Perilaku Aneh Penguin, Tinggallkan dan Tolak Erami Telur Pertama, Kenapa? Ini Penjelasannya

(Dok: Lloyd Davis Photography (lloyddavis.com) via PHYS)

JAKARTA (Surya24.com) - Ada perilaku yang cukup aneh dari penguin jambul tegak yang terancam punah. Penguin ini menolak untuk mengerami telur pertama dan lebih memilih telur kedua untuk dierami. Lantas apa alasan di balik perilaku aneh penguin jambul tegak itu?

Dilansir dari Phys, Kamis (13/10/2022), dari semua spesies penguin, penguin jambul tegak paling sedikit dipelajari. Hal ini berkaitan dengan tempat berkembang biak mereka, yakni di dua pulau terpencil di tenggara Selandia Baru, Antipodes dan Kepulauan Bounty.

Mengutip kompas.com, pada tahun 1998, Llyod Davis dari University of Otago di Selandia Baru bersama rekannya mengunjungi kedua pulau tersebut untuk mengamati kebiasaan kawin dan bertelur penguin. Lalu dalam studi barunya, Llyod kemudian menganalisis ulang data pengamatan secara ekstensif, sehingga dapat menjadi referensi untuk studi masa depan dan upaya konservasi penguin ini.

Dalam analisis terbarunya ini, peneliti menyebut perilaku aneh penguin jambul tegak terlibat dalam kebiasaan reproduksi yang disebut pengurangan mengerami, yang mana burung bertelur lebih banyak daripada yang bisa mereka erami. Telur pertama penguin jambul tegak berukuran lebih kecil sementara itu lima hari kemudian penguin akan bertelur telur kedua yang berukuran lebih besar.

Anehnya, Davis menemukan telur pertama biasanya hilang dari sarang sebelum atau tak berselang lama setelah telur kedua diletakkan. Induk penguin bahkan dengan sengaja memecahkan atau mengelurkan telur pertama dan setelah itu tak mengeraminya. Inkubasi stabil baru terjadi setelah induk penguin bertelur telur kedua.

Peneliti menyebut pula, penguin mempertahankan kebiasaan ini sejak nenek moyangnya. Lalu apa alasan salah satu jenis penguin terancam punah tersebut melakukan perilaku aneh tak mau mengerami telur pertamanya?

Para peneliti menduga bahwa penguin jambul tegak menolak telur pertama karena induk tak dapat memberi makan dua anak sekaligus. Telur kedua juga berukuran lebih besar sehingga memiliki peluang hidup yang lebih baik.

Telur pertama berukuran kecil karena mungkin terbentuk saat betina bermigrasi ke pulau sedangkan telur kedua yang terbentuk di darat memiliki lebih sedikit kendala, sehingga tumbuh lebih besar. Perilaku aneh ini juga disertai dengan fluktuasi kadar hormon yang mengejutkan.

Analisis sampel darah yang dikumpulkan dari penguin menunjukkan bahwa selama bertelur, penguin betina memiliki kadar testosteron setinggi penguin jantan.

Namun, kadar testosteron turun pada betina selama inkubasi dan meningkat pada jantan, yang dapat membantu jantan melindungi sarang dan menjaga betina yang mengerami dari intimidasi oleh burung lain. Penguin jambul tegak jumlah populasinya menurun tajam dalam 50 tahun terakhir.

Perubahan iklim berdampak negatif terhadap perkembangbiakan mereka di kepulauan Antipodes. Badai dan tanah longsor dalam beberapa dekade terakhir menyapu sebagian koloni dan membunuh penguin yang bersarang.

Selain itu, perubahan laut di sekitar pulau juga turut menjadi penyebab turunnya populasi penguin. "Penguin jambul tegak terancam punah namun hanya sedikit yang diketahui tentang mereka. Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan lebih banyak penelitian dari spesies yang luar biasa ini," tulis peneliti dalam makalah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.***