Masih Belia Bercita-Cita Jadi Dosen

Ayatul Nissa Rahmadani SH Rampungkan Tiga Buku Sastra

BAGANSIAPIAPI (Surya24.com) - Buah jatuh tidak jauh dari pohonya, inilah pribahasa untuk wanita muda bernama lengkap Ayatul Nissa Rahmadani SH dilahirkan di Bagansiapiapi 17 Januari 1999 lalu. Ayatul Nissa Rahmadani SH anak dari pasangan H.Yan Faisal dengan Hj.Nenny Chairani ini merupakan anak sulung dari dua bersaudara.

Walau masih berusia muda dan baru menyelesaikan Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum UIR Pekanbaru Tahun 2021 lalu, si sulung ini diam-diam menggeluti dunia tulis-menulis yang turun secara ilmiah dari ayahnya yang berprofesi jurnalis.

Pada Oktober-Desember 2021 lalu, Ayatul Nissa Rahmadani SH merampungkan tiga buah buku karya tulisnya dalam bentuk sastra puisi dan cerpen di terbitkan oleh perusahaan percetakan PT.Kalama Publising Jakarta dengan mengantongi ISBN.

Tiga buku yang sudah terbit siap beredar di pasar ini, Buku Pertama berjudul " Asa Itu Masih Ada " kemudian di susul buku kedua " Sudah Hampa Mau Apa Kelompang yang merupakan projeck penulisan Kelompang 7 Desember 2021 bersama Slal Langit dan Projec Menulis Sila PT. Kalama Publusing Jakarta.

Sedangkan buku karya ketiga Dengan judul " Lelali Di Fevvier " buah inspirasinya dalam Iven Menulis Notatial Deed Rindi Ayu Rahmadiani.MKn. Dalam program As Selectec Wiriter Of  The International Poctrg Wiriting Conpetion (LPC 8) Wit Theme " Organized By CV.EMN Media In Oktober-November 2021 lalu.

Wanita muda yang masih single ini alumni SDN 001 Bagansiapiapi, SMPN I Bagansiapiapi dan SMAN I Bagansiapiapi Rokan Hilir, Riau. Sejak Sekolah Dasar sudah hobby tulis-menulis cerita namun tidak menyangka menekuni dunia sastra seperti saat ini.

" Menulis sebatas hobby, karena asik saja dan dapat meluahkan rasa dan isi hati. Tapi lebih dari itu terinspirasi dari rutinitas ayah di rumah, " ucap Ayatul Nissa Rajmadani SH, Jumat (28/1/2022).

" Saat liburan keluarga di luar negeri bersama ayah, mama dan adik kesempatan itu moment untuk menulis tiba. Ya begitu pulang berlibur saat itulah memulai menulis, " aku kakak kandung Sultan HF ini.

Gadis berkaca mata minus yang kini masih menunggu hasil seleksi mengikuti S2 ke luar negeri ini mengaku asik saja ketika membuat atau melahirkan sebuah karya dari imajinasinya.
" Insya Allah saya akan coba menyusun buku sejarah berdirinya Kabupaten Rokan  Hilir, Peristiwa Bagan 1998 dan doakan saja impian ini terujud, " ujar Nissa sapaan akrabnya yang mampu berkomunikasi mempergunakan Bahasa Inggris, Turki, Jerman dan Korea ini.

" Untuk bahasa asing, saya belajar, kursus dengan lembaga bahasa dan NJO asing by online, " ucap Nissa yang pernah magang di Badan PBB (UNO) beberapa waktu lalu.

Namun Nissa menyebutkan apa yang menjadi rem atau penapis dalam langkah dan perbuatanya adalah menuruti pesan dari sang ayah agar tetap merendah diri dan menjauhi sifat sombong.

" Ayah sering mengulang-ulang nasehatnya hidup dalam kesederhanaan, rendah hati, tidak mentang-mentang. Sebenarnya saya hobby jurnalistik, tapi ayah minta sebatas penulis saja, " aku cucu almarhum H.Ilyas Dahlan seorang Purnawirawan Polri dan juga seorang penulis era 1950 ini.

Putri berdarah " Nusantara " dengan garis keturunan 4 suku dari kedua orang tuanya  (Minang, Tapanuli, Aceh dan Jawa) bangga di panggil anak Rokan Hilir.

" Terkadang walaupun buah karya kita tidak seberapa hebat namun ada rasa puas. Tak jarang ada juga di kritik, namun itu satu hal yang wajar saja untuk lebih banyak berbuat dan jadi motivasi untuk lebih maju, " katanya.

Ketika ditanya cita-citanya, Nissa yang tengah mempersiapkan diri mengikuti Kursus Advokad ini mengaku tertarik jadi dosen saja. " Jadi dosen bisa mengembangkan pengetahuan dan pengabdian, " aku mantan Paskib Rohil Tahun 2016 lalu.

Obsebsi Nissa kedepanya akan mencoba menelusuri sejarah kebudayaan Melayu Kubangtapu (Kubu-Bangko-Tanah Putih). " Saya harus lebih banyak belajar, bertanya dan menelusuri sejarah daerah Rohil ini, " sebutnya. (HY)