Kisah Pilu Tragedi Kanjuruhan Bocah 10 Tahun Histeris Saksikan 5 Temannnya Meninggal Dunia

(Dok:SINDOnews)

MALANG (SURYA24.COM)- Irfan Arifuddin (10), hanya bisa berlari ke arah pintu keluar Stadion Kanjuruhan . Namun, langkahnya terhenti ketika tumpukan orang terhenti di gate 2.

"Saya tutupi kepala pakai jaket dan sembunyi di bawah kursi penonton," kata Ipan, panggilan akrabnya ketika ditemui di RSSA Malang, Minggu (2/10/2022).

Suara teriakan terdengar keras. Ia mulai menoleh ke belakang, mencari 5 temannya yang datang bersama untuk menyaksikan laga Arema melawan Persebaya.

Ia baru sadar kalau dirinya sendirian, 5 temannya tak ada di belakangnya. Ia pun mencoba untuk berdiri, menoleh ke belakang dan mengenali beberapa orang yang terhimpit di dinding.

Namun, upayanya tak tak membuahkan hasil. Ia terus panik ketika tak menemukan temannya. Ia mencoba untuk keluar dari pintu dan kembali mengarah ke sisi tribun.

Belum sampai langkahnya surut, ia langsung lemas. Di kejauhan dilihatnya teman-temannya tergeletak. Ia mendekat dan mencoba untuk menyelamatkan, namun ia langsung menangis dan berteriak ketika tahu teman-temannya tidak bernafas.

"Akeh yang korban anak-anak (banyak yang korban anak-anak, red)," jelasnya dikutip sindonews.com.

Korban meninggal dunia akibat insiden di Stadion Kanjuruhan Malang banyak mengalami luka dan memar di dada. Direktur Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang Dr dr Kohar Hari Santoso menuturkan, dari hasil identifikasi korban meninggal dunia yang ada di RSSA paling banyak luka di kepala dan dada.

"Bisa karena benturan dan himpitan," kata Kohar, Minggu (2/10/2022).

Ia melanjutkan, dari beberapa korban memang terlihat luka memar di kepala. Ada juga yang di dada serta di perut.

Pada insiden di Stadion Kanjuruhan Malang para suporter banyak yang berebut untuk keluar. Sehingga mereka berdesakan dan banyak yang terinjak-injak ketika berupaya untuk keluar. ***