INSIDEN MENGERIKAN! Ujung Kemaluan Bocah di Riau Ini Putus saat Ikuti Sunat Massal Banda, Kok Bisa?

(Foto: SINDOnews/Ilustrasi)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Insiden mengerikan dialami seorang bocah berusia 10 tahun di Cerenti, Kabupaten Kuansing , Riau. Dia harus kehilangan kemaluannya saat mengikuti sunatan massal karena kelalaian petugas.

"Kita sempat menanganinya, tapi karena kondisinya anak berusia 10 tahun itu, kita rujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru," kata Direktur RSUD Taluk Kuantan, Kuansing Irvan Husen kepada SINDOnews, Selasa (20/11/2022).

Dikutip dari sindonews.com, informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi saat korban mengikuti sunatan massal di sebuah klinik pada 18 Desember 2022. Pemilik klinik pun melakukan sunat dengan beberapa nakes (tenaga kesehatan). Saat sunatan itulah, diduga karena lalai, petugas salah memotong alat kemaluan. Akibatnya, ujung kemaluan bocah malang itu putus. Setelah kejadian itu, khitanan massal pun dihentikan.

Korban sempat dilarikan ke Puskemas, kemudian dirujuk ke RSUD Taluk Kuantan. Pihak RSUD Kuanyan tidak sanggup dan merujuk ke Pekanbaru. "Pihak kita tidak sanggup menanganinya. Jadi dia dirujuk ke RSUD Arifin Achmad beserta apanya itu (ujung kemaluan)," imbuhnya.

Ulang Tahun Anak

Kapolsek Cerenti, Iptu Irwan Fikri membenarkan insiden itu. Dia pun langsung mengecek ke lokasi ketika mendapatkan informasi.

"Pemberitahuan ke kita memang tak ada, izin keramaian tidak ada juga. Ini kami di lokasi dan kejadian tersebut benar," kata Irwan kepada detikSumut, Selasa (20/12/2022).

Menurut dia, kegiatan sunat massal digelar pemilik klinik Harapan Bunda dalam rangka perayaan ulang tahun anaknya. Saat itu ada 93 orang anak yang ikut mendaftar.

"Keterangan sementara kejadian ini saat perayaan ulang tahun anak dari si pemilik klinik. Klinik ini milik pribadi, jadi ya dalam rangka ulang tahun anak dibuatlah sunat massal gratis, ada 93 orang daftar," jelasnya.

Hasil pemeriksaan sementara diketahui kemaluan korban terpotong di bagian kepala. Namun saat ini sudah dibawa ke rumah sakit di Pekanbaru.

"Yang kena (potong) ujungnya. Tetapi pasti bagaimana masih kami dalami karena kan korban sudah dibawa ke RS di Pekanbaru," kata Kapolsek.

Irwan menjelaskan sebelum disunat, orang tua anak telah membuat surat persetujuan. Bahkan, kemaluan anak yang terpotong adalah ujung kepala dari kemaluannya.

"Sebelum sunat itu ada surat persetujuan orang tua dan didampingi. Kalau kondisi terpotong di bagian kepala terpotongnya. Jadi kalau sunat kan kulit dipotong, untuk ini kepala ujungnya kena gunting," jelasnya.

Untuk sunat massal yang diadakan klinik Harapan Bunda sendiri yang terdaftar 93 anak. Namun dalam pelaksanaan hanya ada 84 anak yang selesai disunat karena ada insiden.

"Kita sudah konfirmasi kepada pihak klinik yang sudah disunat ada 84 orang. Korban ini setelah kejadian terpotong masih tetap berlanjut acara," katanya.

Dalam sunat massal sendiri ada 2 dokter yang terlibat. Seorang dokter bekerja di Puskesmas Cerenti dan satu dokter lain merupakan dokter tetap di Klink Harapan Bunda yang semuanya telah memiliki izin resmi.

"Dokter ada dua orang. Dari Puskesmas Cerenti sama dokter di klinik Harapan Bunda itu sendiri. Untuk perizinan semua sudah kami cek dan semuanya lengkap. Semua izin-izin mereka pampangkan juga di depan klinik, hanya pas acara saja tidak kasih tahu," katanya.

Terkait insiden itu, polisi mengaku masih menunggu kepastian dari korban dan juga pemilik klinik. Sebab korban saat ini masih dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Pekanbaru didampingi pemilik klinik.***