Temuan Terbaru Ilnuwan, Wanita yang Baru Melahirkan Dapat Melihat Penampakan Wajah Aneh

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Kepercayaan pada kemampuan manusia untuk melihat hal-hal gaib, seperti hantu, roh, atau entitas supranatural lainnya, telah ada dalam berbagai budaya dan tradisi sepanjang sejarah manusia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena ini dari dua sudut pandang yang berbeda: sudut pandang kepercayaan dan sudut pandang sains.

Kepercayaan dalam Kemampuan Melihat Hal-Hal Gaib

Banyak budaya di seluruh dunia memiliki cerita dan kepercayaan tentang individu yang memiliki kemampuan khusus untuk melihat atau berinteraksi dengan entitas gaib. Beberapa di antaranya termasuk:

Orang berkepribadian sensitif: Beberapa orang dipercaya memiliki kemampuan alami untuk merasakan atau berkomunikasi dengan entitas gaib. Mereka mungkin dapat "melihat" atau "merasakan" kehadiran roh atau hantu.

Pengalaman supranatural: Orang sering melaporkan pengalaman-pengalaman supranatural seperti melihat hantu, mendengar suara-suara aneh, atau merasakan sentuhan dari entitas gaib.

Ilmu spiritual tradisional: Di banyak budaya, terdapat ilmu spiritual tradisional yang mengajarkan teknik-teknik untuk melihat atau berkomunikasi dengan dunia gaib. Ini termasuk meditasi, penggunaan alat-alat seperti bola kristal, atau ritual tertentu.

Kepercayaan ini sering kali sangat pribadi dan kuat, memainkan peran penting dalam keyakinan dan kepercayaan individu.

Sudut Pandang Sains

Dari sudut pandang sains, kemampuan manusia untuk melihat hal-hal gaib sering dijelaskan sebagai fenomena psikologis atau ilusi. Beberapa penjelasan yang diajukan adalah:

Halusinasi: Pengalaman melihat atau mendengar hal-hal gaib sering dihubungkan dengan halusinasi, yang adalah pengalaman sensorik yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang sesungguhnya. Halusinasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, kelelahan, atau kondisi medis tertentu.

Efek Temporal: Banyak pengalaman supranatural dilaporkan dalam situasi di mana orang merasa cemas, takut, atau tegang. Ini dapat memengaruhi persepsi mereka dan membuat mereka lebih mungkin melihat sesuatu yang tidak ada.

Kognisi Dan Imajinasi: Manusia memiliki kemampuan imajinasi yang kuat, yang dapat memengaruhi cara mereka menginterpretasikan stimulus yang diterima. Apa yang seseorang anggap sebagai penglihatan hantu mungkin hanyalah interpretasi dari bayangan atau suara yang sebenarnya tidak ada.

Wajah Aneh

Dilaporkan bahwa para ilmuwan menemukan fakta bahwa para perempuan yang baru saja melahirkan memiliki kecenderungan melihat wajah pada benda-benda di sekitarnya. Wajah- wajah manusia beragam rupa itu akan muncul pada formasi awan, pohon atau bahkan sepotong roti. Akan muncul wajah-wajah yang tampak familier di tempat tak terduga. Fenomena ini disebut pareidolia wajah. Yaitu ketika orang mengidentifikasi gambar yang dapat dikenali pada objek atau pola cahaya acak. 

Dilansir dari Daily Mail yang dikutip sindonews.com , Senin (18/9/2023), para peneliti mensurvei 401 wanita di tiga kelompok yang sedang hamil, pernah melahirkan dalam 12 bulan terakhir, atau tidak sama sekali. 

Wajah Semua diperlihatkan serangkaian gambar termasuk wajah-wajah yang jelas di dalam sayuran atau di dalam formasi batuan, dan wajah-wajah yang sulit di dalam dedaunan dan api. 

Wanita yang baru saja melahirkan lebih mungkin melihat wajah di kedua kategori tersebut dibandingkan wanita di kelompok lainnya. 

“Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih sensitif untuk melihat wajah pada masa awal menjadi orang tua, sehingga berpotensi meningkatkan ikatan sosial,” kata para peneliti. Para peneliti dari Universitas Queensland di Australia melalui jurnal Biology Letters, mengatakan temuan ini membuktikan bahwa kepekaan manusia terhadap wajah tidak stabil sepanjang masa dewasa. Mereka mengatakan mengalami pareidolia wajah sebelumnya dikaitkan dengan demensia, Parkinson, dan peningkatan perasaan kesepian.

 “Mengukur faktor-faktor yang memprediksi perubahan sensitivitas ini akan sangat penting untuk memutuskan apakah pareidolia wajah hanyalah efek samping yang menyenangkan dari hipersensitivitas terhadap wajah atau alat diagnostik yang akan dimanfaatkan untuk memantau perkembangan penyakit dan menandai kondisi mental penurunan kesehatan,” tulis para peneliti. Sebuah penelitian sebelumnya menemukan bahwa wajah yang terlihat pada benda mati lebih cenderung dianggap sebagai laki-laki. Dalam percobaan besar yang melibatkan hampir 4.000 orang dewasa, para peneliti menemukan adanya bias yang kuat dalam menafsirkan wajah sebagai laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rasio sekitar 4:1.

 Hal ini mungkin terjadi karena laki-laki adalah jenis kelamin default untuk wajah, kecuali detail visual lainnya seperti bulu mata panjang, bentuk alis, dan rambut panjang terlihat.***