Andi Sinulingga Sebut Pemimpin yang Sibuk Cawe-cawe Siapkan Pengganti Biasanya Punya Masalah: PDIP Berpotensi Usung Puan, Pengamat Bilang Ganjar Lebih Menonjol Kalau jadi Ketum PSI

Aktivis kolaborasi warga Jakarta, Andi Sinulingga

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Seorang presiden yang akan lengser di negara demokrasi seharusnya memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memilih pemimpin baru tanpa intervensi.

Aktivis kolaborasi warga Jakarta, Andi Sinulingga memandang, seorang pemimpin yang sibuk mengurusi calon penerusnya disinyalir memilikili agenda terselubung.

"Pemimpin yang sibuk cawe-cawe untuk mencari sosok penggantinya itu biasanya pemimpin yang banyak menyimpan masalah di masanya," kata Andi Sinulingga sembari menautkan pemberitaan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat (13/1).

Dikutip dari rmol.id, dalam tautan yang dibagikan Andi Sinulingga, SBY berbicara soal pengalamannya yang tidak mempersiapkan sosok penerus saat mengakhiri periode kedua sebagai presiden. Hal itu dilakukan SBY demi regenerasi pemimpin secara alamiah.

"Yang muda diberi kesempatan. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Kita terima siapa pun yang dipilih rakyat," kata SBY.

Jadi Ketum PSI

Sementara itu pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 PDIP yang tak menyinggung nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan sinyal kuat bahwa tiket capres 2024 akan jatuh ke Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, Ganjar akan lebih bersinar apabila pindah ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pasalnya, PSI yang secara percaya diri mengusung Ganjar Pranowo meskipun pada akhirnya meminta maaf kepada Megawati karena tidak memahami mekanisme rekrutmen di PDIP. Mengaku sebagai “adik” dari PDIP, PSI secara legowo meminta bimbingan untuk lebih baik lagi ke depannya.

“Ganjar dalam situasi itu tidak ada, jika memang hendak mendapatkan peluang yang lebih pasti, ada baiknya ia pindah partai. Meskipun tidak menjamin juga soal keterusungannya, tetapi dengan pindah partai Ganjar akan menonjol di partai baru, semisal PSI yang selama ini gencar dukung Ganjar,” kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/1).

Dedi menambahkan, memang hingga kini PDIP belum memberikan kejelasan tokoh mana yang akan diusung untuk Pilpres 2024. Bahkan secara rasional PDIP memberi tanda jika Pemilu dan Pilpres 2024 belum tentu ada.

“Bukan tidak mungkin kepercayaan diri Megawati untuk tidak tergesa-gesa bangun koalisi juga tentukan capres, karena ia tahu Pemilu dan Pilpres 2024 tidak ada,” pungkasnya.***

Sumber: rmol.id