Cegah Dampak Negatif, Pantau Aplikasi Game dan Medsos Ini Ya Bun?

Ilustrasi (Dok:Net)

 JAKARTA (SURYA24.COM) - Dalam era teknologi digital yang semakin maju, anak-anak sekarang memiliki akses mudah ke berbagai perangkat elektronik, termasuk game dan media sosial. Meskipun teknologi ini dapat memberikan manfaat dalam pendidikan dan hiburan, kita juga perlu menyadari bahaya potensial yang dapat terjadi ketika anak-anak terlalu banyak terlibat dalam aktivitas ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan berlebihan game dan media sosial oleh anak-anak, serta pentingnya pengawasan dan pendidikan yang bijaksana.

1. Gangguan Kesehatan Mental dan Fisik

Anak-anak yang terlalu lama terpaku pada layar perangkat elektronik seperti saat bermain game atau bersosialisasi di media sosial berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. Ketergantungan pada teknologi digital dapat menyebabkan kecemasan, depresi, kurang tidur, dan masalah perilaku lainnya. Selain itu, duduk terlalu lama di depan layar juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti obesitas dan gangguan postur tubuh.

2. Gangguan Belajar dan Penurunan Prestasi Akademis

Waktu yang dihabiskan bermain game atau menggunakan media sosial secara berlebihan dapat mengganggu konsentrasi anak-anak pada tugas-tugas akademis. Mereka mungkin kurang fokus dan kurang memiliki waktu untuk belajar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan prestasi akademis.

3. Paparan Konten Tidak Sesuai Usia

Banyak game dan platform media sosial memiliki konten yang tidak sesuai untuk anak-anak, termasuk kekerasan, bahasa kasar, dan materi dewasa. Tanpa pengawasan yang tepat, anak-anak dapat dengan mudah mengakses konten yang tidak pantas bagi usia mereka, yang dapat merusak perkembangan emosional dan sosial mereka.

4. Kecanduan dan Gangguan Sosial

 

Game dan media sosial dapat menyebabkan anak-anak kecanduan dan menjauhkan mereka dari interaksi sosial yang sehat. Ketergantungan pada teknologi ini dapat mengurangi interaksi langsung dengan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sekitar. Akibatnya, kemampuan sosial anak-anak dapat terhambat, dan mereka mungkin kesulitan dalam berkomunikasi dan membangun hubungan yang bermakna di dunia nyata.

5. Potensi Kejahatan Online dan Kekhawatiran Keamanan

Anak-anak yang menggunakan media sosial tanpa pengawasan yang tepat berisiko menjadi korban kejahatan online, seperti perundungan atau penipuan. Mereka juga dapat secara tidak sengaja mengunggah informasi pribadi yang sensitif, membuka pintu bagi orang asing atau pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkannya.

Pentingnya Pengawasan dan Pendidikan yang Bijaksana

Agar anak-anak dapat menggunakan teknologi digital dengan aman dan bertanggung jawab, perlu adanya pengawasan dan pendidikan yang bijaksana dari orang tua dan pendidik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

-Tetapkan batasan waktu penggunaan perangkat elektronik bagi anak-anak.

 -Pilihkan game dan aplikasi yang sesuai usia dan kontrol konten yang tepat.

-  Diskusikan potensi risiko dan bahaya dengan anak-anak serta jelaskan pentingnya bermain dan bersosialisasi secara seimbang.

 -Dorong anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik, seni, dan kegiatan lain yang mendukung perkembangan holistik mereka.

  -Berikan contoh positif dengan mengurangi waktu Anda sendiri dalam bermain game dan menggunakan media sosial secara berlebihan.

Dengan pendekatan yang bijaksana dan pengawasan yang tepat, teknologi digital dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi anak-anak dan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara sehat dan bertanggung jawab dalam dunia digital yang semakin kompleks ini.

