Terkait Pernyataan TNI Seperti Gerombolan Ramai-ramai dari Prajurit, Dandim, Danrem hingga Pangdam Kecam Effendi Simbolon: Letkol Ini Murka Gebrak Meja, Suruh Minta Maaf

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa (Dok:tribunnews.com)

JAKARTA(Surya24.com)- Pernyataan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon terkait ketidakharmonisan Panglima TNI dan KSAD menimbulkan reaksi keras.

Effendi Simbolon mengatakan kelompok di TNI seperti gerombolan atau ormas karena tidak harmonis.

   Sejumlah komandan Kodim (Dandim), Danrem hingga Pangdam di berbagai daerah mengkritik pernyataan Effendi Simbolon tersebut.

Dandim 0402/Ogan Kemering Ilir Letkol Hendra Sahputra mengecam apabila ada yang mengatakan TNI terpecah belah.

"Saya selaku Dandim 0402/OKI sangat mengecam apabila ada oknum-oknum yang mengatakan TNI itu adalah gerombolan ormas ataupun terpecah belah," ujar Letkol Hendra Sahputra, Selasa (13/9/2022).

Dikatakan bahwa saat ini seluruh lapisan TNI baik AD, AL dan AU dan Panglima TNI sampai ke jajaran paling bawah tetap solid dan profesional.

 

"Saya justru mengatakan bahwa saat ini TNI sangat solid, profesional dan tidak ada namanya TNI adalah grombolan ormas," ungkapnya dikutip tribunnews.com.

Ditegaskan bahwa perkataan itu semuanya tidak benar dan hanya ingin memecah belah solidaritas TNI. Karena menurutnya oknum anggota dewan tersebut mempunyai kepentingan lain.

"Siapapun orangnya jika berani bilang TNI itu gerombolan, maka berurusan sama saya. Saya siap dicopot dari jabatan hari ini juga demi keutuhan dan marwah TNI," pungkasnya.

 

Dinilai diskreditkan TNI

Sementara itu Dandim 0905 Balikpapan Kolonel Inf Faisal Rizal turut menolak keras pernyataan yang diutarakan Effendi Simbolon.

Menurutnya, pernyataan tersebut dinilai akan melukai citra dan marwah TNI sebagai alat pertahanan negara.

"Kami menolak pernyataan saudara Effendi Simbolon. Kami menolak pernyataan yang mendiskreditkan TNI sebagai organisasi gerombolan maupun mengadu domba antara pimpinan TNI," tuturnya, Selasa (12/9/2022).

Dia menambahkan, sebagai Anggota Komisi I DPR RI, Effendi seyogyanya turut andil dalam mengentaskan persoalan yang dihadapi oleh TNI.

Khususnya, kata Faisal, menyangkut anggaran yang diperlukan untuk memperkuat TNI dan menyejahterakan prajurit.

"Bagaimana Komisi I mendukung anggaran yang diperlukan dalam rangka memperkuat TNI sebagai alat pertahanan negara dan memperjuangkan kesejahteraan prajurit. Bukan malah mengadu domba antara pimpinan TNI," ujarnya.

Ia menegaskan, tidak ada perpecahan dalam tubuh instansi TNI. Pihaknya tetap dalam satu rantai komando dengan pimpinan TNI.

"Bahwa TNI yang berada di Kota Balikpapan sebagai penyangga IKN dan gerbang negara, tetap solid dan tegak lurus melaksanakan komando dari pimpinan kami," ucapnya.

Danrem tersinggung

Sementara itu Komandan Korem 073/Makutarama Kolonel Inf Purnomosidi mengaku tersinggung dengan penyataan Effendi Simbolon.

"Saya selaku pribadi anggota TNI dan Komandan Korem tersinggung dengan pernyataan tersebut. Ini kan yang diserang adalah institusi," jelasnya, Selasa (13/9/2022).

Purnomosidi mengatakan bahwa TNI adalah tentara nasional yang memiliki loyalitas.

"Kita tegak lurus pada Presiden selaku panglima tertinggi, Panglima TNI, Kasad, Pangdam bahkan sampai Koramil dan Babinsa," tegasnya.

Menurutnya, TNI adalah tentara nasional, tentara pejuang, dan tentara rakyat.

"Kita ini adalah tentara profesional yang dilatih dan dilengkapi, kesejahteraan kita diperhatikan. Sebagai tentara, kami tunduk pada hukum nasional dan internasional," kata Purnomosidi.

"Sehingga sangat naif sekali kalau ada anggota DPR yang mengatakan TNI seperti gerombolan, apalagi itu disampaikan anggota DPR yang mewakili rakyat di dalam lembaga terhormat. Sangat tidak pantas," paparnya.

Purnomosidi mengatakan masyarakat bisa menilai sendiri kapasitas dari subtansi pernyataan tersebut.

"Soal klarifikasi, silakan menilai sendiri. Kemarin ada aksi bela TNI, ini bukti masyarakat tidak terima dengan statement tersebut," ungkapnya.

Dia menyatakan, TNI tetap patuh dengan perintah atasan.

"Kapasitas saya adalah Komandan Korem, jadi harus siap melaksanakan perintah, termasuk dalam menyikapi persoalan ini," jelas Purnomosidi.

Pangdam kecam Effendi

Dibagian lain, Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Majen Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan anggota Komisi I Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan.

Panglima perang TNI AD untuk wilayah Papua ini menegaskan bahwa tak ada sifat gerombolan dari TNI karena institusi militer seperti TNI merupakan organisasi yang menjiwai dan dijiwai rakyat.

