Diizinkan Masuk Kamar Mbah Maimun dan Diberi Tongkat Komando, Mayoritas Pendukung HRS Diyakini Pilih Amin

dok net

 JAKARTA (SURYA24.COM) -  Bakal Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, silaturahmi ke Pondok Pesantren Al Anwar dan Ma'hadu 'Ulum Asy-Syar'Iyyah (MUS), di Sarang, Rembang, dilansir Kantor Berita Polirik rmol, Minggu (1/10).

Kedatangan Anies merupakan kali kedua, setelah pada 2013 lalu mendapat sambutan hangat dari para putra Mbah Maimun, KH Najih Maimun, KH Idror Maimun, dan KH Abdur Rouf Maimun.

“Kami bersyukur bisa berjumpa keluarga dan bertemu para santri di sini,” tutur Anies.

Dia pun menjelaskan kedatangannya, untuk memohon doa restu, wejangan, serta nasehat dari para alim ulama. Apalagi kini tengah mendapat amanah sebagai Bacapres yang diusung Partai Nasdem, PKS dan PKB.

Selain mendapatkan wejangan, Anies juga diberi sebuah tongkat komando oleh Gus Najih. Selama ini tongkat itu kerap dibawa Kyai Najih.

Bertambah spesial lagi, karena Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 itu juga diberi kesempatan memasuki kamar ulama legendaris, KH Maimun Zubair.

 “Tadi diberi tongkat Kyai Najih Maimun. Beliau dapat tongkat saat ziarah di Sunan Gunung Jati, tongkat itu selalu beliau bawa saat bepergian, dan kini diserahkan kepada kami. Tentu ini amanah bagi kami, dan akan kami jaga baik-baik,” tuturnya.

Pilih Amin

Mayoritas pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) diyakini memilih pasangan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Sisanya terpecah mendukung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Pernyataan itu disampaikan komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, yang menilai pertemuan HRS dengan pasangan Amin pada pernikahan putri HRS, di Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu malam (27/9), merupakan keniscayaan politik.

"Kenapa? Kita tau, Anies itu DNA politiknya dukungan dari Habib Rizieq Shihab. Sampai hari ini, umat memilih Anies karena petunjuk HRS saat Pilkada DKI. Saat itu tesis dan antitesisnya adalah perlawanan terhadap Ahok," kata Kang Tamil, kepada Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Minggu (1/10).

Sampai hari ini, sambung dia, simbol itu belum bergeser. Tetapi sudah memudar, karena belakangan tidak lagi terlihat sepak terjang HRS di kancah perpolitikan.

"Maka, pertemuan (acara pernikahan) itu perlu, untuk kembali memperjelas simbol-simbol politik itu, bahwa Habib Rizieq Shihab itu mendukung pasangan Amin," tegas Kang Tamil.

Akademisi Universitas Dian Nusantara itu juga menilai, kekuatan HRS di Pemilu 2024 masih jadi perhitungan, meski tidak sekuat pada Pilkada 2017 lalu.

"Kekuatan itu cenderung menurun. Kenapa? Karena di 2017, di 2019, ada simbol perlawanan yang sah, ada simbol perlawanan yang benar-benar hitam melawan putih, putih melawan hitam," jelasnya.

Dia juga melihat, pada 2024 nanti, pengaruh HRS untuk mengarahkan umat agar memilih Anies masih kuat, meski mungkin terpecah.

"Kalau di 2017 itu 100 persen pendukung HRS mendukung Anies, hari ini bisa kita katakan pecah. Mungkin 70 tetap mengikuti arahan HRS, 30 persennya bisa jadi ke Prabowo, bahkan bisa juga ke Ganjar," urainya.

Tamil mengingatkan, Prabowo dan Ganjar juga memiliki simbol-simbol Islam. Misalnya Ganjar, dia pernah tegas menolak tim sepak bola Israel datang ke Indonesia.

"Itu premis-premis yang sangat disukai umat Islam, terlepas apapun alirannya," katanya.

Sedang Prabowo, tambah Kang Tamil, pada 2017 lalu pernah didukung umat Islam karena mengusung Anies sebagai perlawanan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Apalagi pada 2019, HRS melalui Ijtima Ulama, juga mendukung Prabowo.

"Maka, jika Anies ingin menang pada 2024, atau bisa menggarap suara dukungan dari Habib Rizieq Shihab, dibutuhkan simbol perlawanan yang lebih tegas. Dan saya melihat sampai hari ini belum ada," pungkas Kang Tamil.***