Dekranasda Siak, bekerjasama dengan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja menggelar Pelatihan Teknik Ecoprint di Gedung Wanita Siak Sri Indrapura
SIAK (Surya24.com) -Kegiatan tersebut terlaksana atas dukungan CSR PT TGI RO III Pekanbaru dan mendatangkan Instruktur dari Yogyakarta, Dina Isfandiary, yang berlangsung dari tanggal 17-19 Oktober 2022.
Bupati Siak, Alfedri saat membuka pelatihan yang diikuti 15 peserta dari tujuh kecamatan tersebut. Kata dia, hal ini sangat baik dalam meningkatkan perekonomian pengrajin makanya perlu diapresiasi Distransnaker Siak yang memfasilitsi pelatihan.
'Ini termasuk program strategis kami dalam memberdayakan ekonomi kreatif dan usaha mikro kecil menegah. Karena kami menatgetkan 1000 UMKM per tahun termasuk ekraf," sebutnya. .
Dia berharap setelah pelatihan ini ada pengembangan dan pemasarannya, agar Batik motif Siak lebih memasyarakat. Pihaknya sebagai pemerintah telah mengharuskan pengadaan barang dan jasa menggunakan produk lokal sehingga batik memanfaatkan peluang tersebut.
Sementara itu, Kapala Distransnaker Siak, Amin Budyadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa ini adalah pelatihan kedua tentang batik. Sebelumnya sudah dilaksanakan juga pelatihan batik tulis beberapa waktu lalu dengan narasumber yang sama.
"Pelatihan 'Ecopirint' ini dukungan dari tanggungjawab sosial perusahaan PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) RO III Pekanbaru. Ecopirint merupakan teknik membatik menggunakan bahan alami tumbuhan, bisa daun dan bunga serta medianya tidak hanya kain, tapi kulit, kanvas keramik, dan gelas," ujarnya.
Teknik ini lanjutnya ramah lingkungan dan termasuk dalam kategori pekerjaan "green job" karena berkontribusi masuk untuk pelestarian lingkungan. Distransnaker Siak tambahnya telah melakukan pelatihan kepada 883 tenaga kerja dengan 17 persen bersimber dari perusahaan, 19 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Siak dan selebihnya dari APBN.
Ketua Dekranasda Siak, Rasidah menyampaikan peminat pelatihan ini sangat banyak namun karena keterbatasan bahan baku hanya 15 yang bisa diikutsertakan.
Ia berharap, di lain kesempatan ada perusahaan lain yang berniat membantu.
"Sebagai tindaklanjut saya juga undang PKK kecamatan dan kampung (desa) agar menyampaikan kepada camat dan penghulu (kepala desa) untuk mendukung anggotanya yang ikut pelatihan agar bisa berkelanjutan karena Batik ini industri kreatif yang punya saya saing dan nilai jual tinggi," ucapnya.
Narasumber pelatihan ini, Dina Isfandiary secara singkat menjelaskan bahwa Teknik Ecoprint adalah mencari jejak daun atau bunga yang diaplikasikan ke dalam kain. Caranya ada dua yakni dengan "pounding" atau dipukul dengan palu dan "blanket", namun untuk pemula teknik yang pertama dulu.
"Semua jenis daun dan bunga bisa dijadikan cetaknya, tapi yang bagus yang meninggalkan jejak yang kuat yakni yang getahnya kuat seperti daun jati. Untuk mengetahui daun itu bisa 'ecoprint' coba dimasukkan ke air putih dalam gelas dan kalau berubah warna itu bisa," jelasnya.
Manajer PT TGI RO III Pekanbaru, Antonius Totok berharap pelatihan bisa berjalan lancar dan manfaanya bisa dirasakan. Pihaknya akan selalu mendukung kegiatan yang berpotensi untuk menggali potensi masyarakat melalui dana tanggungjawab sosial perusahaannya. (rls)