 

“Terkait adanya komentar bahwa prajurit TNI adalah gerombolan ormas, bahwasannya prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sejatinya punya satu komando, yaitu azas komando dalam operasi penggunaan kekuatan kita loyal pada Bapak Panglima TNI," tegas Mustafa dalam keterangan tertulis Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Senin (12/9/2022).

Jenderal bintang dua itu juga menyampaikan bahwa dalam hal pembinaan, prajurit loyal kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Ia menegaskan moril dan soliditas prajurit saat ini kuat dan tetap terjaga.

“Kita punya kekuatan yang kuat, apalagi prajurit Kodam XVII/Cenderawasih ini dalam tugas sehari-hari melaksanakan kedua tugas ini, yaitu penggunaan kekuatan dan pembinaan kekuatan," kata Mustafa.

Mustafa menambahkan, TNI merupakan alat dan pemersatu bangsa. Ia meminta semua pihak mengingat hal itu.

“TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD," pungkasnya.

Suruh Effendi Simbolon Minta Maaf

Sementara igtu Komandan Kodim 0623 Cilegon, Letkol Inf Ari Widyo Prasetyo menyebut pernyataan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon yang mengibaratkan TNI seperti 'gerombolan' telah melukai perasaan prajurit institusi tersebut.

Respons itu disampaikan Ari dan prajuritnya melalui sebuah video yang dibuat di Aula Markas Kodim 0623 Cilegon. Dalam video itu, Ari tampak berapi-api sembari menggebrak meja memprotes ucapan Effendi.

Ari membenarkan video itu memang sengaja direkamnya bersama para prajurit untuk merespons ucapan Effendi saat rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan jajarannya beberapa waktu lalu.

"Jadi video yang kami buat, saya Dandim 0623 Cilegon Letkol Infanteri Ari Widyo Prasetyo beserta seluruh jajaran keluarga besar Kodim 0623 Cilegon. Kami membuat video memang untuk merespons dari pernyataan ucapan yang disampaikan oleh kalau dibilang dia adalah pejabat, yaitu Effendi Simbolon Anggota Komisi I DPR RI. Di mana ada ucapan yang menurut kami itu menyakitkan," kata Ari yang dikutip Rabu (14/9).

Ia menganggap pernyataan Effendi menyakitkan bukan hanya bagi prajurit dan keluarga besar Kodim 0623 Cilegon, tapi seluruh prajurit TNI.

"Bukan kepada kami saja di Kodim 0623 Cilegon, tapi seluruh prajurit TNI karena dia mengatakan TNI itu adalah gerombolan dan juga disamakan dengan Ormas di dalam forum di mana dihadiri banyak pejabat," kata dia.

Isi Video Dandim Cilegon

Sebagai informasi, dalam video yang viral Dandim Cilegon bersama jajarannya menuding Effendi telah mengadu domba Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

 

"Kau, Effendi Simbolon melukai kami prajurit TNI. Kau adu domba pimpinan kami. Kau adu domba TNI. Kami seluruh prajurit TNI sakit hati. Kami sudah mengabdikan diri kami untuk NKRI, bekerja 24 jam 7 hari bekerja untuk NKRI ini. Kau bilang gerombolan, sungguh menyakitkan, Effendi Simbolon!" kata Ari dalam video itu.

Ari mengaku darahnya mendidih mendengar ucapan Effendi. Ia bersama dengan prajuritnya mengaku tidak terima dengan ucapan yang telah dilontarkan Effendi kepada TNI di dalam rapat Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa beberapa waktu lalu.

"Dari ujung barat pulau Jawa, kami dengar omonganmu, Effendi Simbolon, kau bilang pimpinan kami, Panglima TNI-KSAD, tidak harmonis, kau bilang TNI gerombolan seperti ormas. Kami tidak terima, darah kami mendidih!" ucapnya dikutip cnnindonesia.com.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar Effendi segera meminta maaf secara terbuka kepada seluruh prajurit TNI. Ari pun menegaskan seluruh unsur di TNI solid.

"Saya Dandim 0623 Cilegon bersama seluruh prajurit, PNS, keluarga besar Kodim Cilegon tidak terima ucapanmu. Kami di sini dari unsur paling rendah sampai paling tinggi, kami kompak dan solid. Jangan ganggu kami, jangan kau rusak lagi dengan omonganmu itu. Kami tunggu permintaan maaf kamu secara terbuka," ujarnya

Sementara itu Mabes TNI AD membantah ada instruksi khusus kepada para prajurit untuk merespons pernyataan Effendi Simbolon dalam rapat yang tak dihadiri KSAD Jenderal Dudung Abdurachman tersebut.

"Saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan hal tersebut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Kolonel Arh Hamim Tohari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (13/9).i.

"Mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, bukan cuma dari prajurit, bahkan dari masyarakat juga, atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan," imbuhnya.

Seperti diketahui pernyataan Effendi yang menyebut TNI seperti gerombolan ia sampaikan dalam rapat bersama di Komisi I DPR RI yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wamenhan Muhammad Herindra, dan kepala staf angkatan kecuali Dudung.

Awalnya, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.

Selanjutnya, Effendi menyoroti pihak yang tidak datang rapat. Padahal, Andika, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I. Effendi pun mempertanyakan apa yang sedang terjadi di tubuh TNI.

"Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?" ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).

Effendi mengatakan, selepas rapat pembahasan anggaran, perlu dilakukan rapat khusus yang menghadirkan semua petinggi TNI, termasuk Dudung.

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," ujar dia.***