Sebaiknya Dipantau

 Mengutip kompas.com, ponsel dan tablet semakin hari semakin marak digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak. Teknologi smartphone digemari anak-anak lantaran dilengkapi dengan aplikasi game (permainan). Tak jarang, aplikasi game menjadi solusi bagi orangtua untuk menenangkan anak. Namun, para ahli memperingatkan penggunaan aplikasi game dan media sosial pada anak-anak. 

Dilansir dari India Times, penelitian menunjukkan adanya hubungan antara paparan video game yang mengandung unsur kekerasan dengan peningkatan kecenderungan agresif. Ditambah lagi, ketersediaan video game yang mengandung unsur kekerasan mudah dibagikan melalui media sosial. Di sinilah peran orangtua menjadi penting untuk memantau penggunaan game dan media sosial pada anak-anak. 

Daftar aplikasi yang sebaiknya dipantau orangtua Salah satu solusi yang bisa digunakan untuk mencegah dampak buruk dari aplikasi permainan adalah dengan menerapkan screen time. Screen time didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, menggunakan komputer/laptop, bermain video game, atau gawai. 

Orangtua bisa menerapkan screen time ketika memberikan akses game pada anak-anak. Dilansir dari Protect Young Eyes, berikut aplikasi game dan media sosial yang sebaiknya dipantau oleh orangtua: 

  1. Among us 

Among Us memungkinkan pemain terhubung dengan pemain lain dari mana saja. Hal ini tentu saja membawa risiko bahaya orang asing yang ikut memainkan game online. Namun, Among Us memiliki verifikasi usia 18 tahun per pembaruan Maret 2021. Setiap kali Anda membuka game ini di smartphone atau Switch, Anda harus memasukkan usia Anda. 

  1. Ask FM 

Ask FM mendapat sorotan karena hubungannya dengan perundungan dunia maya di seluruh dunia, terutama bagi para remaja. Bunuh diri yang dilakukan oleh kakak adik berusia 13 dan 15 tahun dari Irlandia dikaitkan dengan komentar yang dibuat di situs Ask FM. 

Setelah kasus tersebut, ada pula seorang gadis berusia 14 tahun di Inggris yang dirundung di Ask FM. Perdana Menteri Inggris David Cameron sampai meminta para orangtua dan siswa untuk memboikot situs media sosial tersebut.

  1. Disney+ 

Kini Disney+ menyertakan konten dengan rating R dan TV-MA, bahkan di Amerika Serikat. Namun, layanan streaming ini telah meningkatkan kontrol orangtua bagi anak-anak. Untuk mengatur kontrol ini, Anda bisa langsung melakukannya di aplikasi sehingga memudahkan pengguna. 4. Facebook Messenger

Aplikasi Facebook Messenger memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya di dunia maya. Aplikasi media sosial ini bisa digunakan untuk mengetahui lokasi, juga mengirim foto dan pesan, sehingga penggunaan untuk anak-anak sebaiknya di bawah pantauan orangtua.

  1. After School 

Pendiri aplikasi After school mengatakan bahwa aplikasi ini memberikan kesempatan kepada para remaja untuk mengekspresikan diri mereka tanpa mengkhawatirkan reaksi atau dampak apa pun. Mereka bisa mengajukan pertanyaan yang sulit dan tidak nyaman secara anonim dengan tujuan untuk mengatasi masalah seperti depresi, bagaimana cara mengungkapkan diri, atau bagaimana menavigasi tantangan sehari-hari dalam kehidupan remaja.

 Hal ini berbeda dengan media sosial populer seperti Facebook atau Instagram, di mana identitas asli tercantum jelas. Meski begitu, After School memiliki sisi minus. Beberapa pihak mengeklaim bahwa unggahan di aplikasi ini banyak yang palsu dan mengada-ada lantaran pengirimnya juga anonim. 

Hal ini tentu saja bisa disalahgunakan oleh beberapa oknum yang ingin berbuat negatif. Daftar aplikasi dan media sosial lainnya yang sebaiknya dipantau oleh orangtua.***