Tambang Emas Ilegal Marak Beroperasi di Sungai Abu Kabupaten Solok

Foto: Penambangan emas ilegal (ilegal mining) marak dan bebas beroperasi di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

SOLOK (Surya24.com)  - Aktifitas penambangan dengan alat berat eksavator makin meresahkan Warga Kabupaten Solok. Selama ini aktifitas tambang itu berjalan mulus tanpa mengantongi izin, bahkan Alat Berat yang masuk ke lokasi tambang kian hari  semakin bertambah banyak.

Tentu saja hal itu mengundang perhatian publik. Ironisnya lagi, pelaku Penambangan diduga kuat menggunakan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi yang di pasok oleh Oknum Aparat Hukum tertentu.

Hal tersebut nyaris melakukan penimbunan minyak subsidi dengan sengaja, hingga saat ini aktifitas tambang tersebut di biarkan, tanpa ada teguran dan pengawasan aparat hukum dan pemerintah daerah.

Mengulik keberadaan Tambang Emas di Kabupaten Solok, sangat menguras energi para pemikir, seakan-akan aktifitas liar itu, bagaikan sebuah masalah klasik, tapi enggan untuk ditertibkan.

Disinyalir hal itu berdasarkan Investigasi Tim Media ini kelapangan, tepatnya di aliran Sungai Batang Sibalun Hilaran Gumanti Wilayah Kabupaten Solok, tampak jelas aktifitas tambang berjalan mulus bahkan menggunakan Minyak bersubsidi yang sengaja di pasok oleh Oknum tertentu.

Saat di konfirmasi pada salah seorang Warga yang enggan di sebutkan namanya alias " B ", dengan jelas menyatakan Tambang emas di Nagari Sungai Abu, bukan rahasia umum, karena menyangkut tumbuhnya perkembangan ekonomi rakyat sekitar. " Karena keberadaan tambang emas itu merupakan bagian dari mata pencaharian warga, " katanya.

Sementara mengenai Izin tambang yang digunakan, B tidak mau menjelaskan lebih rinci. Hingga saat ini semua aktifitas tambang tidak mengantongi Izin, karena para aparat terkait telah melakukan Koordinasi dengan semua penambang, berupa Wajib Setor setiap bulan. Sehingga ilegal Mining ini menjadi perbuatan yang halal.

Berapa jumlah Setoran dan kemana di setor sudah terkoordinasi, yang jelas aktifitas tambang berjalan mulus tanpa menghiraukan Kerusakan Alam Sekitar.

Salah seorang yang berperan sebagai Koordinator penambang berinisial " BR"  mengakui, untuk menghalalkan ilegal Mining yang dilakukannya itu, ia juga telah memberikan uang koordinasi atau uang keamanan kepada aparat hukum yang ada, dan selain itu, ia pun harus menyisihkan uang bulanan untuk mereka semua (Aparat).

Selain menggangu banyak habitat dari perusakan alam yang dilakukannya , tambang ilegal di nagari Sungai Abu juga bagaikan bom waktu yang menunggu saatnya untuk meledak, yang berpotensi besar meminta korban jiwa.

Dari keterangan berdasarkan data yang dirangkum ketua Media Online Indonesia (MOI) Cabang Solok, W.Yudistira mengatakan, Operasi tambang Liar di Sungai Abu sudah berjalan lama bahkan mempergunakan Zat Kimia serta minyak Subsidi yang dipasok oleh aparat tertentu. Ini jelas sekali merupakan perbuatan Kejahatan di Balik Legalitas dan sudah merupakan sebuah kolaborasi kejahatan antar penambang dan oknum aparat  tanpa menghiraukan dampak yang akan diterima oleh alam dan masyarakat demi keuntungan dan kekayaan pribadi.

Mirisnya, persekongkolan kejahatan itu bagaikan geng mafia yang menghimpun banyak kekuatan dan membabi buta mencari keuntungan Tanpa memikirkan aturan yang telah dilanggar.

Ilegal Mining Sungai Abu diduga juga mengisi lumbung rupiah para pejabat nagari, dan pemerintah hingga Aparat Hukum, kalau tidak ada lumbung rupiah yang di isi oleh para penambang Mustahil Aktifitas Tambang Berjalan Mulus.

" Untuk itu kita sebagai Ketua Media Online Indonesia di daerah meminta keseriusan POLDA Sumbar menindak tegas Aktifitas Tambang ilegal itu. Foto dan Video Aktifitas Tambang sudah kita kantongi. Kita juga sudah mengatongi nama dan identitas pelaku tambang ilegal itu, kapan perlu kita serahkan ke Polda Sumbar, siapa yang menerima upeti uang Koordinasi itu semua data sudah kita kantongi. "Sebaliknya apabila Polda Sumbar tidak menanggapinya, saya dan rombongan akan langsung melaporkan ke penegak hukum yang lebih tinggi," pungkas Ketua DPC MOI Solok mengakhiri. (basa)