Bisakah Manusia Hidup Abadi? Berikut Prediksi Ilmuwan Bikin Kamu Kaget

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Pertanyaan tentang apakah manusia bisa hidup abadi telah menjadi salah satu misteri yang mendalam dalam sejarah manusia. 

Berbagai budaya dan mitologi telah menggambarkan sosok-sosok yang hidup selamanya atau mencari keabadian. 

Namun, dalam dunia nyata, konsep hidup abadi bagi manusia tetap menjadi fiksi ilmiah. Mari kita eksplorasi alasan-alasan mengapa manusia tidak bisa hidup abadi. Kendati begitu ada yang memprediksi manusia bisa hidup abadi, kok bisa?

Mulai 2030

Dikabarkan seorang mantan insinyur Google, ilmuwan komputer, serta futurist, Ray Kurzweil memprediksi manusia bisa hidup abadi mulai 2030 mendatang. Saat itu, teknologi pendukung kemungkinan besar sudah tersedia sebagai upaya menciptakan kehidupan abadi.

Dilansir dari situs Mashable dikutip sindonews.com, Minggu (15/10/2023) Kurzweil menjelaskan kemungkinan manusia untuk meningkatkan harapan hidupnya di masa mendatang, bahkan lebih dari satu tahun, setiap tahunnya.

 Hal tersebut diwujudkan lewat kecerdasan buatan yang kemungkinan akan tersedia sebagai nanobot yang bekerja di aliran darah manusia.

Secara teknis, teknologi tersebut mendukung koneksi mental dengan internet. Masalah di dalam tubuh akan dideteksi dan dihubungkan dengan otak untuk kemudian disimpan ke cloud. Dengan demikian, baik itu pesan, ingatan atau data lainnya terkait keadaan tubuh si pemakai dapat diunggah dan diakses kembali dilain waktu sesuai kebutuhan. 

Lebih lanjut, Kurzweil mengaitkan prediksi mengenai teknologi pendukung kehidupan abadi pada manusia ini dengan kehadiran Singularitas sekitar 15 tahun setelahnya. Keadaan ketika manusia mampu melipatgandakan kecerdasannya lewat penggabungan dengan kecerdasan buatan atau AI ini disebut akan terjadi sekitar tahun 2045. 

 “Saya telah menetapkan tahun 2045 untuk ‘Singularitas’, yaitu saat kita akan melipatgandakan kecerdasan efektif kita satu miliar kali lipat dengan menggabungkan kecerdasan yang telah kita ciptakan,” ujar Kurzweil.

Meskipun segalanya masih bersifat spekulatif, prediksi kehidupan abadi pada manusia di masa mendatang telah menjadikan keterlibatan teknologi itu sendiri penting. Jika tidak mengarah pada kehidupan abadi, setidaknya masih ada kemungkinan besar bahwa penggunaan nanobot akan menjadi cara bagi manusia untuk melawan penyakit sejalan dengan meningkatnya harapan hidup itu sendiri.***