dalam hal ini, Eli mempermasalahkan pembagian keuntungan dan mobil rental yang dijual. AH, kata Eli, setuju dengan pemintaan agar dirinya mundur dari bisnis mobil jemputan dan menandatangani berkas untuk mengubah legalitas ke notaris. 

Tetapi dalam perjalanannya, AH justru mengambil uang cadangan modal di bank saat proses alih perusahaan. "Ketahuan sama saya, saya mau lapor polisi karena uang saya diambil. Kemungkinan dia (AH) tahu saya mau lapor polisi, jadi datang ke sini pas tanggal 23 (Mei 2023)," kata Eli. 

   Dapat bantuan dari Dedy Mulyadi 

Eli yang mengalami kebutaan dan matanya belum dioperasi karena terkendala biaya kini mendapat bantuan dari anggota DPR RI, Dedi Mulyadi. Dedi mendatangi rumah Eli di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang dan berjanji akan menyiapkan biaya pengobatan untuk korban. Ia juga berharap AH yang melakukan penyiraman terhadap Eli bisa segera ditangkap dan Polres Karawang bisa mengungkap kasus ini.

 "Bapak ke RS Cicendo nanti daftar umum saja dulu, saya nanti bantu. Ini harus langsung ditangani oleh dokter," ujar Dedi, dikutip dari Kompas.com. 

"Nanti saya siapkan segala biaya bapak berobat ke Cicendo. Pokoknya bapak sehat terus, terus semangat Pak Guru," kata Dedi.***