Ghatib Beghanyut Ikhtiar Warga Halau Bala

SIAK (Surya24.com) - Ghatib Beghanyut merupakan ikhtiar dari masyarakat kabupaten Siak dahulu, dengan mohon doa kepada Allah SWT, agar dijauhkan dari musibah dan wabah penyakit. Tradisi ini, sudah ada sejak zaman kerajaan Siak, namun sempat hilang beberapa waktu, oleh Pemkab Siak tradisi ghatib beghanyut dijadikan iven tahunan. Hal tersebut di atas disampaikan Wakil bupati Siak Husni Merza saat membuka kegiatan ghatib beghanyut di halaman kantor LLASDP Siak, Rabu (21/9/2022) malam.

“Tradisi ghatib beghanyut ini, saya merasakan, karena  waktu saya kecil saya pernah ikut ayah saya. Sebenarnya ghatib ini ada dua, pertama ghatib beghanyut kita di kapal, ghatib berarak itu kita di jalan, kalau dulu berarak mulai dari kampung rempak, rombongan kami terima di Suak Santai dan kami antar ke Suak Lanjut itu ghatib berarak,”ujar Husni.

Lanjutnya, Ghatib Beghanyut merupakan kebiasaan masyarakat dulu di kemas dalam bentuk wisata religi dan ghatib beghanyut merupakan barisan budaya tak benda yang harus di angkat kembali. Ghatib Beghanyut berasal dari kata ghatib yang berarti dzikir, dan beghanyut yang berarti hanyut dengan menggunakan perahu. Ghatib beghanyut adalah suatu kegiatan dzikir di atas perahu dan berhanyut seiring arus sungai.

“Biasanya tradisi ini dilakukan ketika ada wabah penyakit yang melanda kampung, saya sempat berfikir juga kenapa ini dilakukan oleh orang tua-tua kita dahulu, setelah saya kaji-kaji dulu kan dokter cuman satu di Siak, selainya mantri, nah keterbatasan medis ini ini membuat orang-orang tua berfikir, kalau kita berharap dengan manusia terbatas orang yang bisa membatu. Yang namanya wabah penyakit hampir ke semua orang. Banyak yang kena sehingga tak tertampung Puskesmas, akhirnya apa yang teringat, ini ujian dari Allah SWT. Maka kita dekatkan diri kepada Allah, apa yang kita inginkan. Kita Ikhtiar Insyaallah Allah kabulkan, maka cara mendekatkan diri itu adalah berzikir,”urainya.

Ia menambahkan, bicara wabah saat ini sudah tidak ada, dan dokter pun bayak sekarang namun, Covid 19 sekarang sudah tidak ada, jika ada pun di kota-kota besar.”Yang kita kawatirkan sekarang virus HIV dan Narkoba ada LGBT ini wabah yang seakan-akan tak nampak oleh kita, tetapi dia meresap dengan pasti merusak generasi.

“Selain kita melestarikan tradisi yang baik dan pernah di wariskan oleh orang tua-tua kita, dan berharap kita semakin dekat ke pada Allah, dengan dekatnya kita kepada Allah, kita mohon Allah jaga negeri siak dari musibah dan wabah penyakit,”harpnya. 

Ketua Lembaga Adat Melayu Riau kabupaten Siak Wan Said menyampaikan Ghatib Beghanyut ini senjata yang ampuh bagi masyarakat melayu Siak, ini lah pedang perisai yang dapat menghalau bencana atau penyakit.

“Ritual ghatib beghanyut anak-anak dan para wanita tidak dilibatkan karena alasan keselamatan. Kita betul-betul mintak kepada Allah, agar bala bencana itu, kita buang ke laut lepas yang tak penghuninya, itulah hakikat ghatib beghanyut,”ucapnya.

Dari pantawan lapangan, cuaca sedikit mendung di sertai kilat, namun terlihat para Jemaah zikir antusias, tampak hadir tokoh agama dan masyarakat memakai baju gamis serba putih dan berkalung sorban putih, usai acara pelepasan satu persatu naik ke kapal ferry Putri Kayangan dan siap beranyut mengikuti arus Sungai Siak menuju Hulu Sungai. (rls)