Gegara Sumbang Makanan untuk Tentara Israel, McDonald's Diboikot Ramai-ramai

Potret anggota pasukan militer Israel (IDF) saatmendapatkan donasi makanan dari McDonald's/X

JAKARTA (SURYA24.COM)- McDonald's, merek restoran cepat saji paling ikonik di dunia, memiliki sejarah yang menarik dan penuh inovasi. Dengan berbagai menu yang lezat dan ikonik seperti Big Mac, McNuggets, dan kentang goreng, McDonald's telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya makanan global. 

McDonald's berawal dari gerobak burger kecil yang didirikan oleh dua bersaudara, Richard dan Maurice McDonald, pada tahun 1940 di San Bernardino, California. Pada awalnya, restoran ini hanya menyajikan menu sederhana seperti hamburger, kentang goreng, dan minuman ringan.

 Salah satu inovasi utama yang dibawa oleh McDonald's adalah sistem produksi cepat yang disebut "Speedee Service System." Sistem ini mengurangi waktu tunggu pelanggan dengan mempercepat proses persiapan makanan. Ini adalah konsep pertama dari apa yang sekarang kita kenal sebagai "fast food."

Pada tahun 1955, Ray Kroc, seorang penjual mesin milkshake, mengamati potensi bisnis McDonald's dan mengambil alih waralaba pertama McDonald's di Des Plaines, Illinois. Inilah titik awal dari pertumbuhan cepat restoran ini. Dengan waralaba, McDonald's bisa berkembang pesat dengan membuka cabang-cabang baru di seluruh Amerika Serikat.

Diboikot Ramai-ramai

Restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald's, telah diboikot oleh masyarakat internasional karena menyumbangkan makanan gratis untuk tentara Israel di Jalur Gaza.

Aksi boikot itu terjadi setelah akun McDonald's Israel mengunggah kabar bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis untuk pasukan Israel, bahkan mereka sengaja membuka lima cabang baru untuk mendukung pasukan Zionis.

"McDonald's menyumbangkan dan terus menyumbangkan puluhan ribu makanan kepada unit IDF, polisi, rumah sakit, penduduk di sekitar Jalur Gaza dan semua pasukan penyelamat. Kami terus menyumbangkan ribuan makanan setiap hari untuk pasukan kami di seluruh negeri," isi unggahan McDonald's Israel di Instagramnya dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Dalam akun itu disebutkan bahwa mereka sejauh ini telah memberikan total 12.000 pax makanan yang dibagikan khusus di seluruh Israel.

Selain itu mereka juga menyediakan diskon 50 persen untuk pasukan militer Israel (IDF) dan warga Israel yang datang langsung ke cabang McDonald's.

Atas pernyataan tersebut tagar #BoycottMcDonalds pun lantas meramaikan jagat dunia maya, dengan warganet dari seluruh dunia kompak memboikot restoran cepat saji yang tersebar di berbagai negara itu.

"Saya tidak akan pernah lagi membeli sesuatu dari McDonald's. Memberikan makanan gratis kepada para penindas sementara anak-anak kelaparan di Gaza sangat tidak pantas," tulis akun @One_Dawah di platform X.

"Ini sangat memilukan, memalukan bagimu McDonalds #BoycottMcDonald's," tulis warganet lain.

Berdasarkan pantauan Kantor Berita Politik RMOL, aksi boikot itu juga merambat ke dalam negeri, di mana warganet Indonesia kompak mengajak untuk melakukan aksi serupa, dengan tidak lagi membeli makanan dari restoran itu.

 

"Saatnya rakyat Indo boikot Mcd, yang masih beli McDonald's mending dipikir-pikir lagi," tulis warganet Indonesia.***