Kisah Bu Ngati yang Kebal Bisa Ular, Digigit Ular Hitam Bagaimana Kelanjutannya?

(Dok: Harian Merapi/Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Warga dusun Pagerdadap dan sekitarnya tahu jika Bu Ngati adalah seorang yang punya kelebihan. Dia kebal terhadap gigitan ular jenis apa pun.

Baik yang berbisa mau pun yang tidak. Ilmu menaklukkan ular dia dapat dari Mbah Kasido.

Dengan ilmunya tersebut semua jenis ular tak akan mempan jika menggigit Bu Ngati.

Ilmu yang langka itu dia pergunakan untuk hal positif. Banyak orang sakit datang kepadanya berhasil disembuhkan dengan ramuan obat yang dibuat dari darah, minyak, mau pun daging ular.

Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh Bu Ngati, yaitu hari pantang.

Oleh gurunya dia dipesan wanti- wanti, pada hari Selasa Pon dilarang keras bersinggungan dengan segala jenis ular.

Kendati hanya memegang atau mengelus ular.

 

“Ing dina Selasa Pon kowe aja cedhak karo ula, bisa dicokot. Kurang bejane nyawamu katut”, begitu pesan Mbah Kasido.

Kala itu adalah hari Senin Paing. Menjelang Maghrib seorang tamu datang tergopoh- gopoh dengan muka pucat. Minta tolong kepada Bu Ngati.

“Tolong, Bu. Kamar tidur saya kemasukan ular kobra. Anjing kesayangan saya mati digigit. Saya kawatir sekali ular itu akan menggigit yang lainnya”, ujarnya.

Bu Ngati tidak kuasa menolak permintaan itu. Tanpa berfikir panjang dia pun bersedia ketika tamu itu menggandengnya dan membawa masuk ke mobilnya.

Rupanya Bu Ngati saat itu fikirannya sedang blank. Tidak ingat jika sore itu adalah hari Senin Paing.

Waktu sudah menunjuk jam enam lebih. Menurut hitungan Kejawen, saat itu sudah masuk hari Selasa Pon.

Dan itu merupakan hari pantang baginya. Sesampai di rumah tamunya, Bu Ngati segera diajak masuk ke ruang kamar tidur.

Memang benar. Di pojok kamar tidur, di kolong ranjang, terdapat ular berwarna hitam, panjang kira- kira satu meter.

 

 

Tanpa ragu ular kobra dengan posisi mlungker itu akan dia tangkap.

Tidak disangka tidak dinyana. Begitu ular berwarna hitam mengkilat itu terpegang, langsung mematuk tangan Bu Ngati.

Hanya dalam hitungan menit tubuh Bu Ngati kejang- kejang dan...ambruk di lantai.

Bersegera tamu Bu Ngati tersebut melarikan Bu Ngati ke rumah sakit terdekat untuk menyelamatkan nyawanya.

Namun Tuhan berkehendak lain. Belum sampai ke gerbang Rumah Sakit Bu Ngati sudah menghembuskan nafas terakhirnya. - Semua nama samaran. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *