Penasaran denga Fenomena Batas Hujan? Berikut Apa Itu Petrichor Aroma yang Ditimbulkan Saat Hujan

Foto Tangkapan layar yang menampilkan batas hujan antara satu tempat dan tempat lain.(Instagram)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Hujan adalah fenomena alam yang sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Kehadirannya membawa dampak besar bagi ekosistem, kehidupan sehari-hari, serta budaya di seluruh dunia. Apa sebenarnya hujan, bagaimana ia terbentuk, dan mengapa hujan begitu vital bagi kehidupan?

Proses Terbentuknya Hujan

Hujan terbentuk melalui serangkaian proses yang dimulai dengan penguapan air dari permukaan bumi. Air yang menguap membentuk uap air yang naik ke atmosfer membentuk awan. Ketika uap air tersebut naik, pendinginan udara di atmosfer atas menyebabkan kondensasi uap air tersebut membentuk tetes air atau kristal es, yang akhirnya membentuk awan.

Ketika tetes-tetes air atau kristal es tersebut bertumbukan di dalam awan, mereka berkumpul dan tumbuh menjadi butiran-butiran yang cukup besar untuk jatuh ke bumi. Proses ini dikenal sebagai koalesensi. Butiran-butiran tersebut bisa berupa tetes-tetes air jika suhu di bawah awan cukup hangat, atau bisa berbentuk kristal es jika suhu di bawah awan sangat dingin.

Fenomena Batas Hujan

Unggahan video yang memperlihatkan adanya batas hujan antara satu tempat dan tempat lain ramai di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @wolk*** pada Jumat (20/10/2023). 

Dalam unggahan, tampak adanya pembatas antara satu tempat yang kering dengan tempat yang sedang diguyur hujan. "Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, fenomena tersebut umumnya disebut sebagai 'batas hujan' Atau juga disebut Hujan Lokal," tulis pengunggah. 

Hingga Selasa (31/10/2023) sore, unggahan tersebut sudah disukai sebanyak 348.700 dan mendapatkan 3.925 komentar warganet. Beberapa warganet turut mengatakan bahwa mereka juga pernah melihat fenomena serupa.

 "Saya pernah waktu di kopo bandungg lohh sama kek gini ,sebelah hujan terus sebelah lagi agak panas cuacanyaa," tulis pemilik @intan****. 

"Pernah liat hujansatu petak sawah doang, mana musim kemarau waktu itu," tulis pemilik akun @b4b***. Lantas, apa itu fenomena batas hujan?

Penjelasan BMKG Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, fenomena dalam unggahan tersebut dapat dikatakan sebagai rain boundary atau "rain curtain" atau "precipitation shaft". "Rain boundary atau batas hujan yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena visual, di mana hujan terlihat membentuk batas atau tirai yang jelas di udara," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (31/10/2023). 

Sehingga, fenomena batas hujan ini akan terlihat seperti ada garis atau tirai yang memisahkan area yang terkena hujan dengan area yang tidak terkena hujan. Guswanto menyampaikan, fenomena tersebut dapat terlihat sangat menarik dan memberikan ilustrasi visual dari bagaimana kondisi udara dan faktor-faktor meteorologi yang memengaruhi distribusi hujan di suatu wilayah. 

"Dalam jarak yang dekat akan terasa sekali di mana seolah-olah terdapat area 'perbatasan' area yang kering dan basah ketika terjadi hujan," lanjutnya. Baca juga: Puncak Musim Hujan Tidak Terjadi di Desember 2023, Ini Prakiraan BMKG Fenomena umum yang biasa terjadi Guswanto mengungkapkan bahwa batas hujan adalah fenomena umum yang sering terjadi pada saat hujan. "Apabila dari kejauhan terlihat seperti kolom presipitasi yang terbentuk di bawah awan konvektif seperti cumulonimbus selama hujan deras," terangnya. 

Hal ini lantaran, awan konvektif memiliki aliran vertikal yang terdefinisi dengan baik (arus naik dan arus turun) yang diperlukan untuk presipitasi berat. 

"Fenomena ini relatif akan jelas terlihat pada hujan dengan intensitas lebat yang dipicu oleh adanya sistem awan Cb (cumulonimbus)," kata Guswanto. 

Ia menyampaikan, pada sistem awan CB, biasanya akan disertai dengan adanya arus angin yang turun saat terjadi hujan. Sehingga, dalam hal ini akan menyebabkan pola sebaran air hujan yang turun pun cukup deras ke permukaan. 

Aroma Saat Hujan 

Seperti diketahui saat hujan turun, sebagian orang mungkin akan menyukai bau yang ditimbulkannya. Aroma saat hujan atau petrichor, pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Isabel Joy Bear dan Roderick G. Thomas dalam artikel yang berjudul Nature of Argillaceous Odour pada 1964. 

Melansir nationalgeographic yang dikutip kompas.com, kata ini berasal dari Yunani, terdiri dari petros berarti batu dan ichor yang berarti cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa. Baca juga: Mencairnya Es di Greenland dan Risiko Banjir Tahunan...

 Menurut para peneliti, aroma hujan sangat menarik setelah cuaca kering yang panjang, terdapat peran zat kimiawi terlibat di sana. Aroma khas yang bersatu antara air hujan tanah diproduksi oleh mikroba. 

Saat mencium aroma tanah basah, ini berasal dari molekul yang diproduksi bakteri tertentu. Molekulnya yaitu geosmin, diproduksi oleh Streptomyces yang hidup dalam tanah yang sehat dan kerap digunakan untuk membuat antibiotik komersial.

Lebih lanjut, tetesan air hujan yang jatuh ke tanah melepaskan geosmin ke udara, membuat jumlahnya berlimpah saat hujan. 

Penelitian juga menunjukkan, geosmin ada kaitannya dengan terpene, sumber wangi dari beberapa tumbuhan. Ketua penelitian di Kew Royal Botanic Gardens, Profesor Philip Stevenson, hujan bisa memunculkan aroma terpene. 

"Seringkali, bahan kimia dari tumbuhan yang menimbulkan aroma diproduksi di daun. Hujan yang turun kemudian melepaskan senyawa ini. Ibaratnya seperti ketika membelah tanaman kering menjadi dua. Wangi aslinya pasti akan tercium lebih kuat," ujar Stevenson. 

Sementara dituliskan BBC, Isabel Bear dan R.G Thomas, para peneliti yang pertama kali menamai aroma petrichor, menemukan bahwa pada awal 1960-an, aroma ini ditangkap untuk dijual di Uttar Pradesh, India. Kini, geosmin semakin umum digunakan sebagai bahan pembuatan parfum. 

Suara Bunyi Hujan

Diberitakan sebelumnya, terdapat jenis-jenis bebunyian yang dapat membuat seseorang segera memberikan perhatian atau tidak. Hal ini termasuk bunyi hujan yang membuat kondisi semakin rileks, karena bunyi ini tak memberikan ancaman kepada seseorang dan menenangkan.

 Meski menimbulkan suara berisik, bunyi huhan dapat mempengaruhi kerja otak dalam memerintah tubuh. Baca juga: Benarkah Swab Test Bisa Merusak Otak? Simak Penjelasan Dokter Suara bunyi hujan tidak berlangsung dalam interval yang terlalu mencolok. Bunyinya cenderung stabil dan tidak terlalu berubah-ubah. 

Seperti bunyi ombak, angin, dan sebagainya. Meskipun terkadang tinggi rendahnya volume berubah-ubah, tapi perubahannya tak terlalu signifikan. Baca juga: Hujan di Saat Musim Kemarau,***