KISAH NYATA MUALAF! Tentara Itu Masuk ke Masjid Membawa Bom, Tapi Calon Korbannya Malah Mengubah Hidupnya

(©courtesy Gabi Porter/CNN)

JAKARTA (SURYA24.COM) JAKARTA - Segera setelah anggota Islamic Center di Muncie, Indiana, Amerika Serikat (AS) melihat pria tersebut mendatangi mereka, mereka tahu dia bermasalah.

Dia seorang pria besar dengan bahu yang lebar, berjalan menuju masjid dengan kepala tertunduk dan wajahnya merah padam seperti menyimpan kemarahan yang siap meledak. Hari itu adalah hari Jumat dan masjid dipenuhi jemaah yang bersiap melaksanakan salat Magrib.

Pria bertato itu adalah Richard “Mac” McKinney. Dia berada di masjid itu bukan untuk beribadah melainkan berniat untuk menghancurkan tempat suci tersebut.

Melansir meredeka.com, Mac adalah mantan anggota Angkatan Laut AS yang membenci Islam sejak bertempur di Irak dan Afghanistan. Kebencian dan kemarahannya semakin mendalam ketika dia pulang kampung ke Muncie dan melihat banyak Muslim di kotanya.

Tidak bisa menghentikan kemarahannya, dia mendatangi Muncie Islamic Center pada hari Jumat di tahun 2009 itu yang dia sebut sebagai misi terakhirnya. Dia akan memasang bom di masjid itu dengan tujuan membunuh atau melukai ratusan warga Muslim.

Dia sedang mengamati lokasi di mana dia akan meletakkan bomnya sekaligus mengumpulkan informasi intelijen untuk mendukung asumsinya bahwa Islam adalah ideologi kejam.

"Saya mengatakan kepada orang-orang bahwa Islam adalah kanker dan saya seorang dokter bedah yang akan mengobatinya," ujarnya, dikutip dari CNN, Senin (10/10).

Tapi ketika Mac memasuki masjid, sesuatu terjadi dan dia tidak menyangka itu yang mengubah jalan hidupnya. Orang-orang yang tadinya ingin dia bunuh justru menyelamatkan nyawanya.

Apa yang terjadi saat itu terdengar seperti adegan dalam film, tapi begitulah kenyataannya. Transformasi McKinney itu diangkat menjadi film pendek dokumenter berjudul "Stranger at the Fate". Film yang memenangkan penghargaan khusus juri di Festival Film Tribeca 2022 itu mengangkat kisah McKinney yang menghentikan rencananya dan akhirnya memeluk Islam.

Kepada CNN, McKinnet mengatakan dia berpikir pada hari kunjungannya ke masjid itu akan berakhir dengan kematiannya.

Sore itu, beberapa anggota masjid melangkah maju dan melucuti senjata McKinney dengan beberapa pilihan cerdas yang mungkin telah menyelamatkan hidup mereka.

Mohammad S Bahrami, warga Afghanistan dan salah satu pendiri Islamic Center justru datang memeluknya dan menangis.

McKinney juga terkesan dengan kebaikan dan kerahaman istri Mohammad S Bahrami, Bibi Bahrami, yang juga diberi julukan "Ibu Teresa" oleh komunitas Muslim di Muncie. Saat itu, Bibi Bahrami mengundang McKinney ke rumahnya dan menyiapkan hidangan lezat masakan Afghanistan. McKinney memakan dengan lahap hidangan tersebut.

Setelah itu, McKinney tetap mengunjungi Bahrami dan warga lainnya di Islamic Center. Dia membaca Alquran. Dia menjalin persahabatan. Komunitas Muslim menerimanya dengan baik.

Delapan bulan setelah kunjungan awal McKinney ke masjid Islamic Center itu, dia memeluk Islam. Dia bahkan menjabat dua tahun sebagai Presiden Islamic Center Muncie.

Kini, McKinney bukan lagi orang asing yang berdiri di gerbang masjid. Dia telah menemukan ikatan persaudaran di sana, bukan dalam panasnya pertempuran, tapi dalam keyakinan. ***