ALPPIND Riau Kembali Adakan Gebyar Hari Ibu

PEKANBARU (Surya24.com) - Perayaan Hari Ibu tidak hanya tentang memberikan hadiah atau ucapan terima kasih. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan, menghargai, dan menghormati sosok yang begitu penting dalam hidup kita. 

Pengurus Wilayah Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALPPIND) Riau kembali menggelar Gebyar Hari Ibu pada tanggal 23 Desember 2023 di Auditorium Wan Ghalib Pustaka Wilayah Soeman HS Pekanbaru. Bekerjasama dengan PD ALPPIND Kota Pekanbaru, HNI, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Riau, Kampus UIN Suska Riau, dan Anggota Dewan. 

Bersamaan momen ini sekaligus MILAD II RCA (Rumah Cinta Alppind) Riau “Sakinah” melakukan beberapa kegiatan seperti Lomba Mewarnai, Lomba Membuat Puisi, Pentas Seni, Berbagi bingkisan untuk single parent dan Talks Show bersama perempuan-perempuan hebat dari akademisi, birokrasi dan politisi. Acara dibuka dengan tasmi’ Ayat Suci Alquran oleh anak-anak binaan Rumah Cinta ALPPIND Riau. 

Dalam sambutannya Ketua PW ALPPIND Riau Nurlasera, SE. M.Si menyatakan acara ini digagas dalam rangka menyemarakkan Hari Ibu tahun 2023. Acara menghadirkan 41 perempuan tangguh single parent, perwakilan organisasi perempuan, perwakilan majlis taklim, ibu rumah tangga, dan mahasiswa dari UIN Suska Riau, Universitas Riau, Universitas Islam Riau, dan Universitas Lancang Kuning. 

Tema Gebyar Hari Ibu tahun ini adalah Ibu Cerdas, Ibu Berdaya, Ibu Bahagia. Perempuan harus cerdas karena Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Perempuan harus berdaya apapun kondisinya demi mengantarkan putra putri nya menjadi penerus bangsa. Terakhir perempuan juga harus bahagia. ALPPIND adalah organisasi yang relatif baru. Ini adalah tahun ke 3 ALPPIND menggelar kegiatan sempena Hari Ibu, semoga ke depan bisa menjadi lebih baik. 

Tahun sebelumnya ALPPIND mengadakan kegiatan berbagi sembako perempuan penyapu jalanan dan single parent. Narasumber pertama untuk kegiatan talkshow adalah Ibu Dr. Hj. Misharti, S.Ag, M.Si anggota DPD-RI 2019-2024. Beliau menyampaikan dulu tokoh perempuan tergabung dalam organisasi yang tidak saling tekoneksi. Maka tanggal 22 Desember 1928 dilakukan Kongres Wanita di Yogyakarta untuk menyuarakan kepentingan perempuan. 

Kepentingan ini tidak hanya dalam urusan domestik rumah tangga namun juga dalam ranah publik. Ini tentu saja berbeda dengan Mothers Day yang sekedar menyuarakan terima kasih kepada Ibu yang telah melahirkan. Hari Ibu jauh lebih besar maknanya untuk meningkatkan keberadaan kaum perempuan. Keterwakilan perempuan di DPR RI belum mencukupi 30%. Masyarakat memilih legislatif yang bertugas membuat UU, jika banyak perempuan di legislatif dapat menyuarakan kepentingan perempuan. 

Alumni S3 Univeritas Negeri Jakarta ini yang juga menjabat sebagai pengurus Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia menyatakan ada 3 kerja yang harus dilakukan perempuan. Kerja cerdas dengan menghitung waktu 24 yang produktif untuk diri dan keluarga. Kerja keras karena mendapatkan sesuatu butuh perjuangan. 

Kerja ikhlas dimana setelah mengerjakan semua ikhlas agar Allah yang membalasnya. Narasumber kedua yaitu Ibu Efia Nurita, SE. MM memfokuskan pembahasan pada kualitas perempuan. Ibu sangat berperan menentukan ketahanan dan kualitas  keluarga. Ada 5 dimensi penting. Dimensi legalitas baik dari sisi pernikahan maupun kelahiran anak yang legal, dimensi ketahanan ekonomi dengan mencukupi kebutuhan fisik dengan anak yang sehat, dimensi sosial psikologi, dan dimensi sosial budaya. 

Ibu yang sehari-harinya menjabat sebagai Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Gender ini menyatakan Dinas Pemberdayaan Perempuan  Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Prov. Riau mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) perlindungan perempuan dan anak yang berkantor di gedung wanita. Beliau sangat mengharapkan masyarakat proaktif untuk mencegah kekerasan seperti bullying, kekerasan fisik dan sebagainya. 

Masyarakat dapat melapor pada UPT tersebut jika menemukan kekerasan disekitarnya. Narasumber ke 3 Ibu Kasmidar Kanin, S,Pd – Ketua Rumah Keluarga Indonesia - menyatakan tanpa sekolahpun pada dasarnya ibu-ibu sudah cerdas. Dengan kombinasi peran biologis sebagai ibu dan peran ideologis bagi masyarakat akan menciptakan kemajuan yang luar biasa. Jadikan potensi kecerdasan agar berdaya dalam bentuk bermanfaat untuk orang lain. Jangan kungkung diri hanya peduli keluarga sendiri namun juga berkontribusi pada masyarakat. 

Potensi perempuan sebagai makhluk multi talent, bisa mengerjakan beberapa kerjaan dalam waktu yang bersamaan. Potensi jangan sampai melenceng karena seorang perempuan memiliki peran sebagai Ibu, istri, dan anak bagi orangtuanya. Kombinasikan dengan baik sehingga perempuan berkontribusi untuk kemajuan peradaban. Menutup materi talks show, Ibu Dr. Riswani, M.Ed dosen UIN Suska, Riau menyatakan menjadi Ibu cerdas, berdaya, dan berharga tidak mesti berasal dari keluarga lengkap. 

Orang tua harus percaya diri karena orang tua adalah panutan. Cara mendidik anak berbeda-beda dan Ibu harus menemukan cara terbaik mendukung potensi anak. Memanfaatkan teknologi dengan bijaksana akan mendukung kesuksesan dimasa depan. Motivasi juga hal penting dan jangan membatasi diri dengan ketidakmampuan secara materi. Acara talk show ditutup dengan sesi tanya jawab, pentas seni dan pengumuman pemenang lomba mewarni dan membuat puisi untuk Ibu.(dik)