Siapa Sangka Bintang Laut Tidak Punya Otak Lantas Bagaimana Bertahan? Berikut Jawaban Mengapa Ikan Bau Amis

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM) -  Bintang laut, makhluk yang cantik dan misterius, adalah salah satu ikon lautan yang paling dikenal di seluruh dunia. Meskipun sering kali ditemukan di perairan dangkal, bintang laut memiliki sejumlah karakteristik menarik dan peran penting dalam ekosistem laut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keunikan bintang laut dan betapa pentingnya mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem bawah laut.

Anatomi yang Luar Biasa

Salah satu aspek paling mencolok dari bintang laut adalah bentuk dan anatomi mereka yang unik. Bintang laut biasanya memiliki lima lengan panjang yang menonjol dari tengah tubuh mereka, mirip seperti bintang dalam bentuk dasar. Meskipun bentuk ini sangat umum, beberapa spesies bintang laut memiliki lebih dari lima lengan, dan beberapa memiliki lengan yang sangat pendek atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Lengan-lengan ini sering memiliki spines (duri) yang dapat berfungsi sebagai alat pertahanan dan pergerakan.

Kemampuan Regenerasi yang Menakjubkan

Salah satu hal yang paling mencengangkan tentang bintang laut adalah kemampuan mereka untuk meregenerasi anggota tubuh yang hilang. Jika bintang laut kehilangan salah satu lengan mereka karena cedera atau pemangsa, mereka dapat tumbuh kembali dengan lengan baru dalam waktu yang relatif singkat. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam lingkungan laut yang keras dan berbahaya.

Tidak Punya Otak

Terdapat lebih dari 2.000 spesies bintang laut yang memiliki berbagai ukuran, warna, dan bentuk. Di ujung tiap lengannya, bintang laut memiliki mata kecil yang mereka gunakan untuk membedakan gelap dan terang. Bintang laut memiliki lima hingga 40 lengan runcing. Jika predator menggigit satu atau dua lengan bintang laut, hewan tersebut dapat meregenerasinya. 

Meski ada ratusan spesies bintang laut dengan bentuk yang beragam, satu persamaan mereka adalah tidak memiliki otak. Alih-alih hanya memiliki satu otak pusat, bintang laut memiliki serangkaian pleksus saraf atau jaringan saraf. Ini seperti otak mini yang saling berhubungan yang menggerakkan berbagai bagian tubuh saat berkomunikasi satu sama lain. 

Bintang laut memiliki cincin saraf pusat yang mengelilingi tubuh tengah, saraf radial yang memanjang di sepanjang lengan, dan saraf bercabang yang menembus jaringan. Ahli zoologi sepakat bahwa bintang laut memiliki setidaknya tiga pleksus, yakni pleksus visceral, pleksus basiepitel, dan pleksus neuroendokrin mukosa. 

Pada tahun 2001, para peneliti di Universitas Puerto Rico mengusulkan yang keempat, yakni pleksus jaringan ikat. Mengutip kompas.com, selain melalui pleksus internalnya, bintang laut juga merasakan melalui sistem saraf tepi, yaitu organ indera. Setiap anggota tubuh bintang laut memiliki ocelli atau "mata" kecil yang merasakan cahaya, bentuk dan gerakan dan tentakel sensorik yang merasakan melalui sentuhan. 

Bintang laut juga memiliki reseptor di seluruh kulitnya yang merasakan tekanan, suhu, dan rasa sakit sebagaimana manusia. Kulit bintang laut memiliki kemoreseptor, yang memberi mereka indra penciuman yang berkembang sangat baik, yang digunakan untuk berburu mangsa dan menghindari predator. 

Penjelasan Ikan Bau Amis? 

Ikan memiliki bau yang kuat dan terkadang tidak sedap. Sebelum diolah menjadi hidangan, biasanya, bau amis dari ikan dihilangkan dengan cara-cara tertentu, seperti dengan menambahkan air lemon atau rempah-rempah. Tapi, apa yang sebenarnya menyebabkan bau amis tersebut?

Bau ikan adalah hasil dari reaksi mikroba dan kimia yang terjadi ketika protein dan lemak ikan terkena panas dan oksigen dari waktu ke waktu. Ikan segar seharusnya memiliki aroma lembut yang mirip dengan bau asin laut. Sementara itu, bau yang kuat dan amis di luar itu adalah tanda-tanda awal pembusukan. Pertumbuhan bakteri biasanya menjadi penyebab pertama. 

Proses ini memakan waktu beberapa hari sejak ikan ditangkap hingga sampai ke penjual. 

Pada saat itu, bakteri yang tumbuh secara alami pada ikan mulai mengonsumsi senyawa organik yang disebut trimetilamina N-oksida (TMAO), yang banyak ditemukan secara alami pada banyak ikan, terutama ikan yang hidup di perairan dingin. 

Bakteri psikrofilik atau bakteri penyuka dingin ini mengubah TMAO menjadi trimetilamina (TMA), molekul yang bertanggung jawab atas bau amis seperti amonia. Ikan spesies air dingin, seperti ikan cod dan haddock, mungkin mengembangkan bau ini dari TMA lebih cepat dibandingkan spesies lainnya. 

Bau amis juga bisa berasal dari enzim yang terurai setelah ikan ditangkap. Bakteri dalam daging ikan mengubah lisin, asam amino, menjadi kadaverin, sebuah molekul yang terkait dengan pembusukan hewan. Reaksi kimia juga dapat menimbulkan bau amis, yang terjadi melalui oksidasi lipid atau lemak. 

Ikan merupakan sumber penting asam lemak omega-3. Ketika lemak ini terkena oksigen, mereka teroksidasi dan terurai menjadi molekul yang lebih kecil dan mudah menguap yang dapat kita cium. Namun, biasanya, pembusukan bakteri yang menyebabkan TMA dan kadaverin terjadi lebih cepat dibandingkan oksidasi lipid pada ikan segar.***